Tercepat dan Terhemat di Jalur Lambat
A
A
A
ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya dengan mobil Urban Concept Sapuangin XI EVO 2 sebagai juara pertama dan tercatat sebagai mobil tercepat dan terhemat di ajang bergengsi dunia Shell Eco-marathon Drivers’ World Champion ship Grand Final 2018.
Kegembiraan dan tangis haru menyelimuti tim ITS Team 2 saat penyerahan piala Grand Final Shell Eco-marathon Drivers’ World Championship 2018. Tanpa komando, tim mahasiswa Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan membentangkan bendera Merah Putih yang telah mereka persiapkan. Euforia tim Indonesia tampak begitu terasa dengan keberhasilan yang dicapai di ajang bergengsi dunia di Kota London tersebut.
Tim ITS Team 2 yang mengusung mobil UrbanConcept berbahan bakar gasoline bernama Sapuangin XI EVO 2 berhasil mengungguli 8 tim lainnya yang mewakili Asia, Amerika, dan Eropa di ajang festival tahunan Shell Make the Future Live yang digelar di London, Inggris pada 5-8 Juli 2018. Sementara posisi kedua ditempati oleh Tim Sask Eco UC dari Kanada, dan tim Toulouse Ingenierie Multidisciplinaire dari Prancis yang berhasil menempati posisi ketiga.
Prestasi yang diraih Sapuangin XI EVO 2 tergolong mentereng. Mobil ini dicatat sebagai mobil tercepat dan terhemat di ajang bergengsi dunia Shell Eco-marathon Driversí World Championship Grand Final 2018 . Manajer Tim ITS Team 2 Rafi Rasyad mengungkapkan rasa bahagianya setelah timnya berhasil menjuarai kompetisi adu cepat mobil hemat energi.
“Ini adalah pencapaian yang luar biasa. Kerja keras kami bersama tim dan dosen pembimbing selama berbulanbulan terbayar dengan menjadikan karya kami Sapuangin XI Evo 2 sebagai mobil yang tercepat dan terhemat di dunia. Kami sangat bersyukur dan bahagia karena dapat mempersembahkan prestasi terbaik kami di ajang dunia ini kepada Indonesia,” tuturnya.
“Kami tak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas pencapaian ini. Dukungan yang diberikan oleh banyak pihak, baik dukungan moril maupun materiil, kami rasakan telah memberikan semangat tersendiri bagi tim. Ucapan terima kasih patut kami sampaikan kepada Shell Indonesia atas dukungan penuh untuk tim kami. Kemenangan ini bukan hanya milik kami, namun milik bersama, bangsa Indonesia,” tambah Rafi.
Sebenarnya tim ITS Team 2 tidak sendirian di ajang SEM DWC 2018. Di ajang ini juga ikut berpartisipasi dua tim anak bangsa, yakni Tim Semar Urban UGM Indonesia dari Universitas Gadjah Mada dan Tim Garuda UNY Eco Team dari Universitas Negeri Yogyakarta.
Ketiga tim mahasiswa Indonesia yang mewakili Asia tersebut harus mengikuti babak kualifikasi Shell Ecomarathon Driversí World Championship Grand Final. Kualifikasi ini mensyaratkan lolos uji inspeksi teknis, lolos uji kualifikasi Shell Ecomarathon Eropa (yaitu tiga kali kesempatan mencoba mobil UrbanConcept di lin tasan Shell Eco-marathon Eropa dengan dua kali mencapai garis finis secara sah).
Pihak panitia mensyaratkan bahwa mobil harus dapat melakukan pengereman dalam jarak maksimal 20 meter ketika dipacu dengan kecepatan 40 km per jam. Hal ini untuk memastikan bahwa mobil memiliki tingkat keselamatan dan keamanan yang baik.
Di uji kualifikasi ini, calon pe serta lomba juga disyaratkan bisa menyamai minimal 95% catatan rekor yang dicapai tim di SEM di wila yahnya masing-masing. Dan ke tiga tim maha siswa Indonesia berhasil lolos dari uji kualifikasi yang dilaksanakan pada 5-7 Juli dan berhak masuk dalam trek.
“Dengan trek sepanjang 6,7 km dan elevasi naik turun antara 3 hingga 12 meter, kami benarbenar harus mengatur kecepatan—yang tak boleh lebih dari 40 km/jam—dan efisiensi energi agar menjadi seimbang. Komunikasi antara driver dan tim di luar trek menjadi sangat penting. Akhirnya kerja sama yang baik antara anggota tim, usaha, dan doa kami membuahkan hasil yang menggembirakan.
Kami menjadi juara sebagai mobil tercepat dan terhemat, dan dapat mengalahkan tim Sask Eco UC dan tim Toulouse Ingenierie Multidisciplinaire,” ujar Moch Hafis Habibi, pengendara tim ITS Team 2.
Dari seluruh tantangan tersebut, ITS Team 2 berhasil menjadi yang tercepat dan terhemat di jalur lambat. Shanna Simmons, Shell Ecomarathon Global Technical Director, bahkan memuji performa, kalkulasi, dan kerja sama ITS Team 2 yang membawa mereka menjadi juara dengan mobil berbahan bakar gasolin. “Mereka memang pantas menjadi juara karena mereka telah memberikan performa balapan yang sangat luar biasa,” sebutnya.
Darwin Silalahi, President Director & Country Chairman PT Shell Indonesia, menyampaikan rasa bangga serta bahagia atas perjuangan dan pencapaian tim mahasiswa Indonesia dalam gelaran inovasi tingkat dunia Make the Future Live di London. “Selamat untuk keberhasilan tim mahasiswa Indonesia yang berhasil memborong dua penghargaan yang diperebutkan di kompetisi inovasi tingkat dunia di festival Shell Make the Future Live ini.
Sungguh pencapaian sempurna, yang membuktikan bahwa keunggulan tim Indonesia telah teruji dan mempunyai daya saing yang diakui di tingkat dunia. Mereka tidak hanya cerdas, kreatif, inovatif dan tangguh namun mempunyai kemampuan berpikir visioner, jauh ke masa depan. Saya berharap mereka mampu menjadi pionir bagi pemudapemuda lain dalam bergerak, menjadi agent of change , pembawa perubahan yang akan membawa bangsa ini lebih maju,” katanya.
Tak hanya kepada tim pemenang, Darwin pun memberikan apresiasi kepada dua tim mahasiswa Indonesia lainnya yang juga telah berhasil ikut berkompetisi di ajang Shell Eco-marathon Driversí World Championship Grand Final ini. “Ketangguhan dan semangat pantang menyerah yang ditunjukkan oleh kedua tim tersebut telah berhasil mengantarkan mereka hingga dapat tampil di kompetisi tingkat dunia ini,” ujar Darwin.
Dengan torehan terbaik di Driversí World Championship Grand Final 2018, ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya berhak men dapatkan hadiah berupa pengalaman berharga, yakni sepekan berada di Scuderia Ferrari, Maranello, Italia yaitu markas dari pabrikan mobil Ferrari yang bergerak di bidang balap mobil, khususnya Formula 1.
Mereka akan bertemu dengan tim Scuderia Ferrari dan berkesempatan untuk berdiskusi dan mendapatkan berbagai saran teknis para teknisi ahli Scuderia Ferrari mengenai cara-cara untuk meningkatkan performa kendaraan. Pengalaman yang didapat akan menjadi pengalaman berharga dan ilmu yang didapat akan dapat direalisasikan dan digunakan untuk meningkatkan performa kendaraan mereka untuk ajang Shell Eco-marathon pada tahun berikutnya.
Kegembiraan dan tangis haru menyelimuti tim ITS Team 2 saat penyerahan piala Grand Final Shell Eco-marathon Drivers’ World Championship 2018. Tanpa komando, tim mahasiswa Indonesia menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan membentangkan bendera Merah Putih yang telah mereka persiapkan. Euforia tim Indonesia tampak begitu terasa dengan keberhasilan yang dicapai di ajang bergengsi dunia di Kota London tersebut.
Tim ITS Team 2 yang mengusung mobil UrbanConcept berbahan bakar gasoline bernama Sapuangin XI EVO 2 berhasil mengungguli 8 tim lainnya yang mewakili Asia, Amerika, dan Eropa di ajang festival tahunan Shell Make the Future Live yang digelar di London, Inggris pada 5-8 Juli 2018. Sementara posisi kedua ditempati oleh Tim Sask Eco UC dari Kanada, dan tim Toulouse Ingenierie Multidisciplinaire dari Prancis yang berhasil menempati posisi ketiga.
Prestasi yang diraih Sapuangin XI EVO 2 tergolong mentereng. Mobil ini dicatat sebagai mobil tercepat dan terhemat di ajang bergengsi dunia Shell Eco-marathon Driversí World Championship Grand Final 2018 . Manajer Tim ITS Team 2 Rafi Rasyad mengungkapkan rasa bahagianya setelah timnya berhasil menjuarai kompetisi adu cepat mobil hemat energi.
“Ini adalah pencapaian yang luar biasa. Kerja keras kami bersama tim dan dosen pembimbing selama berbulanbulan terbayar dengan menjadikan karya kami Sapuangin XI Evo 2 sebagai mobil yang tercepat dan terhemat di dunia. Kami sangat bersyukur dan bahagia karena dapat mempersembahkan prestasi terbaik kami di ajang dunia ini kepada Indonesia,” tuturnya.
“Kami tak henti-hentinya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas pencapaian ini. Dukungan yang diberikan oleh banyak pihak, baik dukungan moril maupun materiil, kami rasakan telah memberikan semangat tersendiri bagi tim. Ucapan terima kasih patut kami sampaikan kepada Shell Indonesia atas dukungan penuh untuk tim kami. Kemenangan ini bukan hanya milik kami, namun milik bersama, bangsa Indonesia,” tambah Rafi.
Sebenarnya tim ITS Team 2 tidak sendirian di ajang SEM DWC 2018. Di ajang ini juga ikut berpartisipasi dua tim anak bangsa, yakni Tim Semar Urban UGM Indonesia dari Universitas Gadjah Mada dan Tim Garuda UNY Eco Team dari Universitas Negeri Yogyakarta.
Ketiga tim mahasiswa Indonesia yang mewakili Asia tersebut harus mengikuti babak kualifikasi Shell Ecomarathon Driversí World Championship Grand Final. Kualifikasi ini mensyaratkan lolos uji inspeksi teknis, lolos uji kualifikasi Shell Ecomarathon Eropa (yaitu tiga kali kesempatan mencoba mobil UrbanConcept di lin tasan Shell Eco-marathon Eropa dengan dua kali mencapai garis finis secara sah).
Pihak panitia mensyaratkan bahwa mobil harus dapat melakukan pengereman dalam jarak maksimal 20 meter ketika dipacu dengan kecepatan 40 km per jam. Hal ini untuk memastikan bahwa mobil memiliki tingkat keselamatan dan keamanan yang baik.
Di uji kualifikasi ini, calon pe serta lomba juga disyaratkan bisa menyamai minimal 95% catatan rekor yang dicapai tim di SEM di wila yahnya masing-masing. Dan ke tiga tim maha siswa Indonesia berhasil lolos dari uji kualifikasi yang dilaksanakan pada 5-7 Juli dan berhak masuk dalam trek.
“Dengan trek sepanjang 6,7 km dan elevasi naik turun antara 3 hingga 12 meter, kami benarbenar harus mengatur kecepatan—yang tak boleh lebih dari 40 km/jam—dan efisiensi energi agar menjadi seimbang. Komunikasi antara driver dan tim di luar trek menjadi sangat penting. Akhirnya kerja sama yang baik antara anggota tim, usaha, dan doa kami membuahkan hasil yang menggembirakan.
Kami menjadi juara sebagai mobil tercepat dan terhemat, dan dapat mengalahkan tim Sask Eco UC dan tim Toulouse Ingenierie Multidisciplinaire,” ujar Moch Hafis Habibi, pengendara tim ITS Team 2.
Dari seluruh tantangan tersebut, ITS Team 2 berhasil menjadi yang tercepat dan terhemat di jalur lambat. Shanna Simmons, Shell Ecomarathon Global Technical Director, bahkan memuji performa, kalkulasi, dan kerja sama ITS Team 2 yang membawa mereka menjadi juara dengan mobil berbahan bakar gasolin. “Mereka memang pantas menjadi juara karena mereka telah memberikan performa balapan yang sangat luar biasa,” sebutnya.
Darwin Silalahi, President Director & Country Chairman PT Shell Indonesia, menyampaikan rasa bangga serta bahagia atas perjuangan dan pencapaian tim mahasiswa Indonesia dalam gelaran inovasi tingkat dunia Make the Future Live di London. “Selamat untuk keberhasilan tim mahasiswa Indonesia yang berhasil memborong dua penghargaan yang diperebutkan di kompetisi inovasi tingkat dunia di festival Shell Make the Future Live ini.
Sungguh pencapaian sempurna, yang membuktikan bahwa keunggulan tim Indonesia telah teruji dan mempunyai daya saing yang diakui di tingkat dunia. Mereka tidak hanya cerdas, kreatif, inovatif dan tangguh namun mempunyai kemampuan berpikir visioner, jauh ke masa depan. Saya berharap mereka mampu menjadi pionir bagi pemudapemuda lain dalam bergerak, menjadi agent of change , pembawa perubahan yang akan membawa bangsa ini lebih maju,” katanya.
Tak hanya kepada tim pemenang, Darwin pun memberikan apresiasi kepada dua tim mahasiswa Indonesia lainnya yang juga telah berhasil ikut berkompetisi di ajang Shell Eco-marathon Driversí World Championship Grand Final ini. “Ketangguhan dan semangat pantang menyerah yang ditunjukkan oleh kedua tim tersebut telah berhasil mengantarkan mereka hingga dapat tampil di kompetisi tingkat dunia ini,” ujar Darwin.
Dengan torehan terbaik di Driversí World Championship Grand Final 2018, ITS Team 2 dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya berhak men dapatkan hadiah berupa pengalaman berharga, yakni sepekan berada di Scuderia Ferrari, Maranello, Italia yaitu markas dari pabrikan mobil Ferrari yang bergerak di bidang balap mobil, khususnya Formula 1.
Mereka akan bertemu dengan tim Scuderia Ferrari dan berkesempatan untuk berdiskusi dan mendapatkan berbagai saran teknis para teknisi ahli Scuderia Ferrari mengenai cara-cara untuk meningkatkan performa kendaraan. Pengalaman yang didapat akan menjadi pengalaman berharga dan ilmu yang didapat akan dapat direalisasikan dan digunakan untuk meningkatkan performa kendaraan mereka untuk ajang Shell Eco-marathon pada tahun berikutnya.
(don)