Pemilik Kendaraan Niaga Paling Malas Servis ke Bengkel Resmi
A
A
A
BOGOR - Pemilik mobil dengan segmen komersial atau yang biasa digunakan untuk kepentingan niaga memiliki kebiasan yang berbeda soal merawat kendaraan. Hal tersebut diungkap oleh Section Head of Service Administration PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).
Totok mengatakan pemilik kendaraan Suzuki komersial memang agak sedikit berbeda, mereka sulit sekali untuk datang ke bengkel resmi (Beres). Bahkan hanya sekitar 40% mobil niaga yang servis di bengkel resmi milik Suzuki.
"Segmen komersial memang agak berbeda. Pemilik mobil pick up kebanyakan dipakai untuk angkutan umum. Nah karena mobil sering digunakan, jadi mereka sulit untuk datang ke diler," ujarnya dalam acara Fun Creative Gathering Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) di Bogor, Sabtu (29/6/2019)
Kemudian, ia mencontohkan seperti pada mobil Suzuki Carry Futura yang digunakan untuk angkot. Mobil itu digunakan terus menerus sehingga terhalang waktu bagi para pengguna untuk melakukan perawatan pada mesin mobil.
Padahal, pihaknya tidak menyarankan untuk servis di luar bengkel resmi, dikhawatirkan pemaikan suku cadang yang tidak asli. Jika hal itu terjadi, yang dirugikan malah konsumen sendiri.
"Risikonya jika tidak menggunakan suku cadang asli bisa membuat mobil bermasalah dalam jangka waktu tertentu. Alhasil performa ketahanan mobil jadi rentan rusak," jelas Totok.
Sebagai jalan keluar, lanjut Totok, Suzuki melakukan sistem 'jemput bola' kepada konsumen pick up ini untuk memfasilitasi konsumen yang mempunya kendaraan komersial tapi malas ke bengkel.
"Yang kami tawarkan bengkel itu datang ke tempat konsumen atau ke pool dimana angkot itu berada dan kami service disana," imbuhnya.
Sedangkan untuk segmen passenger, pihaknya bisa menjamin tingkat kesadaran pemilik untuk membawa mobil servis di bengkel resmi Suzuki sudah di atas 80%
"Kalau pesenger saya sudah berani bilang di atas 80 persen," tandasnya.
Totok mengatakan pemilik kendaraan Suzuki komersial memang agak sedikit berbeda, mereka sulit sekali untuk datang ke bengkel resmi (Beres). Bahkan hanya sekitar 40% mobil niaga yang servis di bengkel resmi milik Suzuki.
"Segmen komersial memang agak berbeda. Pemilik mobil pick up kebanyakan dipakai untuk angkutan umum. Nah karena mobil sering digunakan, jadi mereka sulit untuk datang ke diler," ujarnya dalam acara Fun Creative Gathering Forum Wartawan Otomotif (FORWOT) di Bogor, Sabtu (29/6/2019)
Kemudian, ia mencontohkan seperti pada mobil Suzuki Carry Futura yang digunakan untuk angkot. Mobil itu digunakan terus menerus sehingga terhalang waktu bagi para pengguna untuk melakukan perawatan pada mesin mobil.
Padahal, pihaknya tidak menyarankan untuk servis di luar bengkel resmi, dikhawatirkan pemaikan suku cadang yang tidak asli. Jika hal itu terjadi, yang dirugikan malah konsumen sendiri.
"Risikonya jika tidak menggunakan suku cadang asli bisa membuat mobil bermasalah dalam jangka waktu tertentu. Alhasil performa ketahanan mobil jadi rentan rusak," jelas Totok.
Sebagai jalan keluar, lanjut Totok, Suzuki melakukan sistem 'jemput bola' kepada konsumen pick up ini untuk memfasilitasi konsumen yang mempunya kendaraan komersial tapi malas ke bengkel.
"Yang kami tawarkan bengkel itu datang ke tempat konsumen atau ke pool dimana angkot itu berada dan kami service disana," imbuhnya.
Sedangkan untuk segmen passenger, pihaknya bisa menjamin tingkat kesadaran pemilik untuk membawa mobil servis di bengkel resmi Suzuki sudah di atas 80%
"Kalau pesenger saya sudah berani bilang di atas 80 persen," tandasnya.
(wbs)