Ini yang Harus Dilakukan untuk Menghindari Kecelakaan Beruntun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mantan personel Trio Macan, Yuselli Agus Stevy (Chacha Sherly), dilaporkan tewas dalam kecelakaan yang terjadi di Tol Semarang - Solo KM 428, Senin (4/1/2020), pukul 14.30 WIB. BACA JUGA - Cerita Perjuangan Ilmuwan Demi Membuat Vaksin COVID-19
Kecelakaan tersebut melibatkan beberapa kendaraan. Mobil yang ditumpangi Chacha terpental dari jalur B ke jalur A, kemudian dari arah berlawanan ada bus yang sedang melaju kencang, sehingga kecelakaan tidak terhindarkan.
Kejadian tersebut setidaknya melibatkan tujuh kendaraan, dan menewaskan mantan personel grup dangdut Trio Macan itu, meski sempat mendapat perawatan intensif. BACA JUGA - Simpan Banyak Fakta, Donald Trump Restui Pengungkapan UFO
Menanggapi hal tersebut, Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menilai kecelakaan beruntun terjadi akibat pengemudi mobil, khususnya di jalan tol, tidak tertib dalam menjaga jarak.
Padahal, menjaga jarak sangat penting untuk mendapatkan ruang pengemudi dalam bereaksi untuk menghindar ke daerah yg aman. Bisa tegak lurus atau menghindar ke kiri maupun ke kanan.
"Jaga jarak yang ideal adalah 3-4 detik. Metode ini yang terbaik karena sangat flexible. Ketika pelan, jaraknya bisa dekat dan ketika cepat, lebih lebar," ujar Sony, saat dihubungi Sindonews, Selasa (5/1/2021).
Kendati demikian, permasalahan yang terjadi saat ini adalah banyaknya pengemudi yang tidak paham atau bahkan tidak mau tahu metode keamanan di jalan, hanya karena takut lajurnya diambil orang lain. Padahal bagaimanapun keamanan adalah prioritas utama.
Metode lain yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga jarak dengan menggunakan tiang listrik yang ada di tengah jalan tol, jika ada. Sebab, untuk tol luar kota, biasanya jarak 1 tiang ke tiang berikutnya sekitar 30 meter.
"Jadi ketika kecepatan kendaraan 60 km/jam, berarti dihitung 2 tiang listrik. Lebih jauh dalam menjaga jarak, semakin terhindar dari tabrakan beruntun," jelas Sony.
Sony melanjutkan, menghindar kendaraan di depan adalah upaya terakhir jika melakukan rem mendadak. Itupun dengan catatan kondisi jalan di kiri atau kanan kendaraan yang dikemudikan kosong.
"Tapi kalau ditabrak dari belakang, itu akibat pengemudi tidak memberikan kesempatan kendaraan lain di belakangnya untuk menyusul. Atau merasa pengemudi yang ada di belakangnya mempunyai skill yang bagus," imbuhnya.
Kendati demikian, Sony mengakui menghindari kecelakaan di jalan tidak mudah. Tapi kecelakaan bisa diminimalisir. Semua tergantung pada setiap pengemudi kendaraan.
"Jika ada atau bertemu rombongan pengemudi-pengemudi yang ugal-ugalan, agresif, kencang, dan lainnya, harus dihindari jangan diikuti kalau tidak punya kemampuan atau tidak mau terlibat kecelakaan," tandas Sony.
Kecelakaan tersebut melibatkan beberapa kendaraan. Mobil yang ditumpangi Chacha terpental dari jalur B ke jalur A, kemudian dari arah berlawanan ada bus yang sedang melaju kencang, sehingga kecelakaan tidak terhindarkan.
Kejadian tersebut setidaknya melibatkan tujuh kendaraan, dan menewaskan mantan personel grup dangdut Trio Macan itu, meski sempat mendapat perawatan intensif. BACA JUGA - Simpan Banyak Fakta, Donald Trump Restui Pengungkapan UFO
Menanggapi hal tersebut, Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI), menilai kecelakaan beruntun terjadi akibat pengemudi mobil, khususnya di jalan tol, tidak tertib dalam menjaga jarak.
Padahal, menjaga jarak sangat penting untuk mendapatkan ruang pengemudi dalam bereaksi untuk menghindar ke daerah yg aman. Bisa tegak lurus atau menghindar ke kiri maupun ke kanan.
"Jaga jarak yang ideal adalah 3-4 detik. Metode ini yang terbaik karena sangat flexible. Ketika pelan, jaraknya bisa dekat dan ketika cepat, lebih lebar," ujar Sony, saat dihubungi Sindonews, Selasa (5/1/2021).
Kendati demikian, permasalahan yang terjadi saat ini adalah banyaknya pengemudi yang tidak paham atau bahkan tidak mau tahu metode keamanan di jalan, hanya karena takut lajurnya diambil orang lain. Padahal bagaimanapun keamanan adalah prioritas utama.
Metode lain yang bisa dilakukan adalah dengan menjaga jarak dengan menggunakan tiang listrik yang ada di tengah jalan tol, jika ada. Sebab, untuk tol luar kota, biasanya jarak 1 tiang ke tiang berikutnya sekitar 30 meter.
"Jadi ketika kecepatan kendaraan 60 km/jam, berarti dihitung 2 tiang listrik. Lebih jauh dalam menjaga jarak, semakin terhindar dari tabrakan beruntun," jelas Sony.
Sony melanjutkan, menghindar kendaraan di depan adalah upaya terakhir jika melakukan rem mendadak. Itupun dengan catatan kondisi jalan di kiri atau kanan kendaraan yang dikemudikan kosong.
"Tapi kalau ditabrak dari belakang, itu akibat pengemudi tidak memberikan kesempatan kendaraan lain di belakangnya untuk menyusul. Atau merasa pengemudi yang ada di belakangnya mempunyai skill yang bagus," imbuhnya.
Kendati demikian, Sony mengakui menghindari kecelakaan di jalan tidak mudah. Tapi kecelakaan bisa diminimalisir. Semua tergantung pada setiap pengemudi kendaraan.
"Jika ada atau bertemu rombongan pengemudi-pengemudi yang ugal-ugalan, agresif, kencang, dan lainnya, harus dihindari jangan diikuti kalau tidak punya kemampuan atau tidak mau terlibat kecelakaan," tandas Sony.
(wbs)