Diprotes Serikat Pekerja, Renault Berjanji Tidak akan Tutup Pabrik
loading...
A
A
A
MAUBEUGE - Renault masih mengalami kesulitan yang hebat akibat pandemi Covid-19. Pada 29 Mei kemarin, Renault mengatakan berencana memutus sekitar 14.600 pekerjaan dan menurunkan seperlima kapasitas produksi, demi mengurangi biaya yang harus dikeluarkan perusahaan.
Rencana tersebut termasuk pemangkasan 4.600 posisi di Prancis, atau sekitar 10% dari total pekerja yang ada di negara asal merek tersebut. Ternyata, pemangkasan yang dilakukan melalui pemberian uang pensiun secara sukarela itu, memicu kemarahan serikat buruh Renault. BACA JUGA - Spesifikasi R80, Pesawat yang Diwariskan B.J Habibie dan Dibatalkan oleh Jokowi
Pekerja pabrik Renault di Maubege, Prancis Utara, melakukan mogok kerja dan protes atas program pemotongan upah yang dilakukan perusahaan. Berupaya menenangkan situasi, Chairman Renault, Jean Dominique Senard, memastikan Renault tidak akan menutup pabrik tersebut. BACA JUGA - Tutup Pabrik di Indonesia, Nissan Rencanakan Jauh Sebelum Pandemi COVID-19
“Saya tidak punya niat untuk menutup pabrik di Maubeuge. Saya tidak pernah mengatakan itu dan tidak pernah berpikir seperti itu,” kata Senard, dikutip dari Bloomberg, Senin (1/6/2020).
Renault memang sedang di bawah tekanan. Pemerintah Prancis mewanit-wanti agar Renault berhati-hati dalam melakukan pemangkasan. Renault juga siap mendapat pinjaman dari pemerintah Prancis sebesar EUR5 miliar atau Rp82 triliun.
Pada 2 Juni besok, Renault akan duduk bersama dengan serikat pekerja untuk memebahas mengenai masa depan perusahaan. Meski berjanji tidak akan melakukan pemecatan karyawan, Senard menyatakan bahwa kondisi Renault sedang rapuh dan kelebihan kapasitas.
Rencana tersebut termasuk pemangkasan 4.600 posisi di Prancis, atau sekitar 10% dari total pekerja yang ada di negara asal merek tersebut. Ternyata, pemangkasan yang dilakukan melalui pemberian uang pensiun secara sukarela itu, memicu kemarahan serikat buruh Renault. BACA JUGA - Spesifikasi R80, Pesawat yang Diwariskan B.J Habibie dan Dibatalkan oleh Jokowi
Pekerja pabrik Renault di Maubege, Prancis Utara, melakukan mogok kerja dan protes atas program pemotongan upah yang dilakukan perusahaan. Berupaya menenangkan situasi, Chairman Renault, Jean Dominique Senard, memastikan Renault tidak akan menutup pabrik tersebut. BACA JUGA - Tutup Pabrik di Indonesia, Nissan Rencanakan Jauh Sebelum Pandemi COVID-19
“Saya tidak punya niat untuk menutup pabrik di Maubeuge. Saya tidak pernah mengatakan itu dan tidak pernah berpikir seperti itu,” kata Senard, dikutip dari Bloomberg, Senin (1/6/2020).
Renault memang sedang di bawah tekanan. Pemerintah Prancis mewanit-wanti agar Renault berhati-hati dalam melakukan pemangkasan. Renault juga siap mendapat pinjaman dari pemerintah Prancis sebesar EUR5 miliar atau Rp82 triliun.
Pada 2 Juni besok, Renault akan duduk bersama dengan serikat pekerja untuk memebahas mengenai masa depan perusahaan. Meski berjanji tidak akan melakukan pemecatan karyawan, Senard menyatakan bahwa kondisi Renault sedang rapuh dan kelebihan kapasitas.
(wbs)