Produsen Catatkan 51 Jutaan Mobil Di-recall Sepanjang 2015
A
A
A
WASHINGTON - Tahun 2015 menjadi tahun yang pelik bagi para produsen akibat aksi recall. Jumlah mobil yang memiliki "cacat" dan terpaksa di-recall menjamur, bahkan tercatat hingga 51 jutaan mobil.
Dikutip dari Worldcarfans, Minggu (24/1/2016), pejabat federal mengambil beberapa langkah baru, meyakinkan pemilik mobil untuk memperbaiki mobil yang rusak. Administrasi Nasional Lalu Lintas Highway Safety (NHTSA) meluncurkan kampanye kesadaran publik baru yang mendesak konsumen untuk memeriksa daftar recall setidaknya dua kali setahun.
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi pemberitahuan recall yang diinformasikan produsen melalui email dan ternyata masuk ke dalam spam.
"Penarikan adalah masalah keamanan serius yang harus segera ditangani. Sebuah informasi konsumen merupakan salah satu bukti terkuat, kendaraan yang akan diperbaiki," ucap Menteri Transportasi AS, Anthony Foxx.
Ledakan Takata airbag dan krisis rawan terbakar General Motors menjadi dominan dari diberlakukannya recall sepanjang 2015. Tercatatkan sebanyak 868 perintah recall untuk sekitar 51 jutaan mobil.
Tapi tingkat penyelesaian recall tetap rendah. NHTSA mengatakan 75% dari kendaraan yang diperbaiki. Sedangkan lainnya tidak mendapatkan informasi terkait recall atau tidak sampai ke konsumen langsung.
Melihat masih tingginya masyarakat yang tidak mendapatkan informasi recall dari produsen, mendorong NHTSA mengambil langkah untuk meminta aksi recall dapat terselesaikan, sebelum pendaftaran mobil baru.
Sementara itu, pemerintah juga mengembangkan database. AGar setiap pemilik mobil dapat memasukkan nomor identifikasi kendaraan (VIN) dan mengetahui jika mobil mereka terdaftar untuk segera di-recall.
Dikutip dari Worldcarfans, Minggu (24/1/2016), pejabat federal mengambil beberapa langkah baru, meyakinkan pemilik mobil untuk memperbaiki mobil yang rusak. Administrasi Nasional Lalu Lintas Highway Safety (NHTSA) meluncurkan kampanye kesadaran publik baru yang mendesak konsumen untuk memeriksa daftar recall setidaknya dua kali setahun.
Langkah ini dilakukan untuk mengantisipasi pemberitahuan recall yang diinformasikan produsen melalui email dan ternyata masuk ke dalam spam.
"Penarikan adalah masalah keamanan serius yang harus segera ditangani. Sebuah informasi konsumen merupakan salah satu bukti terkuat, kendaraan yang akan diperbaiki," ucap Menteri Transportasi AS, Anthony Foxx.
Ledakan Takata airbag dan krisis rawan terbakar General Motors menjadi dominan dari diberlakukannya recall sepanjang 2015. Tercatatkan sebanyak 868 perintah recall untuk sekitar 51 jutaan mobil.
Tapi tingkat penyelesaian recall tetap rendah. NHTSA mengatakan 75% dari kendaraan yang diperbaiki. Sedangkan lainnya tidak mendapatkan informasi terkait recall atau tidak sampai ke konsumen langsung.
Melihat masih tingginya masyarakat yang tidak mendapatkan informasi recall dari produsen, mendorong NHTSA mengambil langkah untuk meminta aksi recall dapat terselesaikan, sebelum pendaftaran mobil baru.
Sementara itu, pemerintah juga mengembangkan database. AGar setiap pemilik mobil dapat memasukkan nomor identifikasi kendaraan (VIN) dan mengetahui jika mobil mereka terdaftar untuk segera di-recall.
(dyt)