Tutupi Kerugian Corona, Tiap Pekan Volkswagen Keluarkan Rp35,2 Triliun
A
A
A
Volkswagen (VW) harus merelakan dana sebesar 2 miliar Euro atau sekitar Rp35,2 triliun setiap pekannya. Dana tersebut dikeluarkan untuk menutupi kerugian akibat pandemik COVID-19.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Jerman, ZDF, Chief Executive VW, Herbert Diess, mengatakan, kerugian itu timbul karena hampir seluruh pabriknya tutup. Ditambah lagi dengan penjualan mobil yang terjun bebas.
Melansir laporan Reuters, Minggu (29/3/2020), perusahaan Jerman itu setidaknya memiliki 671.000 karyawan di seluruh dunia. Di sisi lain, perusahaan terus mencari cara untuk tetap melakukan produksi tanpa membahayakan karyawannya.
“Kami harus memikirkan ulang produksi. Kedisiplinan (pabrik) yang kami miliki di China, belum dimiliki (pabrik kami) di Jerman,” kata Diess.
VW merupakan salah satu produsen mobil terbesar di dunia. Saat ini mereka memiliki 124 pabrik di seluruh dunia. 72 pabrik di antaranya ada di Eropa, termasuk 28 pabrik yang ada di Jerman. Semua produksi di Eropa ditangguhkan sementara akibat penyebaran virus corona.
“Kami tidak memiliki penjualan atau pendapatan di luar China,” tandas Diess.
Dalam sebuah wawancara dengan stasiun televisi Jerman, ZDF, Chief Executive VW, Herbert Diess, mengatakan, kerugian itu timbul karena hampir seluruh pabriknya tutup. Ditambah lagi dengan penjualan mobil yang terjun bebas.
Melansir laporan Reuters, Minggu (29/3/2020), perusahaan Jerman itu setidaknya memiliki 671.000 karyawan di seluruh dunia. Di sisi lain, perusahaan terus mencari cara untuk tetap melakukan produksi tanpa membahayakan karyawannya.
“Kami harus memikirkan ulang produksi. Kedisiplinan (pabrik) yang kami miliki di China, belum dimiliki (pabrik kami) di Jerman,” kata Diess.
VW merupakan salah satu produsen mobil terbesar di dunia. Saat ini mereka memiliki 124 pabrik di seluruh dunia. 72 pabrik di antaranya ada di Eropa, termasuk 28 pabrik yang ada di Jerman. Semua produksi di Eropa ditangguhkan sementara akibat penyebaran virus corona.
“Kami tidak memiliki penjualan atau pendapatan di luar China,” tandas Diess.
(mim)