Ada Banyak Alasan Volkswagen Segera Membuang Bugatti

Sabtu, 10 Oktober 2020 - 19:22 WIB
loading...
Ada Banyak Alasan Volkswagen Segera Membuang Bugatti
Bugatti mendapat kabar buruk karena Volkswagen AG segera menjual mereka secepatnya. Foto / Netcarshow
A A A
JAKARTA - Perusahaan grup mobil, Volkswagen AG punya banyak alasan membuang Bugatti. Lalu apa sebenarnya dosa-dosa Bugatti sampai-sampai Volkswagen dikabarkan tidak lagi tertarik menaungi perusahaan mobil bermarkas di Molsheim, Prancis itu?

Kabar keinginan Volkswagen AG membuang Bugatti memang sudah sebulan lalu tersiar. Tidak main-main Volkswagen berencana menjual beberapa merek otomotif besar yang berada di naungannya yaitu Bugatti, Lamborghini dan Ducati.

Sulit memang mendengar brand sekelas Bugatti harus dibuang oleh Volkswagen. Apalagi Bugatti tidak hanya menjelma menjadi sebuah mobil performa tinggi yang ekslusif. Mobil yang memiliki logo khas tapal kuda itu sudah menjadi representasi orang-orang superkaya di dunia. Orang tidak akan mendapatkan label superkaya jika belum punya Bugatti. (Baca juga : Suzuki XL7 x Signal Kustom Tawarkan Teknologi Smart e-Mirror )

Hanya saja itu sepertinya tidak membuat Volkswagen AG silau. Faktanya Volkswagen sepertinya melihat tidak ada masa depan yang cerah lagi buat Bugatti seiring ketatnya peraturan emisi yang akan diterapkan di Eropa. Diketahui dari seluruh penjualan di dunia, kawasan Eropa merupakan kawasan yang paling dominan membeli Bugatti.

Sayangnya Bugatti sepertinya enggan beradaptasi. Mereka masih percaya pada teknologi mesin konvensional atau pembakaran internal. Mereka masih setia dengan mesin W18 yang jadi trademark mereka. Bayangkan saja, Bugatti Chiron memiliki tingkat emisi 516 g/km, sementara peraturan standar emisi baru Eropa yang akan diberlakukan tahun depan menyaratkan tingkat emisi 95 g/km.

Jika dipaksakan, mau tidak mau seluruh Bugatti itu hanya jadi pajangan di garasi.

Selain ketatnya emisi, Volkswagen AG juga mulai menyadari bahwa masa depan otomotif memang ada di elektrifikasi. Hal inilah yang mereka mulai siapkan di setiap brand yang ada di naungan Volkswagen AG. Lamborghini memang sudah menyikapinya dengan mencoba membuat teknologi hybrida namun hal itu belum juga cukup. Begitu juga dengan Bugatti yang memang justru belum sama sekali menapak ke dunia elektrifikasi.

"Saat ini yang paling penting adalah bagaimana menyiapkan diri untuk transisi ke elektrifikasi," ucap Herbert Diess, Volkwagen CEO.

Ada Banyak Alasan Volkswagen Segera Membuang Bugatti


Tapi itu bukan satu-satunya yang membuat Volkswagen AG ingin meninggalkan Bugatti. Selain kesulitan beradaptasi dengan peraturan emisi, Volkswagen AG sepertinya sudah merasa cukup bekerjasama dengan Bugatti. Pasalnya sejak bergabung dengan Volkswagen AG pada 1998 sama sekali tidak ada alih teknologi antara Bugatti dan Volkswagen AG.

Mesin-mesin dan platform yang dibuat oleh Buggati sama sekali tidak pernah applicable dengan merek-merek lain yang ada di naungan grup Volkswagen seperti Volkswagen, Porsche, Audi, Lamborghini, dan Skoda. Ini jauh berbeda dengan Lamborghini dimana Lamborghini memberikan pasokan mesin Lamborghini untuk mobil Audi R8.

Memang Bugatti selalu berhasil membuat inovasi baru dan produk-produk terbatas yang sangat ekslusif. Hanya saja itu sama sekali tidak membantu Volkswagen AG secara group.

Kehadiran Bugatti alih-alih malah membuat Volkswagen kesulitan meningkatkan valuasi merek mereka. Saat ini Volkswagen AG memang merupakan brand otomotif yang paling laris di dunia. Hanya saja secara valuasi nilai merek, mereka justru kalah jauh dengan Toyota yang justru kalah dari segi penjualan mobil.

Automotive News Europe menyebutkan valuasi merek Volkswagen AG berada di angka 78 miliar Euro atau setara Rp134,4 triliun.Nilai ini sangat jauh jika dibandingkan Toyota dengan nilai valuasi merek USD187 miliar atau setara Rp2.710 triliun.

Analis menyebutkan kekurangan Volkswagen AG karena memang menaungi banyak brand. Alhasil banyak pekerja yang berada di bawahnya. Untuk perbandingan, Volkswagen AG menaungi brand seperti Volkswagen, Audi, Lamborghini, Porsche, Bugatti, Scania, MAN, Skoda, SEAT dan Bentley. Total ada 671.205 karyawan yang bergabung dengan Volskwagen AG.

Bandingkan dengan Toyota yang hanya menaungi beberapa brand seperti Toyota, Lexus, Daihatsu dan Hino. Total karyawan yang ada dalam gabungan mereka hanya sebanyak 359.542 karyawan.

Hal ini memang diakui oleh Herbert Diess yang mana masih membela diri bahwa secara nyata Volkswagen AG justru sangat unggul dari pencapaian teknologi dan posisi penjualan global jika dibandingkan kompetitor. Dia malah menargetkan pada 2025, Volkswagen AG menargetkan peningkatan valuasi brand hingga 200 milyar Euro. Tentu agar nilai itu tercapai dan meningkat, mau tidak mau Volkswagen AG harus melakukan efisiensi brand. Termasuk salah satunya membuang Bugatti. (Baca juga : Mini-Davidson Sensasi Ekstrak Harley-Davidson dari Indonesia )


Ada Banyak Alasan Volkswagen Segera Membuang Bugatti


Hal itu bahkan secara tidak langsung sudah diisyaratkan oleh Herbert Diess. Dia mengatakan setiap brand yang ada di bawah naungan Volkswagen AG harus bisa melakukan terobosan demi masa depan.

"Mereka harus bisa melakukan capaian-capaian baru seperti elektrifikasi, digitalisasi, konektivitas, dan prestasi. Selalu ada ruang baru untuk berimprovisasi, mereka harus bisa menemukan posisi baru di masa depan. Jika tidak mungkin tidak ada peluang," ucap Herbert Diess.

Tentu saja ucapan ini sudah jadi peringatan buat Bugatti. Tersiar kabar, Volskwagen AG berencana menjual Bugatti ke start up asal Kroasia, Rimac yang memang fokus pada elektrifikasi. Tapi seberapa besar Rimac mampu menyokong pengembangan produk super ekslusif seperti Bugatti? Jika tidak, tentu mungkin sudah saatnya bagi kita mengucapkan selamat tinggal Bugatti, au revoir Bugatti.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2283 seconds (0.1#10.140)