Mobil Listrik Honda e Tak Akan Dijual di Indonesia, Kenapa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Honda Prospect Motor (HPM) menyatakan tidak akan menjual mobil listrik Honda e di Indonesia. Mobil ini hanya sekadar diperkenalkan saja.
Sales & Marketing and Aftersales Director PT HPM Yusak Billy mengatakan tak akan menjual Honda e di Indonesia. Salah satu alasannya, karena mobil listrik tersebut sudah disuntik mati oleh prinsipal di Jepang.
“Honda e sudah disuntik mati di Jepang. Honda e tidak kita jual, kita mengenalkan. Kita gunakan untuk studi. Banyak yang nanya dijual enggak? Tidak dijual,” kata Billy kepada wartawan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Billy menegaskan Honda secara global memiliki lini elektrifikasi yang luas dan hanya perlu menentukan mana yang cocok untuk pasar Indonesia. Oleh sebab itu, HPM akan sangat hati-hati dalam memilih model yang akan dibawa agar bisa diterima dengan baik.
“Kan ada e:N1, nanti akan keluar e:N2, di Amerika juga ada. Macam-macam lah ya itu. Iya, makanya di Indonesia kan tadi belum bisa diomongin sekarang ya mau dibawa atau tidak. Kalau introduction mungkin bisa saja tapi kalau ekspansi kan yang berat,” tuturnya.
Sebagai informasi, saat ini Honda baru memperkenalkan Honda e sebagai koleksi mobil listrik mereka di Indonesia. Mobil tersebut sukses menarik perhatian masyarakat Tanah Air karena desainnya yang kompak.
Honda e dibekali baterai berkapasitas 35,5 kWh yang diklaim dapat menempuh jarak hingga 220 km dalam sekali pengisian daya penuh. Pengisian baterai dari 0-80 persen bisa dilakukan dalam waktu 30-36 menit dengan tipe Mennekes 2 dan CCS 2.
Motor listrik penggerak berada di belakang yang mampu menghasilkan tenaga 151,8 hp dan torsi puncak 315 Nm. Untuk menempuh 0-100 km/jam dibutuhkan waktu kurang dari 9 detik menggunakan mode berkendara Sport. Di Eropa , Honda e dipasarkan mulai 35.000 Euro atau sekitar Rp591 jutaan yang membuat mobil listrik ini cukup laris.
Sales & Marketing and Aftersales Director PT HPM Yusak Billy mengatakan tak akan menjual Honda e di Indonesia. Salah satu alasannya, karena mobil listrik tersebut sudah disuntik mati oleh prinsipal di Jepang.
“Honda e sudah disuntik mati di Jepang. Honda e tidak kita jual, kita mengenalkan. Kita gunakan untuk studi. Banyak yang nanya dijual enggak? Tidak dijual,” kata Billy kepada wartawan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.
Billy menegaskan Honda secara global memiliki lini elektrifikasi yang luas dan hanya perlu menentukan mana yang cocok untuk pasar Indonesia. Oleh sebab itu, HPM akan sangat hati-hati dalam memilih model yang akan dibawa agar bisa diterima dengan baik.
“Kan ada e:N1, nanti akan keluar e:N2, di Amerika juga ada. Macam-macam lah ya itu. Iya, makanya di Indonesia kan tadi belum bisa diomongin sekarang ya mau dibawa atau tidak. Kalau introduction mungkin bisa saja tapi kalau ekspansi kan yang berat,” tuturnya.
Sebagai informasi, saat ini Honda baru memperkenalkan Honda e sebagai koleksi mobil listrik mereka di Indonesia. Mobil tersebut sukses menarik perhatian masyarakat Tanah Air karena desainnya yang kompak.
Honda e dibekali baterai berkapasitas 35,5 kWh yang diklaim dapat menempuh jarak hingga 220 km dalam sekali pengisian daya penuh. Pengisian baterai dari 0-80 persen bisa dilakukan dalam waktu 30-36 menit dengan tipe Mennekes 2 dan CCS 2.
Motor listrik penggerak berada di belakang yang mampu menghasilkan tenaga 151,8 hp dan torsi puncak 315 Nm. Untuk menempuh 0-100 km/jam dibutuhkan waktu kurang dari 9 detik menggunakan mode berkendara Sport. Di Eropa , Honda e dipasarkan mulai 35.000 Euro atau sekitar Rp591 jutaan yang membuat mobil listrik ini cukup laris.
(msf)