Kenali Lima Macam Busi Motor

Sabtu, 09 Juli 2016 - 17:09 WIB
Kenali Lima Macam Busi...
Kenali Lima Macam Busi Motor
A A A
JAKARTA - Sebagus atau sekencang apapun motor Anda tanpa busi niscaya motor Anda akan bagus atau kencang. Pasalnya busi adalah suatu suku cadang pada sepeda motor yang dipasang pada mesin pembakaran dalam dengan ujung elektroda pada ruang bakar.

Karena kegunaannya yang cukup vital pada sepeda motor, pemakaian busi yang tepat akan mempengaruhi performa mesin yang lebih baik.

Untuk itu Sindonews dengan mungorek dari berbagai sumber memberikan info mengenai jenis-jenis busi sepeda motor yang wajib kita kenali lebih dulu sebelum membeli dan mengaplikasikannya pada motor kesayangan.

Untuk itu kenali lebih dulu jenis busi yang akan digunakan sebelum membelinya :

Busi Standa
r, merupakan busi bawaan motor dari pabrikan. Bahan ujung elektroda dari nikel dan diameter center electrode rata-rata 2,5 mm. Jarak pemakaian busi standar bisa mencapai 20 ribu km, ketika kondisi pembakaran normal dan tak dipengaruhi oleh faktor lain, seperti oli mesin dan konsumsi BBM yang berlebihan.

Busi Platinum, merupakan busi yang banyak disuka kaum bikers penyuka touring lantaran kemampuannya. Ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electrode dari platinum, sehingga pengaruh panas ke metal platinum lebih kecil. Diameter center electrode 0,6 mm - 0,8 mm dan jangan heran, karena umur busi bisa mencapai 30 ribu km.

Busi Iridium, merupakan jenis busi yang bisa dikatakan semi kompetisi, ramai diaplikasi tuner buat mesin non standar. Ciri khasnya ujung elektroda terbuat dari nikel dan center electroda dari iridium alloy, warna platinum buram. Diameter center electroda 0,6 mm - 0,8 mm. Umur busi berkisar 50 ribu hingga 70 ribu km. Jenis busi ini cocok buat mesin motor besar diatas 150 cc.

Busi Racing, sesuai namanya busi ini didesain dan dipersiapkan dengan bahan yang tahan terhadap kompresi tinggi serta temperatur mesin yang tinggi dan dipersiapkan untuk mampu mengimbangi pemakaian full throttle dan deceleration. Busi racing tidak sama dengan busi Iridium. Diameter center electroda pun relatif kecil meruncing macam jarum. Umur busi relatif pendek antara 20 ribu km hingga 30 ribu km.

Busi Resistor, jenis busi ini sering mengecoh konsumen, logo R latin dengan font miring banyak yang mengira artinya racing. Sebenarnya R itu artinya resistor. Busi ini dipakai untuk melindungi perangkat elektronik digital, berupa speedometer dan lainnya. Maka busi cocok sebagai perlindungan perangkat elektronik digital motor.

Cara Kerja Busi


Busi Gunanya untuk membakar bensin yang telah dikompres oleh piston. Busi menghasilkan percikan berupa percikan elektrik yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir mini.
Cara kerja busi sendiri adalah

Mesin pembakaran internal dapat dibagi menjadi mesin dengan percikan, yang memerlukan busi untuk memercikkan campuran antara bensin dan udara, dan mesin kompresi (mesin Diesel), yang tanpa percikan, mengkompresi campuran bensin dan udara sampai terjadi percikan dengan sendirinya (jadi tidak memerlukan busi).

Busi tersambung ke tegangan yang besarnya ribuan Volt yang dihasilkan oleh koil pengapian (ignition coil). Tegangan listrik dari koil pengapian menghasilkan beda tegangan antara elektroda di bagian tengah busi dengan yang di bagian samping. Arus tidak dapat mengalir karena bensin dan udara yang ada di celah merupakan isolator, namun semakin besar beda tegangan, struktur gas di antara kedua elektroda tersebut berubah. Pada saat tegangan melebihi kekuatan dielektrik daripada gas yang ada, gas-gas tersebut mengalami proses ionisasi dan yang tadinya bersifat insulator, berubah menjadi konduktor.

Setelah ini terjadi, arus elektron dapat mengalir, dan dengan mengalirnya elektron, suhu di celah percikan busi naik drastis, sampai 60.000 K. Suhu yang sangat tinggi ini membuat gas yang terionisasi untuk memuai dengan cepat, seperti ledakan kecil. Inilah percikan busi, yang pada prinsipnya mirip dengan halilintar atau petir mini.

Pemakaian busi yang tepat pada mesin sepeda motor akan memberikan performa mesin yang lebih baik, walaupun dalam pemakaiannya kita masih harus memperhatikan beberapa faktor lain seperti kondisi suhu lingkungan, tempat mesin atau lokasi sepeda motor berada.
(wbs)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1449 seconds (0.1#10.140)