KTB Pastikan Penjualan Kendaraan Niaga Turun 20%
A
A
A
SURABAYA - PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors (KTB), selaku distributor resmi kendaraan Mitsubishi di Indonesia mencatat, penjualan Light Commercial Vehicle (LCV) atau kendaraan niaga ringan tahun ini turun 20% dibanding realisasi penjualan tahun lalu. Saat ini, pabrikan otomotif asal Jepang itu hanya mampu menjual sebanyak 3.500 unit LCV tiap bulannya.
Penurunan penjualan itu diyakini dampak dari situasi ekonomi tanah air yang belum membaik. Sejumlah sektor yang menjadi penggerak pertumbuhan penjualan LCV juga kurang bagus. Misalnya, sektor pertambangan, sektor perkebunan dan sejumlahj sektor lain yang dalam distribusinya membutuhkan kendaraan pick up atau sejenisnya. Ada sejumlah produk andalan dari Mitsubishi disegmen LCV ini. Diantaranya, Colt T120 SS, L300 dan Strada Triton. “Pasar LCV sangat berbeda dengan passenger car. LCV sangat bergantung dengan situasi ekonomi. Sedangkan passenger car, pasarnya bisa bergairah jika ada produk-produk baru,” kata Operating General Manager MMC Marketing Division PT KTB, Irwan Kuncoro.
Terkait pangsa pasar (market share), Irwan mengklaim untuk L300 menguasai pasar hampir 75% secara nasional dan 90% di pasar Jatim. Tingginya penguasaan pasar L300 ini karena hampir di segmen ini tidak ada kompetitor. Sedangkan di seri T120 SS, Mitsubishi menghadapi lawan berat, yakni Daihatsu Gran Max. Tingginya penjualan Gran Max ini karena kendaraan tersebut mengambil ceruk pasar antara L300 dan T120. “Untuk menggairahkan pasar LCV, kami belum berencana untuk mengeluarkan produk baru. Sebab kami merasa, dengan produk yang ada sudah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat,” tandas Irwan.
Tak hanya segmen LCV, Mitsubishi disegmen commcercial vehicle (CV) seperti truk, pasarnya hingga September ini turun sebesar 20%. Namun begitu, pihaknya akhir tahun, penurunan diprediksi hanya mencapai 15%. Ini dikarenakan harga komoditas yang mulai membaik serta adanya pengaruh positif dari program tax amnesty (pengampunan pajak) yang mendorong permintaan truk di Indonesia. Di beberapa daerah seperti Kalimantan dan Sumatera permintaan truk mulai pulih lantaran terbantu oleh membaiknya harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). “Untuk Jatim permintaan truk sudah mulai merangkak naik sebesar 13% sejak dua bulan terakhir ini,” ujar Director of MFTBC Marketing Division PT KTB, Takahiro Yoshitatsu.
Dia menambahkan, untuk medium duty truck (MDT) dengan produk andalannya, Fuso, Mitsubishi berhasil menjual sebanyak 1.670 unit dari Januari sampai September 2016. Sedangkan segmen light duty truck (LDT), Colt Diesel hingga akhir tahun ini penjualannya diperkirakan mencapai satu juta unit. Mitsubishi mengklaim, Colt Diesel menguasai pasar hingga 55%. Disisi lain, Mitsubishi meluncurkan beberapa produk terbaru disegmen niaga seperti trucktor head FZ 4028 dan FZ 4928. Selain trucktor head, kami juga meluncurkan produk baru yakni Mitsubishi Fuso FJ 2523 dan FJ 2528. “Untuk segmen truk sedang dan besar, Jatim menyumbang penjualan sebesar 10%,” pungkasnya.
Penurunan penjualan itu diyakini dampak dari situasi ekonomi tanah air yang belum membaik. Sejumlah sektor yang menjadi penggerak pertumbuhan penjualan LCV juga kurang bagus. Misalnya, sektor pertambangan, sektor perkebunan dan sejumlahj sektor lain yang dalam distribusinya membutuhkan kendaraan pick up atau sejenisnya. Ada sejumlah produk andalan dari Mitsubishi disegmen LCV ini. Diantaranya, Colt T120 SS, L300 dan Strada Triton. “Pasar LCV sangat berbeda dengan passenger car. LCV sangat bergantung dengan situasi ekonomi. Sedangkan passenger car, pasarnya bisa bergairah jika ada produk-produk baru,” kata Operating General Manager MMC Marketing Division PT KTB, Irwan Kuncoro.
Terkait pangsa pasar (market share), Irwan mengklaim untuk L300 menguasai pasar hampir 75% secara nasional dan 90% di pasar Jatim. Tingginya penguasaan pasar L300 ini karena hampir di segmen ini tidak ada kompetitor. Sedangkan di seri T120 SS, Mitsubishi menghadapi lawan berat, yakni Daihatsu Gran Max. Tingginya penjualan Gran Max ini karena kendaraan tersebut mengambil ceruk pasar antara L300 dan T120. “Untuk menggairahkan pasar LCV, kami belum berencana untuk mengeluarkan produk baru. Sebab kami merasa, dengan produk yang ada sudah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat,” tandas Irwan.
Tak hanya segmen LCV, Mitsubishi disegmen commcercial vehicle (CV) seperti truk, pasarnya hingga September ini turun sebesar 20%. Namun begitu, pihaknya akhir tahun, penurunan diprediksi hanya mencapai 15%. Ini dikarenakan harga komoditas yang mulai membaik serta adanya pengaruh positif dari program tax amnesty (pengampunan pajak) yang mendorong permintaan truk di Indonesia. Di beberapa daerah seperti Kalimantan dan Sumatera permintaan truk mulai pulih lantaran terbantu oleh membaiknya harga minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO). “Untuk Jatim permintaan truk sudah mulai merangkak naik sebesar 13% sejak dua bulan terakhir ini,” ujar Director of MFTBC Marketing Division PT KTB, Takahiro Yoshitatsu.
Dia menambahkan, untuk medium duty truck (MDT) dengan produk andalannya, Fuso, Mitsubishi berhasil menjual sebanyak 1.670 unit dari Januari sampai September 2016. Sedangkan segmen light duty truck (LDT), Colt Diesel hingga akhir tahun ini penjualannya diperkirakan mencapai satu juta unit. Mitsubishi mengklaim, Colt Diesel menguasai pasar hingga 55%. Disisi lain, Mitsubishi meluncurkan beberapa produk terbaru disegmen niaga seperti trucktor head FZ 4028 dan FZ 4928. Selain trucktor head, kami juga meluncurkan produk baru yakni Mitsubishi Fuso FJ 2523 dan FJ 2528. “Untuk segmen truk sedang dan besar, Jatim menyumbang penjualan sebesar 10%,” pungkasnya.
(wbs)