Bangkrutnya Recaro: Ketika Raksasa Jok Mobil Tumbang, Volkswagen Jadi Tersangka Utama?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dunia otomotif baru-baru ini dikejutkan oleh berita bangkrutnya Recaro, perusahaan Jerman yang telah memproduksi kursi mobil sejak 1906.
Nama Recaro telah begitu melekat di industri otomotif, sama seperti Brembo pada rem. Dari kursi sport hingga kursi balap, Recaro selalu menjadi pilihan utama bagi para pecinta otomotif yang menginginkan kenyamanan dan performa.
Namun, di balik gemerlapnya reputasi, Recaro ternyata menghadapi kesulitan keuangan yang berujung pada pengajuan pailit.
Dalam pernyataan resminya, Recaro menyebutkan ”mengalami kesulitan keuangan yang signifikan akibat kenaikan harga ekstrem dalam beberapa tahun terakhir dan hilangnya kontrak besar”.
Siapa “Serigala Jahat” di Balik Kebangkrutan Recaro?
Meskipun Recaro tidak menyebutkan secara spesifik siapa klien yang memutus kontrak tersebut, banyak yang menduga bahwa Volkswagen Group adalah penyebab utama.
Recaro sendiri memiliki daftar mobil-mobil yang pernah dipasok kursinya. Dalam bocoran daftar klien Recaro, ada banyak model dari Volkswagen Group yang baru-baru ini dihentikan produksinya, seperti Audi R8 dan Porsche 718.
Sportscar365.com juga melaporkan bahwa penjualan model GT2, GT3, GT4, dan TCR dari Volkswagen Group telah dihentikan pada awal 2024.
Meskipun penjualan mobil-mobil mewah dan motorsport mungkin tidak sebesar penjualan mobil-mobil mainstream, hilangnya pasar ini secara tiba-tiba tentu memberikan dampak yang cukup besar bagi pemasok seperti Recaro. Terlebih lagi, Volkswagen Group sendiri sedang gencar melakukan penghematan biaya di berbagai lini.
Meskipun bukti-bukti mengarah pada Volkswagen Group, Recaro kemungkinan besar tidak akan pernah mengonfirmasi atau membantah hal ini karena alasan kerahasiaan klien. Namun, spekulasi ini tetap menjadi topik hangat di kalangan pecinta otomotif.
Dampak Kebangkrutan Recaro
Bangkrutnya Recaro tidak hanya berdampak pada perusahaan itu sendiri, tetapi juga pada industri otomotif secara keseluruhan.
Sekitar 425 karyawan divisi otomotif Recaro terancam kehilangan pekerjaan. Selain itu, konsumen akan kehilangan salah satu pilihan utama untuk kursi mobil berkualitas tinggi.
Kebangkrutan Recaro dapat mengganggu rantai pasokan bagi produsen mobil yang mengandalkan produk mereka.
Meskipun divisi otomotif Recaro mengalami kebangkrutan, perusahaan ini masih memiliki divisi lain yang beroperasi di berbagai sektor, seperti penerbangan, kereta api, gaming, keselamatan anak, dan lainnya. Diharapkan divisi-divisi ini dapat membantu Recaro bertahan dan bangkitkembali.
Harry Deje dari AutoDistro mengatakan, dipasar racing car seat, Recaro di Indonesia maupun negara Asia lainnya masih menduduki posisi pertama. “Mungkin Recaro bisa mencapai 80 persen. Pesaing terbesarnya adalah Bride dan Sparco,” ungkapnya.
Nama Recaro telah begitu melekat di industri otomotif, sama seperti Brembo pada rem. Dari kursi sport hingga kursi balap, Recaro selalu menjadi pilihan utama bagi para pecinta otomotif yang menginginkan kenyamanan dan performa.
Namun, di balik gemerlapnya reputasi, Recaro ternyata menghadapi kesulitan keuangan yang berujung pada pengajuan pailit.
Dalam pernyataan resminya, Recaro menyebutkan ”mengalami kesulitan keuangan yang signifikan akibat kenaikan harga ekstrem dalam beberapa tahun terakhir dan hilangnya kontrak besar”.
Siapa “Serigala Jahat” di Balik Kebangkrutan Recaro?
Meskipun Recaro tidak menyebutkan secara spesifik siapa klien yang memutus kontrak tersebut, banyak yang menduga bahwa Volkswagen Group adalah penyebab utama.Recaro sendiri memiliki daftar mobil-mobil yang pernah dipasok kursinya. Dalam bocoran daftar klien Recaro, ada banyak model dari Volkswagen Group yang baru-baru ini dihentikan produksinya, seperti Audi R8 dan Porsche 718.
Mundurnya Audi dari Motorsport
Audi, salah satu merek di bawah Volkswagen Group, telah mengurangi atau mengalihkan dana motorsport mereka untuk fokus pada Formula 1. Mereka juga telah menghentikan dukungan pada tim balap Audi Sport di program GT3.Sportscar365.com juga melaporkan bahwa penjualan model GT2, GT3, GT4, dan TCR dari Volkswagen Group telah dihentikan pada awal 2024.
Meskipun penjualan mobil-mobil mewah dan motorsport mungkin tidak sebesar penjualan mobil-mobil mainstream, hilangnya pasar ini secara tiba-tiba tentu memberikan dampak yang cukup besar bagi pemasok seperti Recaro. Terlebih lagi, Volkswagen Group sendiri sedang gencar melakukan penghematan biaya di berbagai lini.
Meskipun bukti-bukti mengarah pada Volkswagen Group, Recaro kemungkinan besar tidak akan pernah mengonfirmasi atau membantah hal ini karena alasan kerahasiaan klien. Namun, spekulasi ini tetap menjadi topik hangat di kalangan pecinta otomotif.
Dampak Kebangkrutan Recaro
Bangkrutnya Recaro tidak hanya berdampak pada perusahaan itu sendiri, tetapi juga pada industri otomotif secara keseluruhan.Sekitar 425 karyawan divisi otomotif Recaro terancam kehilangan pekerjaan. Selain itu, konsumen akan kehilangan salah satu pilihan utama untuk kursi mobil berkualitas tinggi.
Kebangkrutan Recaro dapat mengganggu rantai pasokan bagi produsen mobil yang mengandalkan produk mereka.
Meskipun divisi otomotif Recaro mengalami kebangkrutan, perusahaan ini masih memiliki divisi lain yang beroperasi di berbagai sektor, seperti penerbangan, kereta api, gaming, keselamatan anak, dan lainnya. Diharapkan divisi-divisi ini dapat membantu Recaro bertahan dan bangkitkembali.
Harry Deje dari AutoDistro mengatakan, dipasar racing car seat, Recaro di Indonesia maupun negara Asia lainnya masih menduduki posisi pertama. “Mungkin Recaro bisa mencapai 80 persen. Pesaing terbesarnya adalah Bride dan Sparco,” ungkapnya.
(dan)