Kembangkan Mobil Tanpa Awak, Volkswagen Gunakan Teknologi Amazon
A
A
A
BERLIN - Amazon telah mendaftarkan hak paten drone (pesawat tak berawak) yang berfungsi sebagai pengisi daya listrik (charge). Dan kini Volkswagen siap memanfaatkan teknologi ini untuk mobil otonomnya dengan menggandeng Amazon
Perangkat ini dirancang untuk membantu mobil listrik yang kehabisan bahan bakar di lokasi yang jauh dari stasiun pengisian ulang.
Dilansir dari Carscoops, tidak ada indikasi kapan perangkat ini akan diproduksi serta dioperasikan. Demikian pula mengenai lokasi produksi drone belum ada informasi lebih lanjut.
Laporan tersebut mencatat, Amazon mengajukan paten untuk mencegah perusahaan lain melakukannya terlebih dahulu, meskipun mereka sama sekali tidak memiliki niat untuk membangunnya.
Adapun gagasan di balik teknologi ini adalah sebuah stasiun pengisian daya portable melalui pesawat tak berawak yang dapat menyimpan daya listrik dalam sebuah baterai.
Jika mobil membutuhkan daya dan jauh dari stasiun pengisian ulang (SPBU listrik), pesawat tak berawak dapat diminta bantuan. Begitu sinyal diterima, drone akan terbang ke mobil tersebut, mengidentifikasinya dan menempelkan diri ke atas kendaraan untuk mengisi daya.
Melihat ukuran drone yang tidak terlalu besar, mungkin tidak akan memberikan daya yang terlalu besar. Bahkan untuk Supercharger Tesla, yang mungkin dipasang di SPBU membutuhkan waktu hampir 40 menit untuk mengisi baterai.
Tidak ada yang bisa dilakukan lebih, perangkat ini hanya berfungsi memperpanjang perjalanan mobil beberapa mil menuju stasiun terdekat.
Amazon selama ini berupaya melakukan otomatisasi dengan pengiriman menggunakan drone, mulai dari kendaraan pengantar tanpa pengemudi dan berencana memiliki gudang terapung.
Perangkat ini dirancang untuk membantu mobil listrik yang kehabisan bahan bakar di lokasi yang jauh dari stasiun pengisian ulang.
Dilansir dari Carscoops, tidak ada indikasi kapan perangkat ini akan diproduksi serta dioperasikan. Demikian pula mengenai lokasi produksi drone belum ada informasi lebih lanjut.
Laporan tersebut mencatat, Amazon mengajukan paten untuk mencegah perusahaan lain melakukannya terlebih dahulu, meskipun mereka sama sekali tidak memiliki niat untuk membangunnya.
Adapun gagasan di balik teknologi ini adalah sebuah stasiun pengisian daya portable melalui pesawat tak berawak yang dapat menyimpan daya listrik dalam sebuah baterai.
Jika mobil membutuhkan daya dan jauh dari stasiun pengisian ulang (SPBU listrik), pesawat tak berawak dapat diminta bantuan. Begitu sinyal diterima, drone akan terbang ke mobil tersebut, mengidentifikasinya dan menempelkan diri ke atas kendaraan untuk mengisi daya.
Melihat ukuran drone yang tidak terlalu besar, mungkin tidak akan memberikan daya yang terlalu besar. Bahkan untuk Supercharger Tesla, yang mungkin dipasang di SPBU membutuhkan waktu hampir 40 menit untuk mengisi baterai.
Tidak ada yang bisa dilakukan lebih, perangkat ini hanya berfungsi memperpanjang perjalanan mobil beberapa mil menuju stasiun terdekat.
Amazon selama ini berupaya melakukan otomatisasi dengan pengiriman menggunakan drone, mulai dari kendaraan pengantar tanpa pengemudi dan berencana memiliki gudang terapung.
(wbs)