Ruang Pamer Museum Corvette Longsor 3 Mobil Rusak
A
A
A
KENTUCKY - Pelestarian atau restorasi. Itulah pertanyaan yang dihadapi ketika berurusan dengan mobil klasik. Termasuk yang sekarang melanda Museum Nasional Corvette, dimana sebuah lubang besar menganga di tengah-tengah ruang pamer.
Dilansir dari Autoblog, Senin (10/8/2014), awalnya pihak museum ingin mempertahankan lubang tersebut, yang dinilai akan menghidupkan nuansa peringatan dan menarik kunjungan wisatawan yang tertarik mengetahui penyebab terjadinya lubang.
Namun kini lubang besar tadi dianggap tidak selaras dengan tujuan museum. Pasalnya dengan menjaga lubang tetap ada, museum malah menghabiskan dana yang lebih besar dibanding menutup lubang yang diakibatkan pergeseran tanah ini.
Estimasi awal untuk melestarikan lubang hanya USD500 ribu, namun kini biaya membengkak hingga lebih dari USD1 juta. Belum lagi untuk menopang agar lubang tidak bertambah besar setidaknya membutuhkan 35 kaki dinding penahan.
Selain dinding, agar bagian atas lubang tetap dapat dipakai tanpa harus menutup dengan semen, dibutuhkan jala dan balok baja yang mahal. Pihak museum pun harus mengontrol kelembapan suhu untuk mengatasi uap yang keluar dari tanah yang terbuka.
Selain lubang, pihak museum awalnya ingin merestotrasi delapan unit Corvette yang ikut rusak saat tanah terbuka dengan sendirinya. General Motors (GM) juga sudah berjanji ingin merestorasi delapan Corveete tersebut, tapi urung dilakukan karena permintaan pengunjung.
Kini, Museum akan mengembalikan dua Corvette yang paling mudah direstorasi, yaitu prototipe ZR1 2009 berjuluk "Blue Devils" dan C4 convertible lansiran 1992. Sedangkan sisaya seperti Corvette tahun 62 direstorasi di tempat terpisah.
Dilansir dari Autoblog, Senin (10/8/2014), awalnya pihak museum ingin mempertahankan lubang tersebut, yang dinilai akan menghidupkan nuansa peringatan dan menarik kunjungan wisatawan yang tertarik mengetahui penyebab terjadinya lubang.
Namun kini lubang besar tadi dianggap tidak selaras dengan tujuan museum. Pasalnya dengan menjaga lubang tetap ada, museum malah menghabiskan dana yang lebih besar dibanding menutup lubang yang diakibatkan pergeseran tanah ini.
Estimasi awal untuk melestarikan lubang hanya USD500 ribu, namun kini biaya membengkak hingga lebih dari USD1 juta. Belum lagi untuk menopang agar lubang tidak bertambah besar setidaknya membutuhkan 35 kaki dinding penahan.
Selain dinding, agar bagian atas lubang tetap dapat dipakai tanpa harus menutup dengan semen, dibutuhkan jala dan balok baja yang mahal. Pihak museum pun harus mengontrol kelembapan suhu untuk mengatasi uap yang keluar dari tanah yang terbuka.
Selain lubang, pihak museum awalnya ingin merestotrasi delapan unit Corvette yang ikut rusak saat tanah terbuka dengan sendirinya. General Motors (GM) juga sudah berjanji ingin merestorasi delapan Corveete tersebut, tapi urung dilakukan karena permintaan pengunjung.
Kini, Museum akan mengembalikan dua Corvette yang paling mudah direstorasi, yaitu prototipe ZR1 2009 berjuluk "Blue Devils" dan C4 convertible lansiran 1992. Sedangkan sisaya seperti Corvette tahun 62 direstorasi di tempat terpisah.
(dol)