MPM Dealer Resmi Motor Honda Andalkan Penjualan Sparepart
A
A
A
SURABAYA - PT Mitra Pinasthika Mulia (MPM) Jawa Timur membukukan penjualan suku cadang atau spart part menggembirakan. Dealer resmi motor Honda ini mencatat, hingga Juni 2015 penjualan mencapai Rp297 miliar.
Jumlah pendapatan dari penjualan suku cadang diprediksi akan meningkat hingga akhir tahun. MPM mentargetkan, penjualan akan mencapai Rp605 miliar. Target tersebut disumbang dari penjualan oli, ban, busi dan rantai. Karena, keempat item spart part tersebut menjadi tulang punggung pendapatan penjualan suku cadang.
“Komposisi penjualan, oli 30%, ban 25%, busi 8%, dan rantai 10%, sedangkan sisanya dari lain-lain,” kata Part Division Head PT MPM Jatim, Subekti Sutrisno dalam jumpa pers dikantornya, Selasa (28/7/2015).
Subekti mengatakan, untuk mendongkrak penjualan, pihaknya akan bekerjasama dengan chanel atau toko-toko yang ada di Jatim. Pada 2014, toko yang melakukan kerjasama dalam penjualan spart part sebanyak 1496, kemudian 2015 (Juni) sebanyak 1478.
Jumlah ini mengalami penurunan karena sebagian toko tidak mampu membayar. Selain itu, kondisi perekonomian juga berpengaruh besar atas menurunnya jumlah toko.
Namun, MPM yakin jumlah toko yang akan melakukan kerjasama akan mengalami peningkatan dibandingkan Juni 2015. Target yang ditetapkan sebanyak 1500 toko yang akan bekerjasama dengan MPM.
“Target kami sebanyak 1500 toko yang akan bekerjasama. Kami yakin bisa merealisasikan, karena kondisi ekonomi mulai membaik,” ujarnya.
Untuk memperlebar lokasi kerjasama, MPM mengaku telah membidik beberapa daerah di Jatim. Diantara penetrasi pasar yang akan digarap adalah Kabupaten Banyuwangi. Daerah tersebut memiliki daya jual tinggi dibandingkan daerah lain, karena ada pemerataan peningkatan perekonomian.
“Kita akan terus menambah jumlah toko yang akan menjual produk Honda. Kami yakin akhir tahun bisa mendapatkan pendapatan sebesar Rp605 miliar,” tegas Subekti.
Presiden Direktur PT MPM Jawa Timur, Suwito M. menuturkan, penjualan suku cadang menjadi andalan pendapatan MPM. Disaat penjualan motor menurun, justru penjualan suku cadang mengalami peningkatan sebesar 17% mulai Januari hingga Juni. Tercatat, penjualan membukukan pendapatan senilai Rp297 miliar.
“Jumlah tersebut sebesar Rp208 miliar atau sekitar 70% merupakan kontribusi Part, dan Rp89 miliar atau 30% bersumber dari oli,” katanya.
Menurut dia, penjualan akan mengalami peningkatan karena konsumen membutuhkan perawtaan motor secara berkala. Kondisi ini berbeda dengan pembelian motor, konsumen memilih menunda pembelian motor. Fakta ini terlihat dengan kondisi perekonoimian yang mengalami penurunan.
Suwito menegakan, di Jatim daya beli motor tahun 2015 mengalami penurunan. Tercatat, penurunan mencapai 13% dari total pasar yang ada. Di Honda Jatim, terjadi penurunan sebanyak 6% hasil dari catatan penjualan Juni. “Makanya penjualan spart part akan kami maksimalkan. Kami yakin akan ada jumah penjualan yang naik,” jelas dia.
Jumlah pendapatan dari penjualan suku cadang diprediksi akan meningkat hingga akhir tahun. MPM mentargetkan, penjualan akan mencapai Rp605 miliar. Target tersebut disumbang dari penjualan oli, ban, busi dan rantai. Karena, keempat item spart part tersebut menjadi tulang punggung pendapatan penjualan suku cadang.
“Komposisi penjualan, oli 30%, ban 25%, busi 8%, dan rantai 10%, sedangkan sisanya dari lain-lain,” kata Part Division Head PT MPM Jatim, Subekti Sutrisno dalam jumpa pers dikantornya, Selasa (28/7/2015).
Subekti mengatakan, untuk mendongkrak penjualan, pihaknya akan bekerjasama dengan chanel atau toko-toko yang ada di Jatim. Pada 2014, toko yang melakukan kerjasama dalam penjualan spart part sebanyak 1496, kemudian 2015 (Juni) sebanyak 1478.
Jumlah ini mengalami penurunan karena sebagian toko tidak mampu membayar. Selain itu, kondisi perekonomian juga berpengaruh besar atas menurunnya jumlah toko.
Namun, MPM yakin jumlah toko yang akan melakukan kerjasama akan mengalami peningkatan dibandingkan Juni 2015. Target yang ditetapkan sebanyak 1500 toko yang akan bekerjasama dengan MPM.
“Target kami sebanyak 1500 toko yang akan bekerjasama. Kami yakin bisa merealisasikan, karena kondisi ekonomi mulai membaik,” ujarnya.
Untuk memperlebar lokasi kerjasama, MPM mengaku telah membidik beberapa daerah di Jatim. Diantara penetrasi pasar yang akan digarap adalah Kabupaten Banyuwangi. Daerah tersebut memiliki daya jual tinggi dibandingkan daerah lain, karena ada pemerataan peningkatan perekonomian.
“Kita akan terus menambah jumlah toko yang akan menjual produk Honda. Kami yakin akhir tahun bisa mendapatkan pendapatan sebesar Rp605 miliar,” tegas Subekti.
Presiden Direktur PT MPM Jawa Timur, Suwito M. menuturkan, penjualan suku cadang menjadi andalan pendapatan MPM. Disaat penjualan motor menurun, justru penjualan suku cadang mengalami peningkatan sebesar 17% mulai Januari hingga Juni. Tercatat, penjualan membukukan pendapatan senilai Rp297 miliar.
“Jumlah tersebut sebesar Rp208 miliar atau sekitar 70% merupakan kontribusi Part, dan Rp89 miliar atau 30% bersumber dari oli,” katanya.
Menurut dia, penjualan akan mengalami peningkatan karena konsumen membutuhkan perawtaan motor secara berkala. Kondisi ini berbeda dengan pembelian motor, konsumen memilih menunda pembelian motor. Fakta ini terlihat dengan kondisi perekonoimian yang mengalami penurunan.
Suwito menegakan, di Jatim daya beli motor tahun 2015 mengalami penurunan. Tercatat, penurunan mencapai 13% dari total pasar yang ada. Di Honda Jatim, terjadi penurunan sebanyak 6% hasil dari catatan penjualan Juni. “Makanya penjualan spart part akan kami maksimalkan. Kami yakin akan ada jumah penjualan yang naik,” jelas dia.
(dol)