Hyundai Dirikan Pabrik Mobil Listrik dan Baterai di Thailand
loading...
A
A
A
SEOUL - Tahun lalu, Thailand meluncurkan program "EV3.5" untuk mendukung produksi kendaraan listrik (EV) di negaranya dan mengambil posisi terdepan di arena manufaktur EV di Asia Tenggara.
Program tersebut berhasil menarik minat 18 produsen kendaraan asal China, Jepang, dan Eropa, yang berencana atau telah menyelesaikan pembukaan pabrik di Thailand.
Terbaru, merek otomotif asal Korea Selatan, Hyundai, juga turut serta dalam inisiatif tersebut.
Hyundai berencana berinvestasi sebanyak THB 1 miliar untuk membangun fasilitas perakitan kendaraan listrik dan baterai di Thailand.
Pengoperasian pabrik tersebut diperkirakan akan dimulai pada awal tahun 2026, sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk meraih peluang di pasar kendaraan listrik yang berkembang pesat di Asia Tenggara.
Menurut laporan dari Counterpoint Research, Thailand menyumbang 55 persen dari total penjualan kendaraan listrik di Asia Tenggara pada kuartal pertama tahun ini.
Saat ini Hyundai menawarkan dua model kendaraan listrik di Thailand, yakni Ioniq 5 dan Ioniq 6 yang didatangkan dari Korea.
Dengan produksi lokal, Hyundai diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan pangsa pasarnya di Tanah Air.
Untuk mewujudkan proyek ini, Hyundai bekerja sama dengan dua perusahaan lokal – Thonburi Automotive dan Thonburi Energy Storage.
Laporan mengungkapkan bahwa pabrik Hyundai Thailand akan berlokasi di tenggara Bangkok.
Proyek Hyundai ini mendapat dukungan dari Dewan Investasi Thailand (BOI) di bawah paket EV3.5 tahap kedua.
“Masuknya Hyundai ke sektor kendaraan listrik Thailand merupakan perkembangan yang sangat positif, yang menegaskan daya tarik Thailand sebagai basis manufaktur dan pasar yang penting,” kata Sekretaris Jenderal BOI Narit Therdsteerasukdi.
Pasar EV di Thailand saat ini didominasi oleh pabrikan otomotif asal China seperti BYD dan Great Wall Motors yang tidak hanya memproduksi EV untuk pasar lokal, namun juga untuk ekspor ke seluruh Asia Tenggara.
Melalui kebijakan 30@30, pemerintah Thailand berencana menjadikan negara tersebut sebagai pusat produksi kendaraan listrik regional pada tahun 2030, dimana kendaraan listrik menyumbang 30 persen dari total penjualan kendaraan.
Thailand saat ini merupakan pusat produksi otomotif terbesar di Asia Tenggara dan menempati peringkat 10 terbesar di dunia.
Program tersebut berhasil menarik minat 18 produsen kendaraan asal China, Jepang, dan Eropa, yang berencana atau telah menyelesaikan pembukaan pabrik di Thailand.
Terbaru, merek otomotif asal Korea Selatan, Hyundai, juga turut serta dalam inisiatif tersebut.
Hyundai berencana berinvestasi sebanyak THB 1 miliar untuk membangun fasilitas perakitan kendaraan listrik dan baterai di Thailand.
Pengoperasian pabrik tersebut diperkirakan akan dimulai pada awal tahun 2026, sebagai bagian dari strategi perusahaan untuk meraih peluang di pasar kendaraan listrik yang berkembang pesat di Asia Tenggara.
Menurut laporan dari Counterpoint Research, Thailand menyumbang 55 persen dari total penjualan kendaraan listrik di Asia Tenggara pada kuartal pertama tahun ini.
Saat ini Hyundai menawarkan dua model kendaraan listrik di Thailand, yakni Ioniq 5 dan Ioniq 6 yang didatangkan dari Korea.
Dengan produksi lokal, Hyundai diharapkan dapat meningkatkan daya saing dan pangsa pasarnya di Tanah Air.
Untuk mewujudkan proyek ini, Hyundai bekerja sama dengan dua perusahaan lokal – Thonburi Automotive dan Thonburi Energy Storage.
Laporan mengungkapkan bahwa pabrik Hyundai Thailand akan berlokasi di tenggara Bangkok.
Proyek Hyundai ini mendapat dukungan dari Dewan Investasi Thailand (BOI) di bawah paket EV3.5 tahap kedua.
“Masuknya Hyundai ke sektor kendaraan listrik Thailand merupakan perkembangan yang sangat positif, yang menegaskan daya tarik Thailand sebagai basis manufaktur dan pasar yang penting,” kata Sekretaris Jenderal BOI Narit Therdsteerasukdi.
Pasar EV di Thailand saat ini didominasi oleh pabrikan otomotif asal China seperti BYD dan Great Wall Motors yang tidak hanya memproduksi EV untuk pasar lokal, namun juga untuk ekspor ke seluruh Asia Tenggara.
Melalui kebijakan 30@30, pemerintah Thailand berencana menjadikan negara tersebut sebagai pusat produksi kendaraan listrik regional pada tahun 2030, dimana kendaraan listrik menyumbang 30 persen dari total penjualan kendaraan.
Thailand saat ini merupakan pusat produksi otomotif terbesar di Asia Tenggara dan menempati peringkat 10 terbesar di dunia.
(wbs)