Memakan Korban Jiwa, Autopilot Tesla Diinvestigasi
loading...
A
A
A
TEXAS - Kecelakaan mobil Tesla Model S baru-baru ini yang menewaskan tiga orang telah memicu penyelidikan Federal lainnya terhadap sistem Autopilot Tesla, menurut laporan The Wall Street Journal.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) sedang melakukan penyelidikan dan mengatakan sedang menyelidiki lebih dari 30 insiden yang melibatkan Autopilot Tesla.
Sebelumnya kecelakaan mobil Tesla Model S terjadi di jalur Mariners Mile Newport Beach, AS pada tanggal 12 Mei. Mobil listrik tersebut dilaporkan menabrak trotoar dan menewaskan tiga orang penumpangnya.
Selain mencelakakan tiga orang penumpangnya, mobil Tesla Model S tersebut juga melukai pekerja konstruksi yang sedang bekerja di dekat lokasi kejadian. Mereka bahkan sampai dilarikan ke rumah sakit.
Seperti dilansir dari Engadget, Jumat (20/5/2022), Tesla adalah salah satu dari sejumlah pembuat mobil yang telah merilis sistem bantuan pengemudi Level 2 yang dirancang untuk memudahkan tugas mengemudi.
Sistem tersebut jauh dari self-driving penuh (Level 4 atau 5), dan Tesla secara khusus menginstruksikan pengemudi untuk memperhatikan jalan dan tetap memegang kemudi.
NHTSA mengatakan Agustus lalu bahwa pihaknya membuka penyelidikan terhadap Autopilot setelah 11 kecelakaan dengan kendaraan first responder yang diparkir sejak 2018 yang mengakibatkan 17 cedera dan satu kematian.
NHTSA sendiri telah dikritik oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) karena gagal memastikan produsen mobil menyertakan fitur keselamatan yang tepat di kendaraan otonom Level 2 mereka.
Ketua NTSB Jennifer Homendy menyebut penggunaan full self-driving untuk sistem Autopilot Tesla telah menyesatkan dan tidak bertanggung jawab. Ia bahkan mengatakan bahwa Tesla telah menyalahgunakan teknologi.
Tesla dan pimpinannya, Elon Musk sendiri telah membantah apa yang dituduhkan. Perusahaan menyebut bahwa Autopilot secara keseluruhan lebih aman daripada kontrol manual penuh meskipun ada kekhawatiran atas crash.
Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) sedang melakukan penyelidikan dan mengatakan sedang menyelidiki lebih dari 30 insiden yang melibatkan Autopilot Tesla.
Sebelumnya kecelakaan mobil Tesla Model S terjadi di jalur Mariners Mile Newport Beach, AS pada tanggal 12 Mei. Mobil listrik tersebut dilaporkan menabrak trotoar dan menewaskan tiga orang penumpangnya.
Selain mencelakakan tiga orang penumpangnya, mobil Tesla Model S tersebut juga melukai pekerja konstruksi yang sedang bekerja di dekat lokasi kejadian. Mereka bahkan sampai dilarikan ke rumah sakit.
Seperti dilansir dari Engadget, Jumat (20/5/2022), Tesla adalah salah satu dari sejumlah pembuat mobil yang telah merilis sistem bantuan pengemudi Level 2 yang dirancang untuk memudahkan tugas mengemudi.
Sistem tersebut jauh dari self-driving penuh (Level 4 atau 5), dan Tesla secara khusus menginstruksikan pengemudi untuk memperhatikan jalan dan tetap memegang kemudi.
NHTSA mengatakan Agustus lalu bahwa pihaknya membuka penyelidikan terhadap Autopilot setelah 11 kecelakaan dengan kendaraan first responder yang diparkir sejak 2018 yang mengakibatkan 17 cedera dan satu kematian.
NHTSA sendiri telah dikritik oleh Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) karena gagal memastikan produsen mobil menyertakan fitur keselamatan yang tepat di kendaraan otonom Level 2 mereka.
Ketua NTSB Jennifer Homendy menyebut penggunaan full self-driving untuk sistem Autopilot Tesla telah menyesatkan dan tidak bertanggung jawab. Ia bahkan mengatakan bahwa Tesla telah menyalahgunakan teknologi.
Tesla dan pimpinannya, Elon Musk sendiri telah membantah apa yang dituduhkan. Perusahaan menyebut bahwa Autopilot secara keseluruhan lebih aman daripada kontrol manual penuh meskipun ada kekhawatiran atas crash.
(wbs)