Presiden Bolivia Tuduh Elon Musk Terlibat Kudeta Bolivia
loading...
A
A
A
BOLIVIA - Presiden Bolivia Luis Arce menuduh CEO Tesla Elon Musk dan perusahaannya terlibat dalam kudeta mantan Presiden Bolivia Evo Morales pada 2019. Hal itu diungkap oleh Luis Arce saat mengadakan konferensi pers bersama dengan Presiden Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador.
Dalam konferensi pers itu Luis Arce mengucapkan terima kasih kepada Meksiko karena mau melindungi Evo Morales saat dikudeta. Luis Arce bahkan menyebutkan penyebab Evo Morales dijatuhkan dari kursi kepemimpinan di Bolivia yaitu cadangan lithium yang ada di Bolivia serta keterlibatan Tesla.
"Saat di musim kampanye, calon wakil presiden Samuel Doria Medina mengatakan akan sangat menarik jika Tesla datang ke Bolivia dan memanfaatkan lithium yang ada di Bolivia. Beberapa minggu kemudian, seorang manajer senior Tesla yang dikenal di sosial media, mengatakan akan melakukan kudeta jika memang diperlukan," ujar Luis Arce yang saat Presiden Evo Morales memimpin Bolivia menjaat sebagai Menteri Keuangan Bolivia.
Diketahui usai pemilihan umum 2019 di Bolivia, Presiden Bolivia saat itu Evo Morales yang keluar sebagai pemenang pemilihan justru dipaksa untuk turun dari jabatan. Saat itu berbagai pihak mulai dari persatuan dagang, polisi dan militer memaksa Evo Morales berhenti sebagai presiden.
Desakan itu membuat Evo Morales tidak punya pilihan lain. Di saat yang bersamaan Meksiko kemudian memberikan suaka politik buat Evo Morales dari potensi kekacauan yang terjadi di Bolivia.
Beberapa bulan kemudian, Elon Musk pada 25 Juli 2020 menulis pernyataan di Twitter resmi miliknya bahwa stimulus dari pemerintah terkadang bukan apa yang diinginkan atau dibutuhkan oleh masyarakat. Unggahan itu kemudian dijawab oleh pengikut Elon Musk yang berbuunyi "Kamu tahu apa yang tidak dibutuhkan oleh masyarakat? Yaitu saat Amerika mengorganisir upaya kudeta terhadap Evo Morales."
Jawaban itu langsung dijawab singkat lagi oleh Elon Musk. "Kami akan mengkudeta siapa saja yang kami inginkan. Terima saja," jawab Elon Musk. Hanya saja beberapa jam kemudian unggahan itu dihapus oleh Elon Musk tanpa alasan yang jelas.
Hanya saja hal itu memicu kecurigaan Luis Arce bahwa Tesla bisa saja terlibat dalam kudeta Evo Morales. Pasalnya Evo Morales melakukan nasionalisasi perusahaan pemberdayaan lithium yang ada di Bolivia. Rencananya Evo Morales akan bekerja sama dengan perusahaan Jerman untuk memberdayakan potensi lithium itu. Hanya saja Evo Morales keburu dikudeta dan hal itu tidak pernah terealisasi.
Diketahui langkah nasionalisasi perusahaan pemberdayaan lithium yang dilakukan Evo Morales justru menghentikan langkah Tesla untuk memaksimalkan potensi lithium di negara Amerika Selatan itu.
f
Dalam konferensi pers itu Luis Arce mengucapkan terima kasih kepada Meksiko karena mau melindungi Evo Morales saat dikudeta. Luis Arce bahkan menyebutkan penyebab Evo Morales dijatuhkan dari kursi kepemimpinan di Bolivia yaitu cadangan lithium yang ada di Bolivia serta keterlibatan Tesla.
"Saat di musim kampanye, calon wakil presiden Samuel Doria Medina mengatakan akan sangat menarik jika Tesla datang ke Bolivia dan memanfaatkan lithium yang ada di Bolivia. Beberapa minggu kemudian, seorang manajer senior Tesla yang dikenal di sosial media, mengatakan akan melakukan kudeta jika memang diperlukan," ujar Luis Arce yang saat Presiden Evo Morales memimpin Bolivia menjaat sebagai Menteri Keuangan Bolivia.
Diketahui usai pemilihan umum 2019 di Bolivia, Presiden Bolivia saat itu Evo Morales yang keluar sebagai pemenang pemilihan justru dipaksa untuk turun dari jabatan. Saat itu berbagai pihak mulai dari persatuan dagang, polisi dan militer memaksa Evo Morales berhenti sebagai presiden.
Desakan itu membuat Evo Morales tidak punya pilihan lain. Di saat yang bersamaan Meksiko kemudian memberikan suaka politik buat Evo Morales dari potensi kekacauan yang terjadi di Bolivia.
Beberapa bulan kemudian, Elon Musk pada 25 Juli 2020 menulis pernyataan di Twitter resmi miliknya bahwa stimulus dari pemerintah terkadang bukan apa yang diinginkan atau dibutuhkan oleh masyarakat. Unggahan itu kemudian dijawab oleh pengikut Elon Musk yang berbuunyi "Kamu tahu apa yang tidak dibutuhkan oleh masyarakat? Yaitu saat Amerika mengorganisir upaya kudeta terhadap Evo Morales."
Jawaban itu langsung dijawab singkat lagi oleh Elon Musk. "Kami akan mengkudeta siapa saja yang kami inginkan. Terima saja," jawab Elon Musk. Hanya saja beberapa jam kemudian unggahan itu dihapus oleh Elon Musk tanpa alasan yang jelas.
Hanya saja hal itu memicu kecurigaan Luis Arce bahwa Tesla bisa saja terlibat dalam kudeta Evo Morales. Pasalnya Evo Morales melakukan nasionalisasi perusahaan pemberdayaan lithium yang ada di Bolivia. Rencananya Evo Morales akan bekerja sama dengan perusahaan Jerman untuk memberdayakan potensi lithium itu. Hanya saja Evo Morales keburu dikudeta dan hal itu tidak pernah terealisasi.
Diketahui langkah nasionalisasi perusahaan pemberdayaan lithium yang dilakukan Evo Morales justru menghentikan langkah Tesla untuk memaksimalkan potensi lithium di negara Amerika Selatan itu.
f
(wsb)