DFSK Rencana Produksi Mobil Listrik di Pabrik Cikande
loading...
DFSK Glory E3 pertama kali dihadirkan di ajang GIIAS 2019 hanya sebagai perkenalan. Foto/DFSK
A
A
A
JAKARTA - DFSK ternyata punya rencana yang serius dalam melakukan elektrifikasi di pasar otomotif Indonesia. Achmad Rofiqi Public Relations & Media Manager PT Sokonindo Automobile (DFSK) dalam IIMS Talks baru-baru ini mengatakan rencana elektrifikasi DFSK tidak hanya ada di segmen mobil komersial tapi juga mobil penumpang.
Kehadiran mobil komersial niaga ringan listrik, DFSK Gelora E, di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021 akan dijadikan tolak ukur DFSK untuk mengetahui respons masyarakat terhadap mobil listrik.
![DFSK Rencana Produksi Mobil Listrik di Pabrik Cikande]()
"Kita akan planning dalam 2-3 tahun ke depan, kita akan coba untuk membuat kendaraan listrik di Indonesia, di pabrik kita di Cikande. Jadi harganya bisa kita tekan dan dinikmati oleh masyarakat," ujar Achmad Rofiqi.
Dia melanjutkan proses elektrifikasi di Indonesia merupakan tanggungjawab bersama baik itu pemerintah sebagai regulator, Agen Pemegang Merek dan perusahaan produsen baterai. Ketiga pihak itu menurutnya harus bersinergi.
Dia berharap pemerintah sebagai regulator bisa memberikan insentif yang lebih luas lagi sehingga harga mobil listrik jadi lebih terjangkau. Dia mencontohkan DFSK Gelora E yang diimpor utuh dari China yang mengakibatkan harganya jadi sedikit mahal dibandingkan DFSK Gelora bermesin konvensional. "Karena masih ada tax di sana untuk bea masuk. Jadi harga jual cukup
tinggi. Memang PPnBM dan luxury tax sudah 0 dari pemerintah," ujarnya.
Saat ini DFSK memang punya banyak pilihan untuk mobil listrik. Salah satunya adalah DFSK Glory E3 yang pernah ditampilkan di ajangGIIAS 2019. Saat itu DFSK Glory E3 dihadirkan sebagai bukti DFSK tidak kalah dengan perusahaan mobil listrik lainnya dalam inovasi mobil listrik.
DFSK Glory E3 diketahui memiliki baterai listrik berkapasitas 52,5 kWh dan sanggup menempuh jarak hingga 405 Kilometer dengan kondisi baterai terisi penuh. Tenaga maksimalnya mencapai 160 daya kuda dan torsi maksimal 300 Nm.
Kehadiran mobil komersial niaga ringan listrik, DFSK Gelora E, di ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) Hybrid 2021 akan dijadikan tolak ukur DFSK untuk mengetahui respons masyarakat terhadap mobil listrik.
"Kita akan planning dalam 2-3 tahun ke depan, kita akan coba untuk membuat kendaraan listrik di Indonesia, di pabrik kita di Cikande. Jadi harganya bisa kita tekan dan dinikmati oleh masyarakat," ujar Achmad Rofiqi.
Dia melanjutkan proses elektrifikasi di Indonesia merupakan tanggungjawab bersama baik itu pemerintah sebagai regulator, Agen Pemegang Merek dan perusahaan produsen baterai. Ketiga pihak itu menurutnya harus bersinergi.
Dia berharap pemerintah sebagai regulator bisa memberikan insentif yang lebih luas lagi sehingga harga mobil listrik jadi lebih terjangkau. Dia mencontohkan DFSK Gelora E yang diimpor utuh dari China yang mengakibatkan harganya jadi sedikit mahal dibandingkan DFSK Gelora bermesin konvensional. "Karena masih ada tax di sana untuk bea masuk. Jadi harga jual cukup
tinggi. Memang PPnBM dan luxury tax sudah 0 dari pemerintah," ujarnya.
Saat ini DFSK memang punya banyak pilihan untuk mobil listrik. Salah satunya adalah DFSK Glory E3 yang pernah ditampilkan di ajangGIIAS 2019. Saat itu DFSK Glory E3 dihadirkan sebagai bukti DFSK tidak kalah dengan perusahaan mobil listrik lainnya dalam inovasi mobil listrik.
DFSK Glory E3 diketahui memiliki baterai listrik berkapasitas 52,5 kWh dan sanggup menempuh jarak hingga 405 Kilometer dengan kondisi baterai terisi penuh. Tenaga maksimalnya mencapai 160 daya kuda dan torsi maksimal 300 Nm.
(wsb)
Lihat Juga :
