Ini Harga Mobil Listrik yang Ideal Buat Masyarakat Versi Universitas Indonesia

Kamis, 18 November 2021 - 06:00 WIB
loading...
Ini Harga Mobil Listrik yang Ideal Buat Masyarakat Versi Universitas Indonesia
Nissan Leaf, mobil listrik yang saat ini dijual di Indonesia memiliki banderol harga mulai Rp649 juta. Foto/DOK. Nissan Indonesia.
A A A
JAKARTA - Khoirunurrofik, Wakil Kepala Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (LPEM FBUI) menyatakan harga mobil listrik di Indonesia saat ini masih terlalu mahal buat masyarakat Indonesia. Harga itu membuat mereka ragu akan terjadinya perpindahan dari mobil konvensional ke mobil listrik.

Menurut dia dalam simulasi yang dilakukan oleh LPEM FEBUI harga mobil listrik yang masih bisa diterima oleh masyarakat adalah 1,2 hingga 1,4 kali dari harga mobil konvensional paling populer yang ada saat ini.

"Kalau Avanza Rp200 juta ya jadinya 1,2 sampai 1,4 kalinya masih bisa diterima. Di atas itu kita masih ragu (bisa diterima)," ujar Khoirunurrofik, saat mengisi acara Daily Seminar GIIAS 2021 dengan tema Multiple Pathway To Reduce Co2 Emission In Transportation Sector, Rabu (18/11/2021).



Ini Harga Mobil Listrik yang Ideal Buat Masyarakat Versi Universitas Indonesia


Dia memahami saat ini harga mobil listrik terbilang sangat mahal dibandingkan mobil Intenal Combustion Engine (ICE) karena faktor baterai. Hal itu menurutnya membuat produsen mobil hijau itu kesulitan untuk mendapatkan harga yangcocok buat konsumen.

"Kalau ini belum bisa diatasi tentu tidak bisa menyamai kemampuan mobil ICE," ujarnya lagi.

Rofik, panggilan akrabnya menjelaskan, selain harga mobil listrik yang tidak terjangkau, masalah utama lainnya yaitu belum banyaknya infrastruktur pendukung seperti stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).



"Minimnya SPKLU juga menjadi tantangan dalam pengembangan kendaraan berbasis baterai. Pada Mei 2021 jumlah SPKLU baru mencapai 148 unit, tentu SPKLU adalah infrastruktur penarik peralihan ke kendaraan listrik," ucap Rofiq.

Oleh karena itu, Rofiq menyarankan pemerintah perlu mempertimbangkan beberapa faktor untuk mendorong pasar kendaraan listik. "Pemerintah perlu mempertimbangkan diskon pembelian alat EV Charging ke depannya, insentif tambahan dari pengurangan biaya kesehatan akibat polusi yang berkurang dan administasi percepatan pembuatan STNK dan BPKB," pungkasnya.
(wsb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1910 seconds (0.1#10.140)