Velg Buatan Lokal Sudah Unggul di Desain, Kualitas, dan Harga, Cuma Kalah Gengsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ajang Indonesia Modification Expo (IMX) 2020 pada September silam menyisakan pesan khusus di skena modifikasi Tanah Air. Bagaimana produk aftermarket lokal, khususnya velg, tak hanya sebatas memberi warna, tapi juga jadi bagian utama. BACA JUGA : Genap Berusia 25 Tahun, Harga Seken Honda Odyssey Beneran Bikin Ngiler
Ajang IMX memang dihadirkan untuk memberi panggung bagi produk aftermarket buatan dalam negeri.
Hasilnya terbukti. Ada Karma Bodykit, yang di IMX 2020 menghadirkan model ketiga Karma Cayman untuk Porsche Cayman 987.2 yang dirilis secara global.
Paket penjualan meliputi bumper depan, lips, side skirt bumper belakang, fender, over vender, dan wing spoiler dibanderol USD4.000 dan sudah dipesan di dalam dan luar negeri.
Ada juga body kit Project J hasil kolaborasi Head of Designer rumah modifikasi West Coast Customs Musa Tjahjono yang membuat paket wide body kit produksi lokal untuk Honda Civic Nouva (EF) hatchback dengan tarif USD2.500.
Jadi Momentum Pabrikan Velg Lokal
Tapi, yang paling menarik adalah kehadiran velg aftermarket lokal DnZ Wheels by Garasi Drift. Velg tersebut terjual 25 set hanya dalam beberapa jam melalui IMX Digital Market pada platform Shopee Indonesia.
Pertanyaannya, mungkinkah DnZ Wheels semakin memicu minat penggemar modifikasi Indonesia untuk mengapresiasi velg keluaran pabrikan dalam negeri?
Project Director Indonesia Modification Expo Andre Mulyadi melihat kemungkinan itu terbuka lebar.
”Kualitas produk velg Indonesia sudah sangat baik,” ujar Andre yang juga pendiri NMAA (National Modificator and Aftermarket Association) itu. ”Yang dibutuhkan adalah edukasi market agar menerima dan mengerti kualitasnya,” ia menambahkan.
Walau pendatang baru, Andre menyebut bahwa Garasi Drift selaku pemilik desain dan merek mampu mengedukasi dan mengkomunikasikan kepada market produk mereka dengan sangat baik. Alhasil, respons dari publik pun sangat positif.
BACA JUGA : Ini Perbandingan Honda HR-V Lama vs Honda HR-V 2021, Bedanya Bikin Melongo!
Velg Indonesia Kualitas Eropa
Pabrikan velg lokal sebenarnya cukup variatif. Ada TKB Group Indonesia dengan merek HSR Wheels. Ada juga PT Chemco Harapan Nusantara, pemilik brand Torsion Wheels.
Marketing & Purchasing General Manager PT Chemco Harapan Nusantara Arie Santoso menyebut bahwa banyak penggemar otomotif Indonesia yang antusias memodifikasi kendaraan mereka.
”Namun dari hasil riset internal, kendalanya terbilang klasik. Pertama, ada velg kualitas bagus, tapi karena impor, harga tidak terjangkau. Kedua, velg murah, kualitasnya (produk maupun finishingnya) tidak memuaskan,” katanya.
Disinilah Torsion Wheels mengambil posisi. ”Awalnya fokus bisnis kami memproduksi velg di Indonesia (sebagai OEM maker) dan memasarkannya ke Eropa, USA dan Skandinavia. Produk kami disukai dan berkembang pesat di Eropa. Namun melihat hasil riset market domestik, kami putuskan membuat velg buatan Indonesia berkualitas Eropa,” ujarnya.
Harga Velg Lokal Lebih Merakyat
Pilihan varian Torsion Wheels di bengkel Garasi 57, Bogor.
Dibanding velg impor, harga velg buatan lokal jauh lebih murah. Velg DnZ Wheels yang terinspirasi velg aftermarket Japan Domestic Market (JDM) diposisikan memiliki harga bersaing sehingga menjadi “People’s Wheel” di Indonesia.
Harga ritel DnZ Type One R16 hanya dibanderol Rp5.800.000. Bandingkan dengan velg impor Enkei Tuning SC22 R18 produksi Malaysia yang banderolnya Rp16.500.000.
Adapun Torsion Wheels sendiri memiliki 10 model velg dengan varian 15 inci hingga 20 inci dengan harga Rp4,8 juta hingga Rp9,5 juta (tergantung ukuran).
Seperti Apa Kualitas Velg Buatan Lokal?
Velg DnZ Wheels diproduksi Sub Company PT Astra Otoparts Pako Group, yang produk velg-nya masuk ke pasar Original Equipment for Manufacturer (OEM) Indonesia, juga ekspor ke Malaysia, Jepang, Italia, Hungaria, dan Thailand.
Pako Group juga memproduksi velg untuk Lexus hingga OZ Racing.
”DnZ Wheels direncanakan bersama baik dari desain, pembuatan molding, pengetesan, hingga manufakturing. Karena kami OE Maker, minimum kualitas di kami adalah standard OEM yang tentunya yang mengakomodasi SNI,” beber Yeremia Dwi Haryanto, Marketing Deputy Division Head Pako Group.
Yeremia mengatakan, DnZ Wheels Type One lulus tes fisik seperti impact test, drum test, dan MLT.
”Beban maksimum setiap velg 560 kg, bisa mengangkut mobil berbobot 2 ton lebih. Hal ini sesuai dengan spesifikasi standar keselamatan, ketahanan dan kualitas. Jadi kualitas velg ini luar biasa,” katanya.
Arie Santoso pun menjamin kualitas velg Torsion Wheels. ”Konsumen bisa cek kualitas velg dari segi visual, kekuatan, maupun kepadatan hasil akhir produk kami, velg Torsion tidak akan pecah hanya karena menghantam lubang di jalanan. Produk kami juga lolos uji TÜV (standard Eropa),” ungkapnya.
Paling Susah Kalahkan Gengsi
Dulu velg lokal memang kalah dengan velg keluaran pabrikan Jepang, Amerika, ataupun Eropa. Tapi, sekarang berubah. Andre Mulyani menyebut bahwa publik Indonesia mampu menilai kualitas pabrikan lokal yang sudah sangat mumpuni.
Berlahan tapi pasti, semakin banyak masyarakat yang paham dan mulai beralih ke velg lokal dibanding harus membeli velg replika.
Arie Santoso menyebut bahwa penjualan Torsion Wheels tahun ini jauh melebihi target.
”Mencapai lebih dari 230% dari estimasi target sales. Kami bahkan sampai harus mencatatkan waiting list order karena besarnya permintaan yang masuk. Torsion bahkan telah melewati target penjualan tahun ini pada October 2020,” beber Arie.
Tentu, ini harus di apresiasi positif. Namun, Pekerjaan Rumah (PR) pabrikan velg lokal masih jauh dan panjang.
Jika desain, kualitas, dan harga sudah kompetitif, tantangan terbesar yang harus ditaklukkan adalah soal gengsi. Masih banyak penggemar modifikasi yang enggan memakai velg lokal karena dianggap “kurang bergengsi”.
Maka, tema “Indonesian Pride” di IMX 2020 adalah salah satu cara untuk mengubah hal itu. ”Kami terus mendorong pabrikan velg lokal untuk terus berkarya sejalan tren #Indonesianpride yang semakin menggeliat. Produk-produk aftermarket dalam negeri selalu ada di setiap penyelenggaraan IMX. Hal ini berangkat dari keyakinan bahwa Indonesia merupakan pasar yang besar dalam modifikasi, dan sudah seharusnya memiliki produk-produk aftermarket sendiri yang berjaya di dalam maupun diminati pasar luar negeri,” tutup Andre Mulyadi.
Ajang IMX memang dihadirkan untuk memberi panggung bagi produk aftermarket buatan dalam negeri.
Hasilnya terbukti. Ada Karma Bodykit, yang di IMX 2020 menghadirkan model ketiga Karma Cayman untuk Porsche Cayman 987.2 yang dirilis secara global.
Paket penjualan meliputi bumper depan, lips, side skirt bumper belakang, fender, over vender, dan wing spoiler dibanderol USD4.000 dan sudah dipesan di dalam dan luar negeri.
Ada juga body kit Project J hasil kolaborasi Head of Designer rumah modifikasi West Coast Customs Musa Tjahjono yang membuat paket wide body kit produksi lokal untuk Honda Civic Nouva (EF) hatchback dengan tarif USD2.500.
Jadi Momentum Pabrikan Velg Lokal
Tapi, yang paling menarik adalah kehadiran velg aftermarket lokal DnZ Wheels by Garasi Drift. Velg tersebut terjual 25 set hanya dalam beberapa jam melalui IMX Digital Market pada platform Shopee Indonesia.
Pertanyaannya, mungkinkah DnZ Wheels semakin memicu minat penggemar modifikasi Indonesia untuk mengapresiasi velg keluaran pabrikan dalam negeri?
Project Director Indonesia Modification Expo Andre Mulyadi melihat kemungkinan itu terbuka lebar.
”Kualitas produk velg Indonesia sudah sangat baik,” ujar Andre yang juga pendiri NMAA (National Modificator and Aftermarket Association) itu. ”Yang dibutuhkan adalah edukasi market agar menerima dan mengerti kualitasnya,” ia menambahkan.
Walau pendatang baru, Andre menyebut bahwa Garasi Drift selaku pemilik desain dan merek mampu mengedukasi dan mengkomunikasikan kepada market produk mereka dengan sangat baik. Alhasil, respons dari publik pun sangat positif.
BACA JUGA : Ini Perbandingan Honda HR-V Lama vs Honda HR-V 2021, Bedanya Bikin Melongo!
Velg Indonesia Kualitas Eropa
Pabrikan velg lokal sebenarnya cukup variatif. Ada TKB Group Indonesia dengan merek HSR Wheels. Ada juga PT Chemco Harapan Nusantara, pemilik brand Torsion Wheels.
Marketing & Purchasing General Manager PT Chemco Harapan Nusantara Arie Santoso menyebut bahwa banyak penggemar otomotif Indonesia yang antusias memodifikasi kendaraan mereka.
”Namun dari hasil riset internal, kendalanya terbilang klasik. Pertama, ada velg kualitas bagus, tapi karena impor, harga tidak terjangkau. Kedua, velg murah, kualitasnya (produk maupun finishingnya) tidak memuaskan,” katanya.
Disinilah Torsion Wheels mengambil posisi. ”Awalnya fokus bisnis kami memproduksi velg di Indonesia (sebagai OEM maker) dan memasarkannya ke Eropa, USA dan Skandinavia. Produk kami disukai dan berkembang pesat di Eropa. Namun melihat hasil riset market domestik, kami putuskan membuat velg buatan Indonesia berkualitas Eropa,” ujarnya.
Harga Velg Lokal Lebih Merakyat
Pilihan varian Torsion Wheels di bengkel Garasi 57, Bogor.
Dibanding velg impor, harga velg buatan lokal jauh lebih murah. Velg DnZ Wheels yang terinspirasi velg aftermarket Japan Domestic Market (JDM) diposisikan memiliki harga bersaing sehingga menjadi “People’s Wheel” di Indonesia.
Harga ritel DnZ Type One R16 hanya dibanderol Rp5.800.000. Bandingkan dengan velg impor Enkei Tuning SC22 R18 produksi Malaysia yang banderolnya Rp16.500.000.
Adapun Torsion Wheels sendiri memiliki 10 model velg dengan varian 15 inci hingga 20 inci dengan harga Rp4,8 juta hingga Rp9,5 juta (tergantung ukuran).
Seperti Apa Kualitas Velg Buatan Lokal?
Velg DnZ Wheels diproduksi Sub Company PT Astra Otoparts Pako Group, yang produk velg-nya masuk ke pasar Original Equipment for Manufacturer (OEM) Indonesia, juga ekspor ke Malaysia, Jepang, Italia, Hungaria, dan Thailand.
Pako Group juga memproduksi velg untuk Lexus hingga OZ Racing.
”DnZ Wheels direncanakan bersama baik dari desain, pembuatan molding, pengetesan, hingga manufakturing. Karena kami OE Maker, minimum kualitas di kami adalah standard OEM yang tentunya yang mengakomodasi SNI,” beber Yeremia Dwi Haryanto, Marketing Deputy Division Head Pako Group.
Yeremia mengatakan, DnZ Wheels Type One lulus tes fisik seperti impact test, drum test, dan MLT.
”Beban maksimum setiap velg 560 kg, bisa mengangkut mobil berbobot 2 ton lebih. Hal ini sesuai dengan spesifikasi standar keselamatan, ketahanan dan kualitas. Jadi kualitas velg ini luar biasa,” katanya.
Arie Santoso pun menjamin kualitas velg Torsion Wheels. ”Konsumen bisa cek kualitas velg dari segi visual, kekuatan, maupun kepadatan hasil akhir produk kami, velg Torsion tidak akan pecah hanya karena menghantam lubang di jalanan. Produk kami juga lolos uji TÜV (standard Eropa),” ungkapnya.
Paling Susah Kalahkan Gengsi
Dulu velg lokal memang kalah dengan velg keluaran pabrikan Jepang, Amerika, ataupun Eropa. Tapi, sekarang berubah. Andre Mulyani menyebut bahwa publik Indonesia mampu menilai kualitas pabrikan lokal yang sudah sangat mumpuni.
Berlahan tapi pasti, semakin banyak masyarakat yang paham dan mulai beralih ke velg lokal dibanding harus membeli velg replika.
Arie Santoso menyebut bahwa penjualan Torsion Wheels tahun ini jauh melebihi target.
”Mencapai lebih dari 230% dari estimasi target sales. Kami bahkan sampai harus mencatatkan waiting list order karena besarnya permintaan yang masuk. Torsion bahkan telah melewati target penjualan tahun ini pada October 2020,” beber Arie.
Tentu, ini harus di apresiasi positif. Namun, Pekerjaan Rumah (PR) pabrikan velg lokal masih jauh dan panjang.
Jika desain, kualitas, dan harga sudah kompetitif, tantangan terbesar yang harus ditaklukkan adalah soal gengsi. Masih banyak penggemar modifikasi yang enggan memakai velg lokal karena dianggap “kurang bergengsi”.
Maka, tema “Indonesian Pride” di IMX 2020 adalah salah satu cara untuk mengubah hal itu. ”Kami terus mendorong pabrikan velg lokal untuk terus berkarya sejalan tren #Indonesianpride yang semakin menggeliat. Produk-produk aftermarket dalam negeri selalu ada di setiap penyelenggaraan IMX. Hal ini berangkat dari keyakinan bahwa Indonesia merupakan pasar yang besar dalam modifikasi, dan sudah seharusnya memiliki produk-produk aftermarket sendiri yang berjaya di dalam maupun diminati pasar luar negeri,” tutup Andre Mulyadi.
(dan)