Filter Air Bersih Ini Diklaim Bisa Hasilkan Air Langsung Minum
A
A
A
JAKARTA - Sumber air baku yang sehat sulit untuk ditemukan. Menurut penelitian , merebus air sampai mendidih tak menjamin bebas dari bakteri .
Merujuk penelitian ilmiah dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, mereka menghitung bakteri dalam air yang telah direbus dan di dalam air dari depot air minum isi ulang di 55 rumah tangga di Bandung Tengah . Para peneliti menemukan 45% air isi ulang mengandung bakteri. Sebagian air yang direbus juga masih mengandung bakteri.
"Banyak orang masih berpikir merebus sampai mendidih adalah cara terbaik untuk membunuh bakteri dalam air, tapi sekarang merebus air sampai mendidih saja tidak cukup," kata Lieselotte Heederik, pendiri Nazava Water Filters .
Ketika air sumur tak bersih, lanjut perempuan yang akrab disapa Lisa ini, air perlu mendidih selama 3 menit terutama di kota-kota yang dataran tinggi seperti Bandung. Merebus air sampai mendidih juga membutuhkan pembakaran gas yang mahal.
Untuk itu, Nazava Water Filters , yang baru saja berulang tahun ke-10,membuat dan menjual filter air yang mengubah air sumur, air keran/ PDAM , air hujan , dan air sungai menjadi air yang aman untuk diminum. Bahkan tanpa perlu direbus terlebih dahulu. Tim Unpad juga mempelajari 55 rumah tangga yang menggunakan Filter Air Nazava untuk mengolah air sumurnya. Ternyata sampel dari filter air Nazava bebas dari bakteri e-coli.
Dikatakan Lisa, Nazava adalah satu-satunya filter air minum dari Indonesia yang disertifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) . Selain itu, filter air Nazava telah diuji oleh ITB, Unpad dan beberapa laboratorium dari Kementerian Kesehatan.
Perusahaan sosial ini sendiri didirikan pada 2009 untuk memenuhi kebutuhan air minum bersih di Aceh. Pada 2013, Nazava memenangkan Tech Award untuk teknologi yang memberi manfaat bagi Kemanusiaan di California, AS.
Pada tahun 2016 Nazava memenangkan Penghargaan Ashden untuk teknologi ramah lingkungan. Sejak 2017 Nazava memproduksi semua bagian filter air inovatifnya di Indonesia. Dan untuk diektahui, sejak 2018 Nazava mulai mengekspor secara besar-besaran produknya ke semua pasar di Afrika dan Asia Tenggara.
Merujuk penelitian ilmiah dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, mereka menghitung bakteri dalam air yang telah direbus dan di dalam air dari depot air minum isi ulang di 55 rumah tangga di Bandung Tengah . Para peneliti menemukan 45% air isi ulang mengandung bakteri. Sebagian air yang direbus juga masih mengandung bakteri.
"Banyak orang masih berpikir merebus sampai mendidih adalah cara terbaik untuk membunuh bakteri dalam air, tapi sekarang merebus air sampai mendidih saja tidak cukup," kata Lieselotte Heederik, pendiri Nazava Water Filters .
Ketika air sumur tak bersih, lanjut perempuan yang akrab disapa Lisa ini, air perlu mendidih selama 3 menit terutama di kota-kota yang dataran tinggi seperti Bandung. Merebus air sampai mendidih juga membutuhkan pembakaran gas yang mahal.
Untuk itu, Nazava Water Filters , yang baru saja berulang tahun ke-10,membuat dan menjual filter air yang mengubah air sumur, air keran/ PDAM , air hujan , dan air sungai menjadi air yang aman untuk diminum. Bahkan tanpa perlu direbus terlebih dahulu. Tim Unpad juga mempelajari 55 rumah tangga yang menggunakan Filter Air Nazava untuk mengolah air sumurnya. Ternyata sampel dari filter air Nazava bebas dari bakteri e-coli.
Dikatakan Lisa, Nazava adalah satu-satunya filter air minum dari Indonesia yang disertifikasi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) . Selain itu, filter air Nazava telah diuji oleh ITB, Unpad dan beberapa laboratorium dari Kementerian Kesehatan.
Perusahaan sosial ini sendiri didirikan pada 2009 untuk memenuhi kebutuhan air minum bersih di Aceh. Pada 2013, Nazava memenangkan Tech Award untuk teknologi yang memberi manfaat bagi Kemanusiaan di California, AS.
Pada tahun 2016 Nazava memenangkan Penghargaan Ashden untuk teknologi ramah lingkungan. Sejak 2017 Nazava memproduksi semua bagian filter air inovatifnya di Indonesia. Dan untuk diektahui, sejak 2018 Nazava mulai mengekspor secara besar-besaran produknya ke semua pasar di Afrika dan Asia Tenggara.
(mim)