3 Tipe Rest Area di Indonesia, Kenali Perbedaannya agar Tak Salah Masuk

Rabu, 03 April 2024 - 11:00 WIB
loading...
3 Tipe Rest Area di Indonesia, Kenali Perbedaannya agar Tak Salah Masuk
Rest Area terbagi menjadi 3 tipe sesuai dengan fasilitas yang dimiliki. (Foto: Jasa Marga)
A A A
JAKARTA - Rest area mendadak menjadi megnet banyak orang di musim mudik Lebaran 2024. Betapa tidak, perjalanan jauh ke kampung halaman via tol pasti mampir ke tempat ini untuk melepas lelah sesaat. Berdasarkan jenisnya, tipe rest area di Indonesia di bagi menjadi tiga, apa saja?

Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR menjelaskan rest area diatur dalam Peraturan Menteri PUPR No 10 Tahun 2018 Tentang Tempat Istirahat dan Pelayanan pada Jalan Tol. Rest Area terbagi menjadi 3 Tipe A, B, dan C sesuai dengan fasilitas yang tersedia di dalamnya.

Disebutkan bahwa rest area bukan hanya sebagai tempat singgah istirahat ketika lelah berkendara. Di dalamnya juga disajikan bermacam etalase produk lokal dan pengembangan wilayah sekitarnya.

Dilihat dari cakupan luas dan fasilitas yang tersedia, rest area tipe A, memiliki area lebih luas dan memiliki fasilitas umum yang lengkap. Yaitu ATM, Toilet, SPBU, klinik kesehatan, bengkel, minimarket, musala, kios, tempat parkir, ruang terbuka hijau hingga restoran. Rest area tipe A mampu menampung sekitar 700 kendaraan.

Kemudian rest area tipe B, memiliki area yang lebih kecil dibandingkan tipe A serta tidak memiliki SPBU. Untuk fasilitas rest area yang disediakan meliputi ATM center, toilet, warung atau kios, minimarket, musala, restoran, ruang terbuka hijau, dan tempat parkir. Tempat parkir rest area ini hanya mampu menampung puluhan kendaraan.



Selanjutnya untuk rest area tipe C, memiliki area paling kecil antara dua tipe A dan B meliputi toilet, warung atau kios, musala, dan sarana tempat parkir yang bersifat sementara. Bahkan terkadang fasilitas rest area Tipe C hanya dioperasikan pada saat-saat tertentu seperti saat libur panjang, libur hari raya, dan lain sebagainya.

Di Tol Trans Jawa yang membentang dari Banten hingga Probolinggo, Jawa Timur, sepanjang 1.167 km terdapat sekitar puluhan rest area, dengan jarak yang telah diatur untuk memberikan kenyamanan pengguna tol. Cara mudah menemukan rest area ini adalah dengan melihat rambu yang terpasang di sepanjang jalan tol. Cara lainnya adalah menggunakan aplikasi peta digital seperti Google Maps, Waza, Apple Maps, HERE WeGo, Yandex Maps dan MAPS.Me.

Selama musim mudik Lebaran 2024 pemerintah telah mengimbau para pengguna jalan tol untuk hanya istirahat selama 30 menit di rest area untuk menghindari penumpukan kendaraan serta tersendatnya arus lalu lintas.

“Kami mengimbau pengguna jalan untuk tidak berlama-lama di rest area, maksimal 30 menit, untuk bisa bergantian dengan pengguna jalan lainnya. Kami juga imbau pengguna jalan untuk membawa perbekalan maupun dapat melakukan take away makanan di rest area. Jika rest area penuh, kami ingatkan kembali untuk bisa menggunakan rest area berikutnya baik di rest area yang ada di dalam maupun di luar jalan tol yang dekat dengan akses keluar maupun masuk jalan tol serta manfaatkan posko layanan kesehatan di rest area jika memerlukan pengecekan kesehatan saat melakukan perjalanan jauh,” kata Direktur Utama PT Jasamarga Related Business (JMRB) Denny Abdurachman melalui siaran pers.

Dalam kesempatan ini, Denny juga menegaskan pihaknya berkomitmen meningkatkan pelayanan dan fasilitas di seluruh Rest Area yang dikelola dan dimonitor di ruas Jasa Marga Group. PT JMRB akan memastikan 59 Rest Area dan 2 Rest Area Fungsional yang dikelolanya dapat mendukung kelancaran arus mudik dan balik Hari Raya Idul Fitri 1445 H/Tahun 2024 secara prima untuk mewujudkan kenyamanan berkendara dan pengalaman mudik ceria penuh makna.



Denny menyampaikan PT JMRB menyiapkan sejumlah skema rekayasa lalu lintas dan pengaturan flow kendaraan masuk dan ke luar rest area, termasuk juga memaksimalkan kapasitas kantong parkir kendaraan seiring dengan peningkatan arus lalu lintas di jalan tol pada periode arus mudik dan balik Idul Fitri 1445 H/Tahun 2024.

"Untuk mengantisipasi peningkatan arus lalu lintas di Rest Area Travoy yang juga berpotensi menyebabkan antrean ke jalur utama jalan tol, sesuai dengan diskresi Kepolisian kami akan memberlakukan rekayasa buka-tutup rest area untuk mengurai kepadatan serta berkoordinasi dengan pengelola ruas jalan tol dan PT Jasamarga Tollroad Operator (JMTO) selaku anak usaha Jasa Marga di bidang pengoperasian jalan tol. Kami juga akan mengatur flow kendaraan masuk dan keluar rest area serta menyiagakan petugas pengatur lalu lintas dan menyiapkan rambu-rambu portable," ujar Denny.

Denny menambahkan, PT JMRB juga akan mengoptimalkan teknologi pemantauan kepadatan kendaraan di rest area melalui Rest Area Management System (RAMS) yang terdapat pada super app Jasamarga Integrated Digitalmap (JID) yang digunakan oleh petugas Jasa Marga serta terintegrasi dengan Dynamic Message Sign (DMS) di lajur jalan tol dan aplikasi Travoy yang dapat diakses langsung oleh pengguna jalan.

"Dengan melihat kapasitas parkir yang terdapat di DMS dan juga memantau kondisi lalu lintas secara real time di aplikasi Travoy, pengguna jalan dapat mengatur perjalanan dan memutuskan untuk tetap masuk ke rest area terdekat atau ke rest area selanjutnya. Kami juga mengimbau pengguna jalan untuk tidak memaksakan berhenti di rest area yang terpantau padat dan mematuhi arahan petugas pengatur lalu lintas serta mencari alternatif keluar jalan tol sejenak untuk mencari tempat istirahat sebelum melanjutkan perjalanan melalui jalan tol," kata Denny.

Denny menyampaikan, pengguna jalan tidak perlu khawatir jika harus keluar jalan tol di tengah perjalanan mudiknya, terutama untuk perjalanan menerus di sepanjang Jalan Tol Trans Jawa. Hal ini karena tarif di seluruh ruas Jalan Tol Trans Jawa dikenakan berdasarkan jarak yang ditempuh sehingga tidak perlu ada kekhawatiran membayar tarif sebanyak dua kali karena harus keluar dan masuk kembali ke jalan tol.

“Untuk itu kami mohon kerja sama pengguna jalan untuk tidak lagi memaksakan parkir di bahu jalan di sekitar rest area yang ditutup karena padat. Dengan seperti ini, kapasitas lajur jalan tol semakin berkurang sehingga makin padat," tuturnya.

Jasa Marga bersama Pertamina juga berkolaborasi untuk memastikan kecukupan Bahan Bakar Minyak (BBM) pengguna jalan di SPBU rest area, salah satunya dengan menyediakan SPBU Modular di 14 lokasi rest area yang beberapa di antaranya telah dilakukan penyesuaian perubahan sistem dispenser SPBU solar menjadi pertamax. Tidak hanya SPBU, Jasa Marga juga menambah hampir tiga kali lipat jumlah Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU) di Rest Area Jasa Marga Group.

"Jumlah SPKLU di rest area Jasa Marga saat ini mencapai 49 titik, yang sebelumnya hanya 17 titik. Sebelas di antaranya telah di upgrade dari normal charging ke fast charging sehingga untuk kendaraan listrik tipe tertentu dapat terisi optimal dengan waktu pengisian selama 30 menit. Saat mengisi daya baterai, pengguna jalan dapat menikmati sejumlah fasilitas dan layanan di rest area,” kata Denny.

Jasa Marga bersama stakeholder lainnya juga menyelenggarakan 29 posko kesehatan di sejumlah rest area yang akan membantu pengunjung untuk melakukan pengecekan kesehatan selama perjalanan, hingga penambahan toilet fungsional sebanyak 599 bilik. Kecukupan air bersih juga dipastikan dengan menambah pasokan air bersih di toilet dan sarana ibadah, penambahan petugas pengatur lalu lintas hingga 141 personel guna mempercepat penanganan rekayasa lalu lintas dan flow kendaraan, serta petugas keamanan yang bersiaga selama 24 jam yang membuat pengunjung dapat beristirahat dengan nyaman di rest area.

Jasa Marga juga akan mengalihkan fungsi toilet pria menjadi toilet wanita karena antrean panjang cenderung terjadi di toilet wanita dan toilet pria nantinya akan menggunakan toilet fungsional.
(msf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2189 seconds (0.1#10.140)