Ini Perbedaan BIMS 2014 dengan IIMS
Kamis, 27 Maret 2014 - 12:40 WIB

Ini Perbedaan BIMS 2014 dengan IIMS
A
A
A
Sindonews.com - The 35th Bangkok International Motor Show mengusung tema Beauty in Drive untuk mempopulerkan teknologi dan desain terbaru dunia automotif. Namun mereka tidak malu-malu dengan terbuka mengakui kalau mereka berjualan di pameran tersebut.
Bangkok International Motor Show (BIMS) benar-benar berbeda jika dibandingkan dengan Indonesian International Motor Show (IIMS). Jujur saja, pameran IIMS jauh lebih menarik dan massif dibandingkan dengan BIMS. BIMS hanya menggunakan satu lahan saja seluas 4 ribu meter persegi sementara IIMS 2013 lebih besar 19 kali lipat atau mencapai 75.550 meter per segi.
Dari segi keterlibatan peserta memang masih setara. BIMS masih didukung oleh 30 pabrikan otomotif dunia. Hanya saja merek-merek premium luxury seperti Aston Martin dan Rolls-Royce sudah lama ikut serta di BIMS.
Satu hal lagi yang paling menarik adalah peserta BIMS tidak ragu-ragu untuk terlihat berjualan. Meskipun tema pameran tahun ini adalah Beauty in Drive yang mengkampanyekan teknologi dan keindahan desain mobil-mobil baru dunia, BIMS justru terang-terangan untuk berjualan.
Bahkan Marcos Purty, Managing Director General Motors Thailand saat membuka booth Chevrolet di BIMS tidak sungkan membicarakan masalah harga spesial yang mereka tawarkan. “Kami banyak menawarkan harga spesial di sini. Jadi datang dan lihatlah produk kami,” ucapnya.
Pabrikan asal Swedia, Volvo malah terang-terangan memberikan harga spesial dengan skema kredit yang menarik. Di setiap mobil yang mereka pamerkan dipasang stiker 0 persen. Bahkan Bentley di hari pertama press day, langsung menempelkan stiker SOLD ke mobil Bentley Continental GT Speed yang mereka bawa.
Harley-Davidson malah lebih frontal. Setiap motor yang mereka tawarkan justru sudah tertera banderol harganya. Bahkan ada satu motor yang dengan terang-terangan digantung di booth mereka dan tertera harga motor tercetak besar. BIMS sepertinya memang tidak perlu merasa malu-malu lagi untuk berjualan.
Bagi mereka pameran automotif tujuan utamanya memang berjualan. Dan mereka benar-benar berusaha membuat warga Bangkok tertarik membeli mobil atau motor lagi. Maklum saja, saat ini kondisi politik dan kebijakan dunia automotif yang tidak menentu membuat masyarakat Thailand enggan untuk memiliki mobil.
Ambil contoh kebiajakan insentif pembelian mobil pertama yang diberlakukan oleh pemerintah Thailand. Kebijakan ini awalnya memang berhasil membuat masyarakat Thailand tertarik membeli mobil. Kebijakan ini justru bak pisau bermata dua karena akhirnya membuat harga mobil bekas turun bebas dan menekan permintaan pembelian mobil di tahun-tahun selanjutnya.
Inilah mengapa Frost & Sullivan memprediksi penjualan mobil Thailand di 2014 hanya mencapai 1,18 juta unit atau turun bebas dari penjualan tahun lalu sebesar 11,8 persen.Berkaca dari faktor inilah BIMS diharapkan mampu menggelitik konsumen agar tetap tertarik membeli mobil. Alhasil, para pesertanya tidak malu-malu untuk berjualan. “Ekshibisi dan pertunjukan inovasi baru selama 12 hari saya yakin akan mampu membangkitkan keinginan masyarakat untuk membeli mobil lagi,” pungkas Jaturont Komolmis, Senior Vice President of Grand Prix International.
Bangkok International Motor Show (BIMS) benar-benar berbeda jika dibandingkan dengan Indonesian International Motor Show (IIMS). Jujur saja, pameran IIMS jauh lebih menarik dan massif dibandingkan dengan BIMS. BIMS hanya menggunakan satu lahan saja seluas 4 ribu meter persegi sementara IIMS 2013 lebih besar 19 kali lipat atau mencapai 75.550 meter per segi.
Dari segi keterlibatan peserta memang masih setara. BIMS masih didukung oleh 30 pabrikan otomotif dunia. Hanya saja merek-merek premium luxury seperti Aston Martin dan Rolls-Royce sudah lama ikut serta di BIMS.
Satu hal lagi yang paling menarik adalah peserta BIMS tidak ragu-ragu untuk terlihat berjualan. Meskipun tema pameran tahun ini adalah Beauty in Drive yang mengkampanyekan teknologi dan keindahan desain mobil-mobil baru dunia, BIMS justru terang-terangan untuk berjualan.
Bahkan Marcos Purty, Managing Director General Motors Thailand saat membuka booth Chevrolet di BIMS tidak sungkan membicarakan masalah harga spesial yang mereka tawarkan. “Kami banyak menawarkan harga spesial di sini. Jadi datang dan lihatlah produk kami,” ucapnya.
Pabrikan asal Swedia, Volvo malah terang-terangan memberikan harga spesial dengan skema kredit yang menarik. Di setiap mobil yang mereka pamerkan dipasang stiker 0 persen. Bahkan Bentley di hari pertama press day, langsung menempelkan stiker SOLD ke mobil Bentley Continental GT Speed yang mereka bawa.
Harley-Davidson malah lebih frontal. Setiap motor yang mereka tawarkan justru sudah tertera banderol harganya. Bahkan ada satu motor yang dengan terang-terangan digantung di booth mereka dan tertera harga motor tercetak besar. BIMS sepertinya memang tidak perlu merasa malu-malu lagi untuk berjualan.
Bagi mereka pameran automotif tujuan utamanya memang berjualan. Dan mereka benar-benar berusaha membuat warga Bangkok tertarik membeli mobil atau motor lagi. Maklum saja, saat ini kondisi politik dan kebijakan dunia automotif yang tidak menentu membuat masyarakat Thailand enggan untuk memiliki mobil.
Ambil contoh kebiajakan insentif pembelian mobil pertama yang diberlakukan oleh pemerintah Thailand. Kebijakan ini awalnya memang berhasil membuat masyarakat Thailand tertarik membeli mobil. Kebijakan ini justru bak pisau bermata dua karena akhirnya membuat harga mobil bekas turun bebas dan menekan permintaan pembelian mobil di tahun-tahun selanjutnya.
Inilah mengapa Frost & Sullivan memprediksi penjualan mobil Thailand di 2014 hanya mencapai 1,18 juta unit atau turun bebas dari penjualan tahun lalu sebesar 11,8 persen.Berkaca dari faktor inilah BIMS diharapkan mampu menggelitik konsumen agar tetap tertarik membeli mobil. Alhasil, para pesertanya tidak malu-malu untuk berjualan. “Ekshibisi dan pertunjukan inovasi baru selama 12 hari saya yakin akan mampu membangkitkan keinginan masyarakat untuk membeli mobil lagi,” pungkas Jaturont Komolmis, Senior Vice President of Grand Prix International.
(dol)