100 Ribu Unit Mobil Mazda Terdampak Kelangkaan Chip di 2021

Sabtu, 15 Mei 2021 - 19:59 WIB
loading...
100 Ribu Unit Mobil Mazda Terdampak Kelangkaan Chip di 2021
Mazda menjadi salah satu pabrikan yang sengsara karena kelangkaan chip. Foto: dok Reuters
A A A
JAKARTA - Mazda Motor Corp mengatakan bahwa kelangkaan chip akan berdampak pada 100.000 unit mobil produksi mereka di 2021.

Karena itu, Mazda akan mengoptimalkan stok chip yang ada dan meminimalisir dampak ke 70.000 unit. Akibat kelangkaan chip ini memang cukup panjang. Dan bahkan merugikan. Diprediksi, pabrikan otomotif akan merugi sekitar USD110 miliar dari prediksi kerugian awal yang hanya USD61 miliar.



Lembaga riset AlixPartners memprediksi, krisis ini akan berdampak pada sekitar USD3,9 juta kendaraan secara global.

Mobil Ternyata Butuh Banyak Chip
Faktanya, kendaraan keluaran terbaru saat ini dibekali banyak sekali fitur dan teknologi yang hanya bisa berjalan dengan chip. Sebuah mobil bisa memiliki puluhan chip di dalamnya untuk mengontrol beragam fungsi.

Misalnya, mengaru mesin agar lebih irit, fitur asisten mengemudi seperti Honda Sensing yang memungkinkan mobil mengerem otomatis saat akan menabrak, dan masih banyak lagi.

Perusahan riset IHS Markit memperkirakan bahwa produksi mobil di kuartal pertama tahun ini minus 672 ribu unit.

Tapi, mengapa chip bisa langka? Ada beberapa alasan besarnya. Pertama, karena pendemi Covid-19 yang membuat produksi chip terhambat karena pembatasan sosial dan work from home. Lalu, reaksi industri otomotif yang merampingkan produksi dan mengurangi pesanan suku cadang, termasuk permintaan ke chip ke industri semikonduktor.

Sebaliknya, tiba-tiba permintaan terhadap perangkat-perangkat Smart Home ataupun Internet of Things melonjak karena konsumen lebih banyak menghabiskan waktu di rumah.



Industri semikonduktor tiba-tiba menerima permintaan besar untuk menyediakan chip smartphone, laptop, tablet, dan smartphone.

Ini terlihat dari data Semiconductor Industry Association (SIA) yang mengatakan bahwa penjualan chip sepanjang Januari lalu menyentuh rekor USD40 miliar (lebih dari Rp 500 triliun). Angka itu lebih tinggi 13,2 persen dibanding tahun lalu.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2149 seconds (0.1#10.140)