Byton Terancam Bangkrut, Produksi Mobil Listrik M-Byte Berhenti Total

Senin, 08 November 2021 - 07:01 WIB
loading...
Byton Terancam Bangkrut, Produksi Mobil Listrik M-Byte Berhenti Total
Byton pernah menampilkan mobil konsep M-Byte pada 2018 dan seharusnya meluncurkan model produksi pada 2019 tetapi gagal. FOTO/ IST
A A A
BEIJING - Byton, perusahaan kendaraan listrik (EV) asal China terancam bangkrut. Bahkan Byton disebut mulai tidak membayar gaji karyawan dan membekukan produksi di tengah persidangan perusahaan di pengadilan.

Seperti dilansir dari Nikkei Asia, Minggu (7/11/2021) Huaxun Network System Co. yang berbasis di Shanghai meminta pengadilan untuk segera memvonis kebangkrutan untuk Nanjing Zhixing Energy Vehicle Technology Development Co., unit bisnis utama Byton.

Byton dilaporkan telah menangguhkan gaji pekerja dan menghentikan operasi pabrik sebagai akibat dari uji coba yang sedang berlangsung.



Perusahaan menampilkan mobil konsep M-Byte pada 2018 dan seharusnya meluncurkan model produksi pada 2019 tetapi gagal.

Byton dipimpin oleh eksekutif dari BMW dan Nissan Motor dan dimulai pada 2016. Investor awal perusahaan adalah Foxconn Technology Group, Tencent Holdings dan pemerintah kota Nanjing.

Pada 2017, berubah nama menjadi Byton setelah menerima suntikan USD240 juta dari Suning dan Fullshare Holdings.

Tahun 2018 melihat perusahaan FAW Group menandatangani perjanjian kerjasama dengan Byton dan pada tahun yang sama Byton membeli lisensi manufaktur kendaraan dari FAW dengan biaya US $ 133 juta.

Masalah muncul pada awal September 2019 ketika Byton tidak mendapatkan suntikkan dana dan pandemi Covid-19 menambah masalah perusahaan. Itu menangguhkan semua operasi domestik pada Juli 2020 dan diperparah dengan mundurnya CEO Daniel Kirchert.

Tiga investor utamanya, FAW, pemerintah Nanjing dan Foxconn dikatakan telah kehilangan minat pada Byton. FAW misalnya memiliki rencana untuk mengubah merek Red Flag menjadi perusahaan EV saja.

Byton memiliki hampir 1.000 karyawan di China dan 500 orang di luar negeri termasuk AS. Persaingan dari berbagai perusahaan baru China lainnya juga memperburuk kondisi Byton.
(wbs)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1713 seconds (0.1#10.140)