Diprediksi Meluncur di Indonesia, Ini Tujuan Yamaha Pakai Mesin Turbo
loading...
A
A
A
JAKARTA - Yamaha I ndonesia disinyalir akan meluncurkan motor Turbo pekan depan hal ini terkuak usai teaser motor tersbut muncul akun sosial media resmi Yamaha.
Namun hingga berita ini ditayangkan pihak Yamaha Indonesia belum mengeluarkan pernyataan resminya.
Penggunaan turbocharger pada mesin untuk menekan emisi gas buang sekaligus mengurangi konsumsi BBM sudah menjadi salah satu kewajiban di pabrikan mobil.
Selain dua hal tersebut di atas, turbocharger memberi keuntungan dari sisi keluaran tenaga besar meski kapasitas mesin kecil.
Namun pemanfaatan turbocharger belum diadopsi oleh pabrikan motor. Dan baru-baru ini Yamaha dilaporkan tengah memulai pengembangan turbocharger untuk sepedamotor serta akan menjadi sumber tenaga di model-model masa depan mereka.
Sejatinya, para insinyur Yamaha sendiri sudah memulai project pengembangan mesin turbo ini sejak 2017.
Dan jauh sebelumnya, pada 1982-1984 Yamaha sendiri pernah punya mesin 4 silinder turbocharged XJ650 berkapasitas 653cc bertenaga 90 hp pada 9.000 rpm.
Untuk pengembagan kali ini, perusahaan sepedamotor berlambang garpu tala tersebut kabarnya memulai eksperimennya ini dengan tata letak turbo pada mesin.
Memiliki dimensi yang lebih kecil, penempatan turbo pada mesin sepedamotor tentu menjadi tantangan tersendiri. Dan Yamaha mencoba meletakannya di dalam knalpot yang tergolong kurang lazim posisinya sementara lainnya disematkan sewajarnya di dekat manifold.
Yamaha sendiri akhirnya memutuskan untuk menggunakan opsi kedua yang memang posisi lazim turbo di industri otomotif. Dan letak konvensiobal ini terkait pula dalam hal biaya serta kemudahan penginstalan saat produksi.
Tantangan selanjutnya dari penggunaan turbo di mesin sepedamotor adalah soal keselamatan. Seperti kita ketahui, turbo membuat akselerasi mesin makin galak dan ini bukan tidak mungkin memberikan petaka jika tidak bisa dikendalikan oleh bikers dengan sempurna.
Power to weight ratio (PWR) atau rasio tenaga dengan body sepedamotor tentu akan sangat jomplang jika mesin menggunakan turbo. Contoh Yamaha MT-10, memiliki bobot sekitar 212 kg punya mesin non turbo berkapasitas 1.0-liter dengan tenaga 158 hp.
Tanpa turbo saja PWRnya sudah mencapai 0.7 hp/kg, rasionya mendekati 1:1, lalu bagaimana saat dilengkapi turbo ?. Tentu akan menjadi tantangan tersendiri saat mengendalikannya, ini juga diakui Yamaha.
Racikan atau setting boost pada turbo cukup menentukan, toleransi terbaik dibutuhkan untuk menjaga keluaran tenaga dan emisi gas buang.
Sebagai perbandingan, sebuah sportscar seperti Ferrari Enzo saja punya PWR sekitar 0.4 hp/kg (tenaga 651 hp bagi bobot 1.480 kg), kalah dari MT-10 versi standar alias non turbo. Dengan ini, Enzo dapat berakselerasi 0 - 100 km/jam dalam waktu 3.14 detik dan top speed 355 km/jam.
Selain itu, hal menarik untuk disimak adalah kebutuhan mesin dengan standar Euro 5 di Eropa yang berlaku 1 Januari 2020 lalu. Ini tentunya menjadi tantangan lain Yamaha untuk secepatnya melakukan produksi motor dengan regulasi standar Euro 5.
Dengan ini artinya paling tidak dalam akhir tahun Yamaha sudah memperkenalkan sebuah model anyar modern bermesin turbo. Namun belum ada informasi resmi Yamaha terkait hal ini
Lainnya, pabrikan sepedamotor yang juga telah mengembangkan mesin turbo adalah Kawasaki lewat Ninja H2R steet legal. Punya tenaga sebesar 310 hp, bak menjepit mesin Chevrolet Camaro 2020 di antara 2 kaki.
Namun hingga berita ini ditayangkan pihak Yamaha Indonesia belum mengeluarkan pernyataan resminya.
Penggunaan turbocharger pada mesin untuk menekan emisi gas buang sekaligus mengurangi konsumsi BBM sudah menjadi salah satu kewajiban di pabrikan mobil.
Selain dua hal tersebut di atas, turbocharger memberi keuntungan dari sisi keluaran tenaga besar meski kapasitas mesin kecil.
Namun pemanfaatan turbocharger belum diadopsi oleh pabrikan motor. Dan baru-baru ini Yamaha dilaporkan tengah memulai pengembangan turbocharger untuk sepedamotor serta akan menjadi sumber tenaga di model-model masa depan mereka.
Sejatinya, para insinyur Yamaha sendiri sudah memulai project pengembangan mesin turbo ini sejak 2017.
Dan jauh sebelumnya, pada 1982-1984 Yamaha sendiri pernah punya mesin 4 silinder turbocharged XJ650 berkapasitas 653cc bertenaga 90 hp pada 9.000 rpm.
Untuk pengembagan kali ini, perusahaan sepedamotor berlambang garpu tala tersebut kabarnya memulai eksperimennya ini dengan tata letak turbo pada mesin.
Memiliki dimensi yang lebih kecil, penempatan turbo pada mesin sepedamotor tentu menjadi tantangan tersendiri. Dan Yamaha mencoba meletakannya di dalam knalpot yang tergolong kurang lazim posisinya sementara lainnya disematkan sewajarnya di dekat manifold.
Yamaha sendiri akhirnya memutuskan untuk menggunakan opsi kedua yang memang posisi lazim turbo di industri otomotif. Dan letak konvensiobal ini terkait pula dalam hal biaya serta kemudahan penginstalan saat produksi.
Tantangan selanjutnya dari penggunaan turbo di mesin sepedamotor adalah soal keselamatan. Seperti kita ketahui, turbo membuat akselerasi mesin makin galak dan ini bukan tidak mungkin memberikan petaka jika tidak bisa dikendalikan oleh bikers dengan sempurna.
Power to weight ratio (PWR) atau rasio tenaga dengan body sepedamotor tentu akan sangat jomplang jika mesin menggunakan turbo. Contoh Yamaha MT-10, memiliki bobot sekitar 212 kg punya mesin non turbo berkapasitas 1.0-liter dengan tenaga 158 hp.
Tanpa turbo saja PWRnya sudah mencapai 0.7 hp/kg, rasionya mendekati 1:1, lalu bagaimana saat dilengkapi turbo ?. Tentu akan menjadi tantangan tersendiri saat mengendalikannya, ini juga diakui Yamaha.
Racikan atau setting boost pada turbo cukup menentukan, toleransi terbaik dibutuhkan untuk menjaga keluaran tenaga dan emisi gas buang.
Sebagai perbandingan, sebuah sportscar seperti Ferrari Enzo saja punya PWR sekitar 0.4 hp/kg (tenaga 651 hp bagi bobot 1.480 kg), kalah dari MT-10 versi standar alias non turbo. Dengan ini, Enzo dapat berakselerasi 0 - 100 km/jam dalam waktu 3.14 detik dan top speed 355 km/jam.
Selain itu, hal menarik untuk disimak adalah kebutuhan mesin dengan standar Euro 5 di Eropa yang berlaku 1 Januari 2020 lalu. Ini tentunya menjadi tantangan lain Yamaha untuk secepatnya melakukan produksi motor dengan regulasi standar Euro 5.
Dengan ini artinya paling tidak dalam akhir tahun Yamaha sudah memperkenalkan sebuah model anyar modern bermesin turbo. Namun belum ada informasi resmi Yamaha terkait hal ini
Lainnya, pabrikan sepedamotor yang juga telah mengembangkan mesin turbo adalah Kawasaki lewat Ninja H2R steet legal. Punya tenaga sebesar 310 hp, bak menjepit mesin Chevrolet Camaro 2020 di antara 2 kaki.
(wbs)