Mengenang Kaburnya Bos Nissan dari Jepang di Momen Tahun Baru
loading...
A
A
A
Tanpa banyak bertanya Carlos Ghosn hanya menyiapkan diri menemui kejutan yang tidak pernah dia bayangkan. Di saat bersamaan tim siluman langsung terbang menggunakan pesawat jet pribadi ke Osaka sambil membawa boks spesial yang diklaim berisi alat-alat sound system. Kebetulan di kota yang sama, terdapat pentas musik yang digelar untuk merayakan tahun baru. Tim siluman bahkan menyiapkan tiket pentas musik itu guna meyakinkan otoritas bandara Kansai, Osaka.
Dua hari kemudian, 29 Desember 2019, Carlos Ghosn yang masih dalam pengawasan meminta izin untuk makan siang di Grand Hyatt, Tokyo yang dimana tim siluman justru sudah menunggu. Alih-aih makan siang, Carlos Ghosn yang sudah bertemu dengan tim siluman jusrru masuk ke kamar 933. Di kamar itulah Carlos Ghosn berganti pakaian dan menggunakan masker agar tidak dikenali.
Begitu meninggalkan hotel dia dan tim siluman kemudian pergi ke Osaka menggunakan kereta cepat. Suasana pergantian tahun justru membantu Carlos Ghosn melangkah leluasa. Suasana Tokyo begitu riuh dan ramai sehingga sulit untuk mengenali Carlos Ghosn yang sudah mengenakan masker.
Setelah sampai di Osaka, tim siluman langsung membawa Carlos Ghosn ke hotel Start Gate. Di kamar hotel itu sudah disiapkan boks khusus yang siap diisi oleh Carlos Ghosn. Setelah speaker dan sound system lainnya dikeluarkan Carlos Ghosn pun lansung bersembunyi di boks tersebut. Tanpa bertanya guna mencari tahu apa yang mereka lakukan.
Tim siluman tidak langsung membawa boks tersebut kabur keluar Jepang. Mereka menunggu jadwal penerbangan terakhir di bandara Kansai Osaka. Asumsinya, dengan suasana tahun baru yang padat dan jadwal terakhir, prosedur pengawasan akan lebih longgar.
Tepat jam 10.30 malam, tim siluman akhirnya sampai di bandara Kansai. Karena waktu sudah sangat malam, pengawas di bandara Kansai akhirnya tidak memeriksa ulang boks tersebut. Apalagi sesuai dugaan tim siluman, mereka tidak punya pemindai x-ray untuk barang berukuran besar. Alhasil boks yang berisi Carlos Ghosn itu diizinkan untuk dimasukkan ke dalam pesawat jet pribadi yang disewa tim siluman. "Begitu saya mendengar pintu kargo ditutup untuk pertama kalinya selama tinggal di Jepang, saya bisa bernapas dengan lega," ucap Carlos Ghosn.
Tepat 30 Desember, Carlos Ghosn akhirnya sampai di Istanbul, Turki. Saat itu dia harus berganti pesawat jet pribadi guna menuju Beirut, Lebanon. Dia mengaku sempat was-was Tokyo telah mengetahui dirinya telah menghilang. Hanya saja dia sedikit bernapas lega karena CCTV yang dipasang di depan rumahnya di Tokyo hanya dipantau dua hari sekali. Suasana tahun baru juga membuat petugas di Jepang sedikit mengendor dan tidak akan mengira kalau dia melarikan diri di pengujung tahun.
"Saya tidak kaget, kalau mereka tidak datang ke rumah saya saat itu karena suasana tahun baru. Jepang tidak sedisiplin yang orang pikir," ucap Carlos Ghosn yang sukses mendarat di Beirut, Lebanon di hari yang sama.
Dua hari kemudian, 29 Desember 2019, Carlos Ghosn yang masih dalam pengawasan meminta izin untuk makan siang di Grand Hyatt, Tokyo yang dimana tim siluman justru sudah menunggu. Alih-aih makan siang, Carlos Ghosn yang sudah bertemu dengan tim siluman jusrru masuk ke kamar 933. Di kamar itulah Carlos Ghosn berganti pakaian dan menggunakan masker agar tidak dikenali.
Begitu meninggalkan hotel dia dan tim siluman kemudian pergi ke Osaka menggunakan kereta cepat. Suasana pergantian tahun justru membantu Carlos Ghosn melangkah leluasa. Suasana Tokyo begitu riuh dan ramai sehingga sulit untuk mengenali Carlos Ghosn yang sudah mengenakan masker.
Setelah sampai di Osaka, tim siluman langsung membawa Carlos Ghosn ke hotel Start Gate. Di kamar hotel itu sudah disiapkan boks khusus yang siap diisi oleh Carlos Ghosn. Setelah speaker dan sound system lainnya dikeluarkan Carlos Ghosn pun lansung bersembunyi di boks tersebut. Tanpa bertanya guna mencari tahu apa yang mereka lakukan.
Tim siluman tidak langsung membawa boks tersebut kabur keluar Jepang. Mereka menunggu jadwal penerbangan terakhir di bandara Kansai Osaka. Asumsinya, dengan suasana tahun baru yang padat dan jadwal terakhir, prosedur pengawasan akan lebih longgar.
Tepat jam 10.30 malam, tim siluman akhirnya sampai di bandara Kansai. Karena waktu sudah sangat malam, pengawas di bandara Kansai akhirnya tidak memeriksa ulang boks tersebut. Apalagi sesuai dugaan tim siluman, mereka tidak punya pemindai x-ray untuk barang berukuran besar. Alhasil boks yang berisi Carlos Ghosn itu diizinkan untuk dimasukkan ke dalam pesawat jet pribadi yang disewa tim siluman. "Begitu saya mendengar pintu kargo ditutup untuk pertama kalinya selama tinggal di Jepang, saya bisa bernapas dengan lega," ucap Carlos Ghosn.
Tepat 30 Desember, Carlos Ghosn akhirnya sampai di Istanbul, Turki. Saat itu dia harus berganti pesawat jet pribadi guna menuju Beirut, Lebanon. Dia mengaku sempat was-was Tokyo telah mengetahui dirinya telah menghilang. Hanya saja dia sedikit bernapas lega karena CCTV yang dipasang di depan rumahnya di Tokyo hanya dipantau dua hari sekali. Suasana tahun baru juga membuat petugas di Jepang sedikit mengendor dan tidak akan mengira kalau dia melarikan diri di pengujung tahun.
"Saya tidak kaget, kalau mereka tidak datang ke rumah saya saat itu karena suasana tahun baru. Jepang tidak sedisiplin yang orang pikir," ucap Carlos Ghosn yang sukses mendarat di Beirut, Lebanon di hari yang sama.