Tampil di IIMS 2017, Royal Enfield Pede dengan Motor Klasik
A
A
A
JAKARTA - Pemain motor klasik di Indonesia bisa dibilang tidak banyak, terlebih segmen pasar motor klasik tidqk begitu luas. Meski begitu, Royal Enfield sebagai salah satu pemain motor klasik di Indonesia masih sangat percaya diri dengan produk-produk yang mereka tawarkan.
Pasalnya, brand motor klasik asal Inggris tersebut melihat proyeksi motor klasik di Indonesia masih sangat menjanjikan untuk beberapa tahun kedepan.
"Proyeksinya masih sangat menjanjikan, karena model ini (klasik) saat ini telah menjadi lifetyle. Jadi sekarang banyak juga anak muda yang mau pake motor bergaya klasik, jadi tidak hanya sekedar yang hoby saja," ujar Head Sales & Marketing Royal Enfield, Irwansyah Said, saat berbincang dengan awak media disela IIMS 2017, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Meski begitu, lifestyle biasanya hanya memiliki jangka waktu tertentu. Dengan kata lain kendaraan sebagai lifestyle tidak memiliki jangka waktu panjang atau hanya musiman.
Lalu apakah ketika musimnya habis maka pecinta motor klasik juga akan hilang. Irwansyah mengatakan, "masalah lifestyle itukan memang ada masanya, tapi kita lihat nanti. Semoga saja dari Royal Enfield sendiri tidak berhenti untuk mendevelop. Jadi ke depannya untuk mengakomodir perubahan lifetyle, mungkin sudah ada model yang lain, nanti kita lihat lah."
Ditanyai apakah Royal Enfield sudah memiliki strategi untuk mengantisipasi ketika model klasik mulai tidak dilirik. "Iya mestinya begitu, kan varian modelnya juga banyak. Yang jelas kedepannya akan lebih banyak model lah," tukasnya.
Pasalnya, brand motor klasik asal Inggris tersebut melihat proyeksi motor klasik di Indonesia masih sangat menjanjikan untuk beberapa tahun kedepan.
"Proyeksinya masih sangat menjanjikan, karena model ini (klasik) saat ini telah menjadi lifetyle. Jadi sekarang banyak juga anak muda yang mau pake motor bergaya klasik, jadi tidak hanya sekedar yang hoby saja," ujar Head Sales & Marketing Royal Enfield, Irwansyah Said, saat berbincang dengan awak media disela IIMS 2017, JIExpo Kemayoran, Jakarta, Rabu (3/5/2017).
Meski begitu, lifestyle biasanya hanya memiliki jangka waktu tertentu. Dengan kata lain kendaraan sebagai lifestyle tidak memiliki jangka waktu panjang atau hanya musiman.
Lalu apakah ketika musimnya habis maka pecinta motor klasik juga akan hilang. Irwansyah mengatakan, "masalah lifestyle itukan memang ada masanya, tapi kita lihat nanti. Semoga saja dari Royal Enfield sendiri tidak berhenti untuk mendevelop. Jadi ke depannya untuk mengakomodir perubahan lifetyle, mungkin sudah ada model yang lain, nanti kita lihat lah."
Ditanyai apakah Royal Enfield sudah memiliki strategi untuk mengantisipasi ketika model klasik mulai tidak dilirik. "Iya mestinya begitu, kan varian modelnya juga banyak. Yang jelas kedepannya akan lebih banyak model lah," tukasnya.
(wbs)