Honda Indonesia Recall 463.891 Unit Mobil

Sabtu, 27 Januari 2018 - 09:11 WIB
Honda Indonesia Recall...
Honda Indonesia Recall 463.891 Unit Mobil
A A A
JAKARTA - PT Honda Prospect Motor (HPM) melakukan re call besar-besaran terhadap produk mobil yang telah mereka jual ke konsumen. Jumlahnya mencapai 463.891 unit di seluruh Indonesia.

Mobil-mobil yang termasuk dalam kampanye product update (PUD) komponen master cylinder dan master power pada sistem pengereman kendaraan, meliputi Honda Mobilio tahun produksi 2014-2017, Honda Brio tahun produksi 2014-2017, Honda Jazz tahun produksi 2014-2017, Honda HR-V tahun produksi 2014-2017, dan Honda BR-V tahun produksi 2015-2017.

Kampanye tersebut dilakukan sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan pada sistem rem yang bertujuan melindungi keselamatan pengemudi dan/ atau penumpang saat menggunakan kendaraan. Menurut Marketing and After Sales Service Director PT HPM Jonfis Fandy, proses pemeriksaan atau penggantian komponen master cylinder dan mas ter power pada sistem pengereman Mobilio, Brio, Jazz, HR-V, dan BR-V yang teridentifikasi dilakukan tanpa pengenaan biaya apapun.

”Proses pemeriksaan atau penggantian komponen ini berlangsung kurang lebih selama 1-2 jam,” ungkap Jonfis di Jakarta kemarin. Adapun masa kampanye PUD ini akan berjalan selama enam bulan, mulai 26 Januari 2018 hingga 26 Juli 2018, sementara masa perbaikan akan terus berlangsung walaupun masa kampanye telah selesai.

”Kami berharap konsumen dapat secepatnya menghubungi dea ler resmi Honda untuk melakukan perbaikan,” ungkap Jonfis.

PT HPM akan mengirimkan surat pemberitahuan lang sung kepada para pemilik mobil yang teridentifikasi. Namun, konsumen yang tidak yakin mobilnya termasuk dalam kam panye PUD atau tidak juga dapat menghubungi dealer resmi Honda atau Honda Customer Care di 0-800-11-22-789 setiap hari Senin-Jumat, pukul 09.00-17.00 WIB, untuk mem buat janji (booking) pemeriksaan dan/atau penggantian komponen di mobilnya.

Adapun informasi mengenai kampanye ini dan kendaraan yang teridentifikasi juga dapat dilihat di situs resmi Honda di honda-indonesia.com. Tahun lalu Honda Indonesia juga pernah melakukan recall untuk produk mereka.

Pada November 2017, model Accord produksi 2013-2016 harus diperiksa komponen battery sensor assy sebagai tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan akibat hubungan arus pendek.

Sementara pada April 2017, Honda mengumumkan recall untuk mengganti komponen airbag inflator yang mengembang secara berlebih (over-deployment) pada beberapa model di Indonesia, seperti Jazz, Accord, Freed, dan Oddysey. Jika ditotal, jumlahnya mencapai 172.874 unit.

Memastikan Keselamatan Pengendara
Menurut Jonfis, recall bukanlah sesuatu yang tabu. Justru, proses recall selalu menjadi perhatian serius bagi Honda sebab terkait erat dengan keamanan dan kepuasan konsumen. Walau di Indonesia sendiri belum ada regulasi soal recall, jika dari pusat Honda telah meng instruksikan recall terhadap produk tertentu maka Honda Indonesia akan langsung melakukannya.

Sebaliknya, Jonfis menyebut bahwa persoalan recall biasanya timbul dari konsumen, karena konsumen yang enggan membawa mobilnya ke dealer untuk menjalani pemeriksaan atau penggantian komponen karena beragam alasan.

”Merupakan tanggung jawab kami untuk memastikan bahwa seluruh produk berada dalam standar tertinggi dalam hal keamanan dan kualitas. Program ini juga bagian dari eva luasi berkesinambungan yang kami lakukan terhadap seluruh produk demi mencapai kepuasan pelanggan tertinggi,” ujar Jonfis.

Insaf Albert Tarigan, pemilik Honda HR-V lansiran 2016, menganggap proses recall adalah hal biasa. ”Walau sudah melalui prosedur yang ketat, yang namanya produk bisa saja ada kekurangannya. Yang terpenting adalah solusi untuk mengatasi kekurangan yang baru diketahui belakangan tersebut,” ungkap Insaf.

Menurut dia, recall adalah solusi terbaik, apa lagi gratis. Terkait dengan (PUD) komponen master cylinder dan master power pada sistem pengereman, ternyata kendaraannya sudah dilakukan pemeriksaan oleh Dealer Honda Sholeh Iskandar pada 3 Januari 2018 silam.

”Saya langsung bisa tahu setelah melakukan pengecekan mobil melalui situs resmi Honda, praktis kok,” ungkapnya. Ditanya apakah recall akan mengurangi loyalitas konsumen terhadap sebuah merek, Insaf dengan tegas menyatakan tidak.

”Tidak ada brand yang sempurna. Bahkan, Ferrari sekalipun pernah recall. Tesla juga baru-baru ini melakukan recall ribuan Tesla Model X karena diketahui bahwa kursinya bergeser ke depan saat terjadi kecelakaan,” beber Insaf.

Pemerhati automotif Octo VB mengatakan, proses recall da lam dunia automotif adalah hal biasa.

”Recall yang cukup besar biasanya berdasarkan input dari konsumen, dan biasanya juga hasil evaluasi dari pemantauan di lapangan akan kinerja dari semua komponen mobil setelah beberapa waktu lamanya pemakaian mobil tersebut,” ungkapnya.

Jadi, menurut Octo, ketika ada problem yang muncul maka langsung dipelajari dan dievaluasi oleh tim R&D dan pihak vendor alat tersebut, karena biasanya beberapa komponen mobil juga merupakan pasokan dari beberapa merek yang sudah bermain di industri komponen automotif.

Menurut Octo, justru dengan proses recall secara terbuka ke media dan publik, menjadi sebuah keuntungan bagi kedua belah pihak. Pasalnya, pemakai/pemilik tetap mendapatkan layanan terbaik setelah pembelian (after sales) dengan penggantian tanpa dipungut biaya apapun. Terlebih lagi pihak penjual peduli terhadap keselamatan para pemakai mobil produksinya.

Konsumen juga tidak perlu khawatir, karena komponen yang diganti pasti bentuk perbaikan dari sebelumnya, bahkan bisa menambah ketenangan dan kenyamanan sendiri saat berkendara. Proses recall bukan berarti sebuah kendaraan itu kualitasnya buruk, karena sebuah kendaraan itu merupakan gabungan dari berbagai komponen yang banyak, yang juga disuplai oleh pemasok.

”Justru recall yang dilakukan malah bisa menghilangkan rasa khawatir akan terjadinya sesuatu, karena ibarat penyakit, sumber penyakitnya itu sudah di sembuhkan,” ungkapnya. Di Indonesia, proses recall seperti ini juga dilakukan sejumlah APM lainnya.

Misalnya pada Desember 2017, Toyota Astra Motor (TAM) melakukan re call kendaraan sekitar 97.000 Toyota produksi 2001-2012 yang terindikasi kena dampak airbag (kantong udara) Takata di Indonesia. Mobil-mobil yang di-recall meliputi Alphard, NAV1, Camry, Corolla, Vios, dan Yaris.

Sama, pelaksanaan pemeriksaan dan penggantian airbag dilakukan secara gratis. Kemudian pada 2016, PT Nissan Motor Indonesia (NMI) mengumumkan ”voluntary recall campaign ” untuk melakukan penggantian airbag di kursi pengemudi, sebagai bagian dari kampanye Nissan Global.

Di Indonesia, kampanye ini ditujukan pada model kendaraan Nissan Grand Livina/ Livina/ XGear, Latio Latio (produksi Agustus 2006-Agustus 2009) dan Navara (produksi Januari 2011-Desember 2014). (Danang Arradian/Ant)
(nfl)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1146 seconds (0.1#10.140)