IBM Kembangkan Baterai dengan Bahan Non-Logam Berat
A
A
A
JAKARTA - Pencarian untuk menemukan jenis baterai baru di luar lithium-ion (lion) telah berlangsung selama bertahun-tahun. Sebab, walaupun baterai lion biasa digunakan dalam elektronik, tapi baterai ini memang memiliki masalah sendiri.
Salah satunya dapat berubah-ubah dan dapat meledak ketika rusak. Ditambah baterai tersebut menggunakan logam berat berharga yang ditemukan di Bumi dalam jumlah terbatas.
Kini periset di International Business Machines (IBM) datang dengan alternatif baru. Perusahaan yang dikenal memproduksi, menjual perangkat keras serta perangkat lunak ini telah mengembangkan baterai yang bergantung pada bahan-bahan yang diekstrak dari air laut.
Artinya baterai jika diproduksi secara massal akan lebih ramah lingkungan. Ini juga akan lebih aman untuk digunakan karena IBM Research mengganti cobalt dan nikel dalam katoda baterai dengan elektrolit cair baru. Demikian dikutip dari laman Ubergizmo, Jumat (27/12/2019).
Elektrolit cair juga memiliki titik nyala lebih tinggi yang pada akhirnya mengurangi potensi korsleting baterai yang menyebabkannya terbakar atau meledak. Namun penelitian ini masih dalam tahap awal dan IBM Research berencana bekerja sama dengan Mercedes-Benz Research guna melanjutkan pengembangannya. Ini berarti mungkin perlu beberapa saat sebelum kita melihatnya dikomersialkan.
(Auza Asyani)
Salah satunya dapat berubah-ubah dan dapat meledak ketika rusak. Ditambah baterai tersebut menggunakan logam berat berharga yang ditemukan di Bumi dalam jumlah terbatas.
Kini periset di International Business Machines (IBM) datang dengan alternatif baru. Perusahaan yang dikenal memproduksi, menjual perangkat keras serta perangkat lunak ini telah mengembangkan baterai yang bergantung pada bahan-bahan yang diekstrak dari air laut.
Artinya baterai jika diproduksi secara massal akan lebih ramah lingkungan. Ini juga akan lebih aman untuk digunakan karena IBM Research mengganti cobalt dan nikel dalam katoda baterai dengan elektrolit cair baru. Demikian dikutip dari laman Ubergizmo, Jumat (27/12/2019).
Elektrolit cair juga memiliki titik nyala lebih tinggi yang pada akhirnya mengurangi potensi korsleting baterai yang menyebabkannya terbakar atau meledak. Namun penelitian ini masih dalam tahap awal dan IBM Research berencana bekerja sama dengan Mercedes-Benz Research guna melanjutkan pengembangannya. Ini berarti mungkin perlu beberapa saat sebelum kita melihatnya dikomersialkan.
(Auza Asyani)
(mim)