BYD dan Xpeng Akhiri Kejayaan Mobil Eropa di China
loading...
A
A
A
BEIJING - Era keemasan produsen mobil asing yang menjual jutaan kendaraan dan menghasilkan keuntungan besar di China selama beberapa dekade terakhir akan segera berakhir.
Situasi tersebut terjadi akibat pesatnya peningkatan penjualan kendaraan listrik (EV) buatan lokal seperti BYD dan Xpeng (XPEV) yang menyebabkan raksasa manufaktur mobil dunia mengalami kerugian.
Senin lalu, perusahaan Volkswagen memperingatkan kemungkinan menutup pabriknya di Jerman dalam upaya mengurangi biaya produksi.
Seperti dilansir dari Asia Nikkei, Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah pengumuman seperti itu dibuat dan ini membuktikan tantangan berat yang dihadapi produsen mobil tradisional.
Tahun lalu, perusahaan tersebut kehilangan gelarnya sebagai merek mobil terlaris di Tiongkok ke tangan BYD, yang telah dipegangnya setidaknya sejak tahun 2000.
Namun Volkswagen, yang merupakan produsen mobil terbesar kedua di dunia setelah Toyota, bukanlah satu-satunya perusahaan yang menghadapi masalah.
Ford dan General Motors (GM) juga termasuk di antara perusahaan yang mengalami penurunan penjualan dan pangsa pasar di China karena konsumen lokal menolak merek asing dan lebih memilih kendaraan buatan lokal.
Pada bulan Juli, pangsa pasar penjualan mobil merek asing di China turun menjadi 33 persen dari 53 persen pada periode yang sama dua tahun sebelumnya, menurut data dari Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA).
Oktober lalu, Mitsubishi Motors Jepang mengumumkan bahwa mereka akan mengakhiri produksi mobilnya melalui perusahaan patungan di Tiongkok, setelah bertahun-tahun mengalami penurunan penjualan.
Honda, Hyundai dan Ford juga telah mengambil tindakan drastis, termasuk PHK dan penutupan pabrik untuk memangkas biaya, menurut pengajuan bursa dan beberapa laporan media.
Situasi tersebut terjadi akibat pesatnya peningkatan penjualan kendaraan listrik (EV) buatan lokal seperti BYD dan Xpeng (XPEV) yang menyebabkan raksasa manufaktur mobil dunia mengalami kerugian.
Senin lalu, perusahaan Volkswagen memperingatkan kemungkinan menutup pabriknya di Jerman dalam upaya mengurangi biaya produksi.
Seperti dilansir dari Asia Nikkei, Ini adalah pertama kalinya dalam sejarah pengumuman seperti itu dibuat dan ini membuktikan tantangan berat yang dihadapi produsen mobil tradisional.
Tahun lalu, perusahaan tersebut kehilangan gelarnya sebagai merek mobil terlaris di Tiongkok ke tangan BYD, yang telah dipegangnya setidaknya sejak tahun 2000.
Namun Volkswagen, yang merupakan produsen mobil terbesar kedua di dunia setelah Toyota, bukanlah satu-satunya perusahaan yang menghadapi masalah.
Ford dan General Motors (GM) juga termasuk di antara perusahaan yang mengalami penurunan penjualan dan pangsa pasar di China karena konsumen lokal menolak merek asing dan lebih memilih kendaraan buatan lokal.
Pada bulan Juli, pangsa pasar penjualan mobil merek asing di China turun menjadi 33 persen dari 53 persen pada periode yang sama dua tahun sebelumnya, menurut data dari Asosiasi Mobil Penumpang China (CPCA).
Oktober lalu, Mitsubishi Motors Jepang mengumumkan bahwa mereka akan mengakhiri produksi mobilnya melalui perusahaan patungan di Tiongkok, setelah bertahun-tahun mengalami penurunan penjualan.
Honda, Hyundai dan Ford juga telah mengambil tindakan drastis, termasuk PHK dan penutupan pabrik untuk memangkas biaya, menurut pengajuan bursa dan beberapa laporan media.