Ada Banyak Alasan Volkswagen Segera Membuang Bugatti
loading...
A
A
A
Mesin-mesin dan platform yang dibuat oleh Buggati sama sekali tidak pernah applicable dengan merek-merek lain yang ada di naungan grup Volkswagen seperti Volkswagen, Porsche, Audi, Lamborghini, dan Skoda. Ini jauh berbeda dengan Lamborghini dimana Lamborghini memberikan pasokan mesin Lamborghini untuk mobil Audi R8.
Memang Bugatti selalu berhasil membuat inovasi baru dan produk-produk terbatas yang sangat ekslusif. Hanya saja itu sama sekali tidak membantu Volkswagen AG secara group.
Kehadiran Bugatti alih-alih malah membuat Volkswagen kesulitan meningkatkan valuasi merek mereka. Saat ini Volkswagen AG memang merupakan brand otomotif yang paling laris di dunia. Hanya saja secara valuasi nilai merek, mereka justru kalah jauh dengan Toyota yang justru kalah dari segi penjualan mobil.
Automotive News Europe menyebutkan valuasi merek Volkswagen AG berada di angka 78 miliar Euro atau setara Rp134,4 triliun.Nilai ini sangat jauh jika dibandingkan Toyota dengan nilai valuasi merek USD187 miliar atau setara Rp2.710 triliun.
Analis menyebutkan kekurangan Volkswagen AG karena memang menaungi banyak brand. Alhasil banyak pekerja yang berada di bawahnya. Untuk perbandingan, Volkswagen AG menaungi brand seperti Volkswagen, Audi, Lamborghini, Porsche, Bugatti, Scania, MAN, Skoda, SEAT dan Bentley. Total ada 671.205 karyawan yang bergabung dengan Volskwagen AG.
Bandingkan dengan Toyota yang hanya menaungi beberapa brand seperti Toyota, Lexus, Daihatsu dan Hino. Total karyawan yang ada dalam gabungan mereka hanya sebanyak 359.542 karyawan.
Hal ini memang diakui oleh Herbert Diess yang mana masih membela diri bahwa secara nyata Volkswagen AG justru sangat unggul dari pencapaian teknologi dan posisi penjualan global jika dibandingkan kompetitor. Dia malah menargetkan pada 2025, Volkswagen AG menargetkan peningkatan valuasi brand hingga 200 milyar Euro. Tentu agar nilai itu tercapai dan meningkat, mau tidak mau Volkswagen AG harus melakukan efisiensi brand. Termasuk salah satunya membuang Bugatti. (Baca juga : Mini-Davidson Sensasi Ekstrak Harley-Davidson dari Indonesia )
Hal itu bahkan secara tidak langsung sudah diisyaratkan oleh Herbert Diess. Dia mengatakan setiap brand yang ada di bawah naungan Volkswagen AG harus bisa melakukan terobosan demi masa depan.
"Mereka harus bisa melakukan capaian-capaian baru seperti elektrifikasi, digitalisasi, konektivitas, dan prestasi. Selalu ada ruang baru untuk berimprovisasi, mereka harus bisa menemukan posisi baru di masa depan. Jika tidak mungkin tidak ada peluang," ucap Herbert Diess.
Memang Bugatti selalu berhasil membuat inovasi baru dan produk-produk terbatas yang sangat ekslusif. Hanya saja itu sama sekali tidak membantu Volkswagen AG secara group.
Kehadiran Bugatti alih-alih malah membuat Volkswagen kesulitan meningkatkan valuasi merek mereka. Saat ini Volkswagen AG memang merupakan brand otomotif yang paling laris di dunia. Hanya saja secara valuasi nilai merek, mereka justru kalah jauh dengan Toyota yang justru kalah dari segi penjualan mobil.
Automotive News Europe menyebutkan valuasi merek Volkswagen AG berada di angka 78 miliar Euro atau setara Rp134,4 triliun.Nilai ini sangat jauh jika dibandingkan Toyota dengan nilai valuasi merek USD187 miliar atau setara Rp2.710 triliun.
Analis menyebutkan kekurangan Volkswagen AG karena memang menaungi banyak brand. Alhasil banyak pekerja yang berada di bawahnya. Untuk perbandingan, Volkswagen AG menaungi brand seperti Volkswagen, Audi, Lamborghini, Porsche, Bugatti, Scania, MAN, Skoda, SEAT dan Bentley. Total ada 671.205 karyawan yang bergabung dengan Volskwagen AG.
Bandingkan dengan Toyota yang hanya menaungi beberapa brand seperti Toyota, Lexus, Daihatsu dan Hino. Total karyawan yang ada dalam gabungan mereka hanya sebanyak 359.542 karyawan.
Hal ini memang diakui oleh Herbert Diess yang mana masih membela diri bahwa secara nyata Volkswagen AG justru sangat unggul dari pencapaian teknologi dan posisi penjualan global jika dibandingkan kompetitor. Dia malah menargetkan pada 2025, Volkswagen AG menargetkan peningkatan valuasi brand hingga 200 milyar Euro. Tentu agar nilai itu tercapai dan meningkat, mau tidak mau Volkswagen AG harus melakukan efisiensi brand. Termasuk salah satunya membuang Bugatti. (Baca juga : Mini-Davidson Sensasi Ekstrak Harley-Davidson dari Indonesia )
Hal itu bahkan secara tidak langsung sudah diisyaratkan oleh Herbert Diess. Dia mengatakan setiap brand yang ada di bawah naungan Volkswagen AG harus bisa melakukan terobosan demi masa depan.
"Mereka harus bisa melakukan capaian-capaian baru seperti elektrifikasi, digitalisasi, konektivitas, dan prestasi. Selalu ada ruang baru untuk berimprovisasi, mereka harus bisa menemukan posisi baru di masa depan. Jika tidak mungkin tidak ada peluang," ucap Herbert Diess.