Klaim Hyundai, Baterai Hyundai Ioniq EV Tetap Prima Setelah 8 Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Salah satu kekhawatiran konsumen untuk beralih ke mobil listrik di Indonesia adalah soal baterai. Bagaimana nanti pergantian baterainya? BACA JUGA :Ditanya Mobil Listrik, Honda: Kami Masih Pelajari
Service General Manager Hyundai Motors Indonesia (HMID) Putra Samiaji mengatakan, konsumen tidak perlu khawatir dengan suku cadang maupun baterai dari Hyundai Ioniq EV.
”Kepada seluruh pelanggan Ioniq EV kami memberikan gratis perawatan berkala (jasa dan suku cadang) sampai dengan 75.000 km atau 5 tahun,” bebernya.
Lalu, untuk battery tegangan tingginya (HVB) diberikan lagi garansi dasar 3 tahun atau jarak tempuh 100.000 km (mana tercapai terlebih dahulu). Adapun garansi total yang diberikan adalah 8 tahun atau 160.000 km.
Tapi, bagaimana setelah itu? Apakah konsumen bisa melakukan pergantian baterai baru ke dealer Hyundai?
Ini penting, sebab sama seperti sebuah smartphone, baterai di mobil listrik kualitasnya akan mengalami penurunan seiring waktu dan penggunaan.
Artinya, setelah penggunaannya mencapai ratusan ribu kilometer, nanti konsumen tidak akan mendapatkan 100 persen daya baterai seperti saat pertama membeli.
Namun, Putra membantah hal itu. Menurutnya, hingga saat ini belum ada data resmi yang menunjukkan bahwa setelah 8 tahun akan terjadi penurunan kualitas baterai. ”Jadi belum tentu harus diganti setelah 8 tahun,” ujar Putra kepada Sindonews.
BACA JUGA :Mengenal e-POWER, Teknologi Andalan All-new Nissan Kicks e-POWER di Indonesia
Namun, jikapun karena satu dan lain hal baterai harus diganti, Putra menyebut bahwa Hyundai Indonesia sudah mempersiapkan ketersediaannya.
”Sebagai catatan, baterai Hyundai Ioniq EV bisa diganti per module pack. Jadi tidak harus diganti keseluruhan. Battery Ioniq EV terbagi menjadi 6 module pack. Sehingga bila ada kebutuhan penggatian cukup bagian yang rusak saja. Tidak perlu ganti keseluruhan,” ujar Putra.
Berapa harga per modul-nya? ”Nanti akan kami umumkan kemudian,” ujar Putra.
Kabin Honda Ioniq EV yang modern dan mewah.
Dengan mengandalkan penggerak dari baterai seutuhnya, salah satu keunikan Hyundai Ioniq EV adalah memiliki 3 moda pengemudian (driving mode). Yakni Eco, Normal dan Sport.
”Seperti layaknya mengendarai kendaraan biasa, semakin agressive gaya mengemudi semakin banyak energi yang dibutuhkan,” beber Putra.
”Untuk berkendara dalam kota dan cruising jarak jauh memakai mode Eco lebih disarankan karena lebih hemat pemakaian listrik tapi masih bisa merasakan sensasi berkendara layaknya mobil biasa,” tambahnya.
BACA JUGA:Perawatan Mobil Listrik Mahal? Hyundai Buktikan Sebaliknya
Selain itu di Ioniq EV dilengkapi feature Regenerative Braking dalam 3 level. Artinya setiap melakukan deakselerasi baik itu pengereman maupun lupas gas, akan memberikan input energi listrik ke baterai dan membantu pengisian baterai, serta memperpanjang jarak tempuh. Semakin tinggi kita set level Regenerative Brake semakin besar pengisiannya. ”Jadi memanfaatkan energi kinetik,” tutup Putra.
Lihat Juga: Lebih Sabar dan Teliti, Alasan Hyundai Percayakan Pekerja Wanita Lakukan Pengecekan Akhir di Pabrik
Service General Manager Hyundai Motors Indonesia (HMID) Putra Samiaji mengatakan, konsumen tidak perlu khawatir dengan suku cadang maupun baterai dari Hyundai Ioniq EV.
”Kepada seluruh pelanggan Ioniq EV kami memberikan gratis perawatan berkala (jasa dan suku cadang) sampai dengan 75.000 km atau 5 tahun,” bebernya.
Lalu, untuk battery tegangan tingginya (HVB) diberikan lagi garansi dasar 3 tahun atau jarak tempuh 100.000 km (mana tercapai terlebih dahulu). Adapun garansi total yang diberikan adalah 8 tahun atau 160.000 km.
Tapi, bagaimana setelah itu? Apakah konsumen bisa melakukan pergantian baterai baru ke dealer Hyundai?
Ini penting, sebab sama seperti sebuah smartphone, baterai di mobil listrik kualitasnya akan mengalami penurunan seiring waktu dan penggunaan.
Artinya, setelah penggunaannya mencapai ratusan ribu kilometer, nanti konsumen tidak akan mendapatkan 100 persen daya baterai seperti saat pertama membeli.
Namun, Putra membantah hal itu. Menurutnya, hingga saat ini belum ada data resmi yang menunjukkan bahwa setelah 8 tahun akan terjadi penurunan kualitas baterai. ”Jadi belum tentu harus diganti setelah 8 tahun,” ujar Putra kepada Sindonews.
BACA JUGA :Mengenal e-POWER, Teknologi Andalan All-new Nissan Kicks e-POWER di Indonesia
Namun, jikapun karena satu dan lain hal baterai harus diganti, Putra menyebut bahwa Hyundai Indonesia sudah mempersiapkan ketersediaannya.
”Sebagai catatan, baterai Hyundai Ioniq EV bisa diganti per module pack. Jadi tidak harus diganti keseluruhan. Battery Ioniq EV terbagi menjadi 6 module pack. Sehingga bila ada kebutuhan penggatian cukup bagian yang rusak saja. Tidak perlu ganti keseluruhan,” ujar Putra.
Berapa harga per modul-nya? ”Nanti akan kami umumkan kemudian,” ujar Putra.
Kabin Honda Ioniq EV yang modern dan mewah.
Dengan mengandalkan penggerak dari baterai seutuhnya, salah satu keunikan Hyundai Ioniq EV adalah memiliki 3 moda pengemudian (driving mode). Yakni Eco, Normal dan Sport.
”Seperti layaknya mengendarai kendaraan biasa, semakin agressive gaya mengemudi semakin banyak energi yang dibutuhkan,” beber Putra.
”Untuk berkendara dalam kota dan cruising jarak jauh memakai mode Eco lebih disarankan karena lebih hemat pemakaian listrik tapi masih bisa merasakan sensasi berkendara layaknya mobil biasa,” tambahnya.
BACA JUGA:Perawatan Mobil Listrik Mahal? Hyundai Buktikan Sebaliknya
Selain itu di Ioniq EV dilengkapi feature Regenerative Braking dalam 3 level. Artinya setiap melakukan deakselerasi baik itu pengereman maupun lupas gas, akan memberikan input energi listrik ke baterai dan membantu pengisian baterai, serta memperpanjang jarak tempuh. Semakin tinggi kita set level Regenerative Brake semakin besar pengisiannya. ”Jadi memanfaatkan energi kinetik,” tutup Putra.
Lihat Juga: Lebih Sabar dan Teliti, Alasan Hyundai Percayakan Pekerja Wanita Lakukan Pengecekan Akhir di Pabrik
(dan)