Gawat, Mobil Listrik Justru Rentan Karat dibanding Mobil Konvensional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mobil listrik ternyata rentan karat dibanding mobil konvensional. Hal itu terungkap dalam studi yang dilakukan majalah Auto Motor und Sport. Dalam penelitan itu mereka menemukan mobil-mobil listrik yang beredar saat ini justru dilengkapi dengan material yang potensi karatnya sangat tinggi..
Peneliti karat dari Jerman, Ralf Roessler dalam laporannya di Auto Motor und Sport menyebutkan Tesla Model 3 merupakan mobil listrik populer yang potensi karatnya sangat tinggi.
Ralf Roessler disebutkan meneliti Tesla Model 3 anyar yang jarak tempuhnya baru mencapai 300 kilometer. Menurutnya Tesla ternyata melapisi platform yang dimiliki Tesla Model 3 dengan lapisan tipis.
Dia juga mengatakan pilar A yang ada di mobil listrik buatan Elon Musk itu dilengkapi dengan busa yang ternyata sangat mudah menyerap air. "Setelah enam bulan warnanya akan berubah jadi coklat. Enam tahun selanjutnya baru karat akan muncul dari tempat itu," ujar Ralf Roessler.
Tidak hanya Tesla laporan itu juga menyebutkan potensi yang kurang lebih sama dari mobil-mobil listrik yang sudah banyak beredar di pasar. Rata-rata potensi karat ditemukan pada baut mobil dan rem cakram.
Marco Oehler, Manajer Teknis GTue Testing, lembaga penelitian indenpenen Jerman mengatakan pada Auto Motor und Sport. Saat ini mobil-mobil konvensional sudah sangat maju dan berupaya keras membuat proteksi terbaik guna mencegah karat.
Hal berbeda menurutnya justru terjadi di mobil listrik. Produsen mobil listrik justru berupaya membuat mobil dengan bobot yang ringan. Alhasil material yang mereka gunakan kadang dikurangi kadar kekuatannya.
Menurutnya material seperti magnesium dan alumiminium banyak digunakan untuk membuat mobil listrik. Padahal material itu sangat rentan pada karat. "Semakin membahayakan jika kedua material itu justru dipasang di tempat yang tidak terlihat. Jadi munculnya karat tidak terlihat dari luar," ujar Marco Oehler.
Saat ini beberapa produsen mobil listrik memang sudah menyadari adanya potensi itu. Volkswagen misalnya sudah melakukan riset khusus agar mobil listrik buatan mereka tak muda terkena karat.
Salah satu inovasi yang mereka lakukan adalah memasang lembaran plastik lebar yang ada di bagian pintu mobil. Tujuannya agar baja yang digunakan untuk platform mobil tidak mengalami karat.
Begitu juga dengan boks baterai yang terbuat dari baja. Boks itu itu benar-benar terisolasi dari frame aluminium untuk menghindari karat. "Kita memastikan agar kedua material ini tidak melakukan kontak. Makanya boks baja untuk baterai kami lapisi dengan lilin sementara aluminium kita pasang lapisan pelindung," jelas Johannes Neft dari Volkswagen AG.
Peneliti karat dari Jerman, Ralf Roessler dalam laporannya di Auto Motor und Sport menyebutkan Tesla Model 3 merupakan mobil listrik populer yang potensi karatnya sangat tinggi.
Ralf Roessler disebutkan meneliti Tesla Model 3 anyar yang jarak tempuhnya baru mencapai 300 kilometer. Menurutnya Tesla ternyata melapisi platform yang dimiliki Tesla Model 3 dengan lapisan tipis.
Dia juga mengatakan pilar A yang ada di mobil listrik buatan Elon Musk itu dilengkapi dengan busa yang ternyata sangat mudah menyerap air. "Setelah enam bulan warnanya akan berubah jadi coklat. Enam tahun selanjutnya baru karat akan muncul dari tempat itu," ujar Ralf Roessler.
Tidak hanya Tesla laporan itu juga menyebutkan potensi yang kurang lebih sama dari mobil-mobil listrik yang sudah banyak beredar di pasar. Rata-rata potensi karat ditemukan pada baut mobil dan rem cakram.
Marco Oehler, Manajer Teknis GTue Testing, lembaga penelitian indenpenen Jerman mengatakan pada Auto Motor und Sport. Saat ini mobil-mobil konvensional sudah sangat maju dan berupaya keras membuat proteksi terbaik guna mencegah karat.
Hal berbeda menurutnya justru terjadi di mobil listrik. Produsen mobil listrik justru berupaya membuat mobil dengan bobot yang ringan. Alhasil material yang mereka gunakan kadang dikurangi kadar kekuatannya.
Menurutnya material seperti magnesium dan alumiminium banyak digunakan untuk membuat mobil listrik. Padahal material itu sangat rentan pada karat. "Semakin membahayakan jika kedua material itu justru dipasang di tempat yang tidak terlihat. Jadi munculnya karat tidak terlihat dari luar," ujar Marco Oehler.
Saat ini beberapa produsen mobil listrik memang sudah menyadari adanya potensi itu. Volkswagen misalnya sudah melakukan riset khusus agar mobil listrik buatan mereka tak muda terkena karat.
Salah satu inovasi yang mereka lakukan adalah memasang lembaran plastik lebar yang ada di bagian pintu mobil. Tujuannya agar baja yang digunakan untuk platform mobil tidak mengalami karat.
Begitu juga dengan boks baterai yang terbuat dari baja. Boks itu itu benar-benar terisolasi dari frame aluminium untuk menghindari karat. "Kita memastikan agar kedua material ini tidak melakukan kontak. Makanya boks baja untuk baterai kami lapisi dengan lilin sementara aluminium kita pasang lapisan pelindung," jelas Johannes Neft dari Volkswagen AG.
(wsb)