Truk China Banjiri Indonesia, Fuso: Konsumen Pertimbangkan Aftersales

Sabtu, 16 Maret 2024 - 13:21 WIB
loading...
Truk China Banjiri Indonesia, Fuso: Konsumen Pertimbangkan Aftersales
Mitsubishi Fuso mengakui pabrikan truk China menjadi tantangan. Foto: ist
A A A
JAKARTA - Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita menyayangkan banyaknya truk impor asal China yang beroperasi di Indonesia. Padahal, ada banyak produsen truk yang memiliki pabrik di Tanah Air yang mampu menyuplai kendaraan dengan spesifikasi serupa. Menurut Agus, truk impor asal China saat ini membanjiri tambang-tambang di Maluku dan Sulawesi.

Lalu, bagaimana dengan pabrikan Jepang yang selama ini merajai pasar? Aji Jaya, Sales & Marketing Director PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB) mengatakan pihaknya tak terganggu dengan hal tersebut. Sebab, ia menganggap konsumen memiliki banyak pertimbangan sebelum melakukan pembelian.

“Apakah dengan maraknya kendaraan impor itu akan menjadikan persaingan? Kita akui iya. Tapi kami yakin konsumen akan mempertimbangkan banyak hal saat melakukan pembelian,” kata Aji Jaya di Jakarta Timur, Kamis (14/3/2024).

Aji mengatakan strategi Mitsubishi Fuso untuk mempertahankan gelar sebagai market leader di segmen kendaraan komersial adalah memperkuat aspek aftersales. Hal ini diklaim memberi kepercayaan konsumen akan produk Fuso.

Fuso sendiri juga bakal memperluas jaringan penjualan yang saat ini ada 222 diler yang dilengkapi fasilitas bengkel. Menurutnya, persaingan pelayanan purna jual menjadi kunci ketika konsumen menentukan pilihan.

“Kehadiraan kendaraan impor memang secara aktual membuat kompetisi kendaraan niaga jadi lebih banyak. Tapi tentunya kami percaya bahwa konsumen kendaraan niaga ini saat berinvestasi mereka akan mempertimbangkan banyak hal saat memutuskan pembelian, salah satunya adalah pelayanan aftersales,” ujarnya.

Sekadar informasi, tahun lalu penjualan kendaraan komersial mengalami penurunan yang diakibatkan sejumlah faktor. Salah satu yang terbesar adalah menjelang tahun politik yang membuat pengusaha menahan diri dalam mengembangkan usahanya.



Selain itu, sejumlah harga komoditas yang menurun juga menjadi penyebab penjualan kendaraan komersial lebih rendah dibandingkan 2022.

“Beberapa pebisnis cenderung berhati-hati dalam investasi. Di segmen niaga, ada beberapa kontributor (penjualan); mining, plantation, manufaktur,
konstruksi dan logistik dan yang terakhir, lain-lain. Dari sektor sektor bisnis tersebut yang masih saat ini memberikan kontribusi besar pada penjualan niaga adalah sektor logistik,”ungkapAji.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.8292 seconds (0.1#10.140)