Ford Indonesia Hentikan Impor Kecuali yang Sudah Dipesan
A
A
A
JAKARTA - Meskipun PT Ford Motor Indonesia (FMI) mengumumkan akan hengkang dari Indonesia, namun tetap berkomitmen memberikan pelayanan terbaik hingga berakhir 2016. Tapi bukan bukan berarti setelah 2016 FMI 'cuci tangan' terkait konsumennya di Indonesia.
"Ford Motor Global berkomitmen melayani pasar global dan restrukturisasi bisnis di berbagai kawasan, termasuk di Indonesia. Memang sangat disayangkan beberapa negara dengan dinamika seperti Indonesia dianggap tidak dapat bersaing secara efektif, akhirnya keputusan ini yang kita lakukan," ujar Lea pada Sindonews, Senin (25/1/2016) lewat sambungan telepon.
Saat disinggung apakah hal ini ada hubungannya dengan masalah kebijakan pemerintah atau lainnya, Lea mengungkapkan tidak sama sekali, menurutnya ini dilihat dari segi bisnis dan prospek dimasa depan.
Lea menambahkan selama ini, FMI yang juga menjadi bagian dari Ford Motor Global telah mempelajari berbagai pilihan secara hati-hati. Dan tidak bisa dihindari akhirnya langkah ini yang diputuskan.
"Pihak Ford Global tidak melihat jalur keuntungan berkesinambungan. Selain itu tidak ada fasilitas produksi lokal atau pabrik, serta tidak mempunyai produk di segmen utama, membuat Ford sulit bersaing secara bisnis di Indonesia," kata Lea.
Sebagai informasi FMI di 2015 berhasil menjual 6.013 unit secara ritel. Hanya 0,6 % bagi pasar mobil di Indonesia. Ford Global melihat hal ini tidak cukup dikatakan sebagai perusahaan yang menguntungkan.
Terlepas dari keputusan ini, FMI masih melayani kebutuhan servis, suku cadang dan garansi. Namun untuk kegiatan impor untuk sementara dihentikan.
"Untuk sementara kami tidak mendatangkan unit lagi, kecuali unit pemesanan konsumen yang sebelumnya telah dilakukan sebelum keputusan ini di keluarkan. Kita saat ini sedang menyusun konsep strategi selanjutnya untuk 2017," pungkas Lea.
"Ford Motor Global berkomitmen melayani pasar global dan restrukturisasi bisnis di berbagai kawasan, termasuk di Indonesia. Memang sangat disayangkan beberapa negara dengan dinamika seperti Indonesia dianggap tidak dapat bersaing secara efektif, akhirnya keputusan ini yang kita lakukan," ujar Lea pada Sindonews, Senin (25/1/2016) lewat sambungan telepon.
Saat disinggung apakah hal ini ada hubungannya dengan masalah kebijakan pemerintah atau lainnya, Lea mengungkapkan tidak sama sekali, menurutnya ini dilihat dari segi bisnis dan prospek dimasa depan.
Lea menambahkan selama ini, FMI yang juga menjadi bagian dari Ford Motor Global telah mempelajari berbagai pilihan secara hati-hati. Dan tidak bisa dihindari akhirnya langkah ini yang diputuskan.
"Pihak Ford Global tidak melihat jalur keuntungan berkesinambungan. Selain itu tidak ada fasilitas produksi lokal atau pabrik, serta tidak mempunyai produk di segmen utama, membuat Ford sulit bersaing secara bisnis di Indonesia," kata Lea.
Sebagai informasi FMI di 2015 berhasil menjual 6.013 unit secara ritel. Hanya 0,6 % bagi pasar mobil di Indonesia. Ford Global melihat hal ini tidak cukup dikatakan sebagai perusahaan yang menguntungkan.
Terlepas dari keputusan ini, FMI masih melayani kebutuhan servis, suku cadang dan garansi. Namun untuk kegiatan impor untuk sementara dihentikan.
"Untuk sementara kami tidak mendatangkan unit lagi, kecuali unit pemesanan konsumen yang sebelumnya telah dilakukan sebelum keputusan ini di keluarkan. Kita saat ini sedang menyusun konsep strategi selanjutnya untuk 2017," pungkas Lea.
(dol)