Pasar Komersial Meningkat, Daimler Usung Kendaraan Ramah Lingkungan

Senin, 20 Desember 2021 - 23:51 WIB
loading...
A A A
Pada 2021, secara year to date, market share DCVI di pasar domestik sudah menembus hampir 9%. Sedangkan untuk bus, secara year to date hingga Desember 2021 sudah menembus 48,6%. Faustina menegaskan, seluruh produk kendaraan komersial DCVI sudah memenuhi standard Euro IV maupun bisa diupgrade ke standard Euro IV. Untuk Axor Euro 2 atau Axor Euro 3 pengguna bisa melakukan upgrade menjadi Axor Euro 4.

Mercedes Benz Axor Euro 4 mengusung teknologi Selective Catalytic Reduction (SCR) dan Zero Pressure Drain Unit Pump. SCR Technology sudah dikembangkan di Jerman sejak 1950, dan 1963 sudah diadopsi oleh Amerika Serikat. SCR menggunakan Diesel Exhaust Fluid (DEF) atau urea khusus untuk memecah emisi gas buang. Para insinyur di Jerman sudah menyediakan tabung khusus yang bisa diisi oleh sopir atau pemilik kendaraan dengan cairan DEF seperti merek AdBlue.Sehingga kendaraan itu lebih ramah lingkungan.

Sementara itu, PT Pertamina (Persero) melalui PT Kilang Pertamina Internasional (PT KPI) terus berupaya meningkatkan nilai dan kualitas produk-produknya agar makin sesuai dengan standar internasional dan makin ramah lingkungan.

Mengutip keterangan resmi perseroan, melalui proyek pengembangan kilang Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan, Pertamina melalui PT KPI bertekad untuk memuluskan jalan menuju penerapan standar Euro V di Indonesia. Upaya tersebut merupakan dukungan terhadap pemerintah yang telah menetapkan peta jalan penerapan Euro V pada 2027.



Proyek RDMP Balikpapan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kilang, tetapi juga mewujudkan green refinery, kilang hijau yang menghasilkan produk berkualitas dan bernilai tinggi, serta berwawasan lingkungan, sesuai dengan standar Euro V. Produk standar Euro V sendiri memiliki keunggulan lain yakni tingkat konsumsinya yang lebih hemat.

Corporate Secretary PT KPI, Ifki Sukarya, menyampaikan bahwa proyek yang berlokasi di kota minyak Balikpapan, Kalimantan Timur tersebut merupakan Proyek Strategis Nasional (PSN) yang diamanahkan kepada Pertamina untuk menyelesaikannya. Bagi Pertamina, proyek ini adalah proyek yang terbesar yang pernah dikelola, khususnya di sektor pengolahan dan petrokimia.

Ifki menjelaskan bahwa proyek RDMP Kilang Balikpapan dijadwalkan selesai pada 2024 dengan target untuk meningkatkan kapasitas produksi Kilang RU V Balikpapan dari 260 MBSD (ribu barel per hari) menjadi 360 MBSD dan menghasilkan produk-produk berkualitas yang memenuhi standar Euro V.

“Kilang Pertamina Balikpapan ini memang saat ini merupakan kilang terbesar kedua yang dimiliki Pertamina. Sekitar 25% kapasitas kilang nasional dipenuhi dari sana. Jadi kilang ini memang posisinya strategis, terutama untuk memenuhi kebutuhan energi di wilayah Indonesia timur," ungkap Ifki.

Pengembangan Kilang Balikpapan melalui proyek RDMP, Ifki melanjutkan, akan menambah jajaran produk-produk berkualitas tinggi yang selama ini sudah diproduksi, yaitu High Speed Diesel 50 ppm (HSD 50 ppm), Net Bottom Fractionator (NBF), Smooth Fluid (SF) 05, Low Aromatic White Spirit (LAWS), dan Marine Gasoil (MGO) Low Sulfur. Di samping itu, Kilang Balikpapan akan memproduksi produk baru, yaitu propylene (propilena) yang digunakan sebagai bahan baku pabrik polypropylene (polipropilena).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2648 seconds (0.1#10.140)