Jepang Percayakan Isuzu Bangun Ekosistem Kendaraan Listrik di ASEAN

Jum'at, 16 Agustus 2024 - 11:06 WIB
loading...
Jepang Percayakan Isuzu...
Isuzu siap bangun ekosistem kendaraan listrik. FOTO/ DOK SINDOnews
A A A
JAKARTA - 15 perusahaan Jepang termasuk Isuzu Motors akan menerima dana pemerintah untuk membangun rantai pasokan di Asia Tenggara.



Ini adalah bagian dari inisiatif dengan perkiraan investasi sebesar 100 miliar yen (USD679 juta).

Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang akan segera mengumumkan 13 proyek percontohan yang dipilih untuk mendapatkan bantuan gabungan sebesar USD238 juta dari negara.

Proyek-proyek tersebut, yang berlokasi di negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara, akan melibatkan pengembangan teknologi dan investasi modal yang diharapkan dapat memberikan keunggulan kompetitif bagi bisnis Jepang di kawasan dan melawan pengaruh Tiongkok.

Bantuan pemerintah akan berasal dari program subsidi 140 miliar yen yang menargetkan investasi di negara-negara Selatan yang dialokasikan tahun lalu.

Seperti dilansir dari Asia Nikkei, semikonduktor akan menjadi bagian penting dari proyek rantai pasokan.

Tokyo berencana untuk mendukung lini produksi pengemasan chip yang dibangun oleh Mitsumi Electric di Filipina.

Jalur ini akan memungkinkan proses front-end dan back-end ditangani di Jepang dan Filipina.

Pemerintah Jepang juga akan mensubsidi operasi manufaktur Tokuyama di Vietnam, pemimpin dunia dalam silikon polikristalin yang digunakan dalam semikonduktor.

Otomotif dan dekarbonisasi juga dianggap sebagai bidang penting. Isuzu dan Mitsubishi Corp. sedang merintis proyek untuk memperkenalkan kendaraan listrik dengan baterai yang mudah diganti dan stasiun penukaran baterai di Thailand.

Hal ini akan membantu Jepang membangun rantai pasokan baterai di Thailand, dimana China dengan cepat memperluas pangsa pasar kendaraan listriknya.

Produsen mobil Jepang secara tradisional kuat di ASEAN, namun pemain Tiongkok seperti BYD memimpin dalam manufaktur kendaraan listrik lokal.

China juga menimbulkan risiko yang semakin besar terhadap keamanan ekonomi, karena negara tersebut mengendalikan sebagian besar rantai pasokan nikel di Indonesia, yang merupakan bahan utama baterai kendaraan listrik.

Pangsa China dalam perdagangan ASEAN berdasarkan nilai akan meningkat hampir tiga kali lipat menjadi 19,7 persen pada tahun 2023 dari 7,3 persen pada tahun 2003.

Pangsa Jepang telah berkurang setengahnya dalam dua dekade terakhir, menjadi 6,7 persen dari 13,6 persen.

Jepang, bekerja sama dengan ASEAN, berupaya menciptakan rantai pasokan yang independen dari China, sekaligus membangun pangsa pasar.
(wbs)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1679 seconds (0.1#10.140)