Kecelakaan Akibat Ban Pecah Masih Mendominasi, Proses Penambalan Perlu Diperhatikan

Selasa, 16 Juli 2024 - 18:46 WIB
loading...
Kecelakaan Akibat Ban...
Proses Penambalan ban, FOTO/ AUTORO
A A A
JAKARTA - Kasus ban pecah masih menjadi dominasi tertinggi kecelakaan di jalan. Karena itulah pemilik kendaraan wajib memperhatikan kondisi ban.



Tidak hanya karena kurang angin maupun umur ban, kualitas perawatan ban juga menjadi faktor tinggi angka itu. Bahkan di tahun 2019, KNKT menyebutkan persentase jumlah kecelakaan ban pecah mencapai 80 persen.

Melihat hal itu, Himawan Putra Coorporation (HPC) menawarkan solusi terhadap bengkel yang ada di Indonesia. Sebuah mesin pemasangan ban merek Corghi kemudian dipasarkan untuk meminimalisir kejadian ini.

CEO PT HPC Prayitno Himawan bahkan menyebutkan sosialisasi pemasangan ban dan penggunaan mesin ini pun telah dilakukan sejak sepekan terakhir di tiga kota besar, yaitu Surabaya, Semarang, dan Jakarta.

“Kami berasumsi telah 40 persen bengkel telah menggunakan mesin ini,” kata Prayitno saat sosialisai mesin Corghi di Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (17/7/2024).

Himawan menegaskan perawatan ban sendiri tidak bisa dianggap sepele. Sebab selain pada mesin, ban juga memiliki peran andil dalam keselamatan berlalu lintas. Karena itulah, ia meyakinkan tangan terampil diperlukan dalam mengatasi masalah ban.

Termasuk memperhatikan mesin Corghi yang dikenal sebagai pelopor mesin pemasangan ban. Pengalaman brand asal Italia itu dikenal telah teruji di belahan dunia. Tidak heran inovasi terus dilakukan produk ini, termasuk mensosialisasikan dan memberikan pelatihan menggunakannya.

“Pentingnya edukasi masyarakat, pelaku usaha perawatan kendaraan, pengusaha bengkel, mekanik, teknisi dan juga mitra strategis untuk lebih memperhatikan keutamaan perawatan kaki-kaki kendaraan, terutama pengetahuan ilmu bongkar pasang ban demi keselamatan berkendara,” terang Prayitno.

Senada Vice President PT. HPC Kevinski Himawan menegaskan pelatihan ini diisi langsung pakar peralatan dan permesinan bengkel berstandar Internasional, yang telah memiliki dan mencapai pengetahuan teknologi berkemampuan tinggi dalam pelayanan otomotif.

“Dalam training ini HPC melakukan pendekatan kombinasi teori dan praktik, para teknisi mendapatkan wawasan langsung tentang operasional mesin tire changer, balancing, wheel alignment serta quick check,” tambahnya.

Selain pada perawatan ban, HPC juga menegaskan pentingnya menjaga kualitas ban yang bocor atau rusak. Salah penanganan, lanjut Kevin, malah mengancam keselamatan.

Kevin menegaskan ada banyak faktor terjadi ban pecah, salah satunya proses penambalan cacing yang umumnya terjadi pada ban tubles. Menyikapi itu, Kevin menyebut teknologi baru telah diimport pihaknya dari Amerika.

“Bedanya proses penambalan cacing yang punya kami dilengkapi serat kawat yang begitu dipasang akan menyatu dengan ban. Artinya ancaman tambalan itu terlepas nyari tak mungkin terjadi,” terangnya.

“Ban dengan low profile bisa menjadi pilihan yang cocok untuk di Indonesia. Tentunya ini bisa disesuaikan dengan kondisi jalanan tol saat kami berkendara dari Surabaya ke Semarang,” tutupnya.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2520 seconds (0.1#10.140)