Mitsubishi Outlander PHEV Jangan Cuma Jadi Mobil Listrik
A
A
A
TANGERANG - MITSUBISHI berharap mobil listrik mereka, Mitsubishi Outlander PHEV tidak hanya dijadikan moda transportasi. Ada sisi lain mobil ini yang bisa dieksplorasi, apa itu? Gempa yang terjadi di Kumamoto, Kyushu, pada 2016 dan di Hokkaido di Jepang pada 2018, jadi peristiwa yang tidak terlupakan buat Chairman of Mitsubishi Motors Corporation Osamu Masuko.
Saat itu Osamu Masuko mendengar kabar ada satu keluarga di Kumamoto yang masih bertahan dan tetap beraktivitas meski aliran listrik di wilayah itu terputus akibat bencana. Ternyata untuk kegiatan sehari-hari, satu keluarga itu menggunakan mobil Mitsubishi Outlander PHEV sebagai sumber tenaga listrik. Mobil yang diluncurkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 itu dapat menjadi sebuah genset yang mampu mengaliri listrik ke dalam rumah selama 10 hari.
“Keluarga itu berisi 4 orang. Mereka bisa selamat selama 10 hari dengan menggunakan Outlander PHEV. Ini adalah peristiwa yang penting buat teknologi kami,” ujar Osamu Masuko. Dia melanjutkan, sejak awal membuat Mitsubishi Outlander PHEV, Mitsubishi memang tidak melihat mobil itu sebagai sebuah moda transportasi saja.
Mitsubishi Outlander PHEV juga harus memiliki nilai lebih yang mampu mendukung kehidupan manusia sehari-hari. Termasuk dalam keadaan darurat seperti bencana alam. Biasanya setiap terjadi bencana aliran listrik selalu terputus. Kehadiran Mitsubishi Outlander PHEV tentu akan jadi solusi sampai suplai listrik atau bahan bakar kembali normal.
“Saya meminta Anda bisa menggunakan mobil ini bukan sekadar transportasi tapi juga sebagai power source. Inilah hal utama yang ingin saya sampaikan mengenai mobil kami kepada masyarakat Indonesia,” ujar Osamu Masuko. Sebelumnya Assistant Division General Manager Electric Vehicle Product Strategy Division Mitsubishi Motors Takashi Hiromatsu mengatakan Mitsubishi Outlander PHEV memang jadi mobil berbahan bakar alternatif paling tepat untuk masyarakat Indonesia.
Menurutnya, mobil itu mampu mengatasi keterbatasan infrastruktur pendukung mobil listrik seperti yang ada di Indonesia. “Plug-in hybrid EV adalah jawaban untuk pasar yang sangat luas, di mana infrastrukturnya masih dikembangkan,” katanya. Hal ini terjadi karena mobil itu memiliki tiga mode berkendara.
Ketiga mode itu adalah EV Mode, Series Hybrid Mode, dan Parallel Hybrid Mode. EV Mode adalah mode berkendara dengan baterai listrik mengaliri tenaga ke motor listrik dan kemudian menggerak mobil. Dalam mode ini, Mitsubishi Outlander PHEV bisa menempuh jarak 55 kilometer. Mode kedua, Series Hybrid Mode adalah keadaan dengan motor listrik akan menggerakkan kendaraan dengan listrik yang dihasilkan oleh generator atau mesin.
Dalam keadaan ini, jarak tempuh bisa mencapai 600 kilometer. Terakhir adalah Parallel Hybrid Mode dengan mesin dibantu oleh motor listrik menggerakkan mobil saat berada dalam kecepatan tinggi. “Jadi, tidak akan ada rasa khawatir kehabisan tenaga di baterai mobil,” sebutnya. Seperti yang dikatakan Osamu Masuko, Mitsubishi Outlander PHEV memiliki kemampuan menarik karena bisa berfungsi sebagai sumber tenaga listrik.
Takashi Hiromatsu mengatakan, mobil ini memiliki dua mode, yakni Charging dan Discharging. Charging adalah keadaan ketika mobil ini menerima pengisian energi listrik, seperti halnya mobil listrik lainnya. Sementara, Discharging adalah keadaan ketika mobil ini bisa jadi sumber energi listrik. Jadi, seluruh tenaga listrik yang tersimpan di mobil ini bisa dialirkan ke tempat lain mulai dari perlengkapan rumah tangga hingga isi rumah secara keseluruhan.
Bahkan, Takashi Hiromatsu mengatakan hal itu sudah mereka praktikkan dengan menghadirkan Dendo Drive House di ajang Geneva Motor Show 2019, Maret lalu. Dendo Drive House adalah sebuah rumah dengan aliran listriknya disuplai oleh Mitsubishi Outlander PHEV. “Saya percaya suatu saat Dendo Drive House bisa diaplikasikan di Indonesia,” pungkasnya.
Saat itu Osamu Masuko mendengar kabar ada satu keluarga di Kumamoto yang masih bertahan dan tetap beraktivitas meski aliran listrik di wilayah itu terputus akibat bencana. Ternyata untuk kegiatan sehari-hari, satu keluarga itu menggunakan mobil Mitsubishi Outlander PHEV sebagai sumber tenaga listrik. Mobil yang diluncurkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2019 itu dapat menjadi sebuah genset yang mampu mengaliri listrik ke dalam rumah selama 10 hari.
“Keluarga itu berisi 4 orang. Mereka bisa selamat selama 10 hari dengan menggunakan Outlander PHEV. Ini adalah peristiwa yang penting buat teknologi kami,” ujar Osamu Masuko. Dia melanjutkan, sejak awal membuat Mitsubishi Outlander PHEV, Mitsubishi memang tidak melihat mobil itu sebagai sebuah moda transportasi saja.
Mitsubishi Outlander PHEV juga harus memiliki nilai lebih yang mampu mendukung kehidupan manusia sehari-hari. Termasuk dalam keadaan darurat seperti bencana alam. Biasanya setiap terjadi bencana aliran listrik selalu terputus. Kehadiran Mitsubishi Outlander PHEV tentu akan jadi solusi sampai suplai listrik atau bahan bakar kembali normal.
“Saya meminta Anda bisa menggunakan mobil ini bukan sekadar transportasi tapi juga sebagai power source. Inilah hal utama yang ingin saya sampaikan mengenai mobil kami kepada masyarakat Indonesia,” ujar Osamu Masuko. Sebelumnya Assistant Division General Manager Electric Vehicle Product Strategy Division Mitsubishi Motors Takashi Hiromatsu mengatakan Mitsubishi Outlander PHEV memang jadi mobil berbahan bakar alternatif paling tepat untuk masyarakat Indonesia.
Menurutnya, mobil itu mampu mengatasi keterbatasan infrastruktur pendukung mobil listrik seperti yang ada di Indonesia. “Plug-in hybrid EV adalah jawaban untuk pasar yang sangat luas, di mana infrastrukturnya masih dikembangkan,” katanya. Hal ini terjadi karena mobil itu memiliki tiga mode berkendara.
Ketiga mode itu adalah EV Mode, Series Hybrid Mode, dan Parallel Hybrid Mode. EV Mode adalah mode berkendara dengan baterai listrik mengaliri tenaga ke motor listrik dan kemudian menggerak mobil. Dalam mode ini, Mitsubishi Outlander PHEV bisa menempuh jarak 55 kilometer. Mode kedua, Series Hybrid Mode adalah keadaan dengan motor listrik akan menggerakkan kendaraan dengan listrik yang dihasilkan oleh generator atau mesin.
Dalam keadaan ini, jarak tempuh bisa mencapai 600 kilometer. Terakhir adalah Parallel Hybrid Mode dengan mesin dibantu oleh motor listrik menggerakkan mobil saat berada dalam kecepatan tinggi. “Jadi, tidak akan ada rasa khawatir kehabisan tenaga di baterai mobil,” sebutnya. Seperti yang dikatakan Osamu Masuko, Mitsubishi Outlander PHEV memiliki kemampuan menarik karena bisa berfungsi sebagai sumber tenaga listrik.
Takashi Hiromatsu mengatakan, mobil ini memiliki dua mode, yakni Charging dan Discharging. Charging adalah keadaan ketika mobil ini menerima pengisian energi listrik, seperti halnya mobil listrik lainnya. Sementara, Discharging adalah keadaan ketika mobil ini bisa jadi sumber energi listrik. Jadi, seluruh tenaga listrik yang tersimpan di mobil ini bisa dialirkan ke tempat lain mulai dari perlengkapan rumah tangga hingga isi rumah secara keseluruhan.
Bahkan, Takashi Hiromatsu mengatakan hal itu sudah mereka praktikkan dengan menghadirkan Dendo Drive House di ajang Geneva Motor Show 2019, Maret lalu. Dendo Drive House adalah sebuah rumah dengan aliran listriknya disuplai oleh Mitsubishi Outlander PHEV. “Saya percaya suatu saat Dendo Drive House bisa diaplikasikan di Indonesia,” pungkasnya.
(wbs)