Toyota Komitmen Pangkas Harga Mirai
A
A
A
GENEVA - Toyota Motor Corp (TMC) akan terus menekan harga jual Mirai agar lebih terjangkau. Alasannya sederhana, dengan banderol mencapai USD57,5 ribu, Mirai dipastikan akan kalah bersaing dalam hal penjualan dibandingkan mesin bensin dan diesel.
General Manager divisi pengembangan sel bahan bakar TMC, Katsuhiko Hirose, mengutarakan, agar kompetitif, harga jual mobil listrik bertenaga hidrogen ini harus ditekan hingga setara dengan harga mobil diesel modern.
"Kami menargetkan sampai ke tingkat yang sama dengan mesin diesel particulate filter," kata Hirose. Tapi untuk hal ini, sambungnya, harga jual tetap lebih mahal dari diesel dengan biaya perawatan, seperti dikutip dari Autonews, Senin (9/3/2015).
Kandati memiliki patokan ideal mengenai harga jual. Hirose meyakinkan, teka-teki terbesar bukan banderol yang ditawarkan, melain kapan dapat direalisasikan. Sebab ada dua faktor yang sangat mempengaruhi harga, yaitu bahan baku dan teknologi.
"Itu adalah pertanyaannya. Tekanan besar untuk mengurangi biaya datang dari Presiden TMC," kata Hirose. "Kami mengatakan, ini mungkin memakan waktu 15 tahun." Kata dia, 'Anda dapat melakukannya dari setengah waktu tersebut," imbuh Hirose.
Hirose yang juga berada di tim engineering Toyota Prius, mengatakan, waktu transisi untuk penerimaan pasar secara luas butuh waktu antara 10-15 tahun. Hal ini sesuai dengan penerimaan pasar terhadap teknologi hibrid yang kala itu termasuk baru.
Sedikit berbeda, dia berpendapat masalah ketersediaan pompa pengisian bahan bakar bukan kendala utama. Sebab Mirai mampu berjalan hingga 310 mil, sehingga mobil nol emisi ini tidak memerlukan terlalu banyak saat masa transisi tersebut.
Toyota mendorong penggunaan tenaga hidrogen lantaran pertumbuhan kendaraan global yang makin naik. "Dengan pasar baru seperti China dan Brazil yang tumbuh pesat, jumlah mobil dapat meningkat dua kali lipat dalam satu dekade," imbuhnya.
"Bagaimana kami dapat menyediakan mobilitas berkelanjutan untuk masa depan? Toyota selalu berpikir untuk membuat bisnis terus ada sampai abad berikutnya. Untuk membuat mobilitas yang berkelanjutan, kita harus lepas landas dari bahan bakar fosil," pungkas Hirose.
General Manager divisi pengembangan sel bahan bakar TMC, Katsuhiko Hirose, mengutarakan, agar kompetitif, harga jual mobil listrik bertenaga hidrogen ini harus ditekan hingga setara dengan harga mobil diesel modern.
"Kami menargetkan sampai ke tingkat yang sama dengan mesin diesel particulate filter," kata Hirose. Tapi untuk hal ini, sambungnya, harga jual tetap lebih mahal dari diesel dengan biaya perawatan, seperti dikutip dari Autonews, Senin (9/3/2015).
Kandati memiliki patokan ideal mengenai harga jual. Hirose meyakinkan, teka-teki terbesar bukan banderol yang ditawarkan, melain kapan dapat direalisasikan. Sebab ada dua faktor yang sangat mempengaruhi harga, yaitu bahan baku dan teknologi.
"Itu adalah pertanyaannya. Tekanan besar untuk mengurangi biaya datang dari Presiden TMC," kata Hirose. "Kami mengatakan, ini mungkin memakan waktu 15 tahun." Kata dia, 'Anda dapat melakukannya dari setengah waktu tersebut," imbuh Hirose.
Hirose yang juga berada di tim engineering Toyota Prius, mengatakan, waktu transisi untuk penerimaan pasar secara luas butuh waktu antara 10-15 tahun. Hal ini sesuai dengan penerimaan pasar terhadap teknologi hibrid yang kala itu termasuk baru.
Sedikit berbeda, dia berpendapat masalah ketersediaan pompa pengisian bahan bakar bukan kendala utama. Sebab Mirai mampu berjalan hingga 310 mil, sehingga mobil nol emisi ini tidak memerlukan terlalu banyak saat masa transisi tersebut.
Toyota mendorong penggunaan tenaga hidrogen lantaran pertumbuhan kendaraan global yang makin naik. "Dengan pasar baru seperti China dan Brazil yang tumbuh pesat, jumlah mobil dapat meningkat dua kali lipat dalam satu dekade," imbuhnya.
"Bagaimana kami dapat menyediakan mobilitas berkelanjutan untuk masa depan? Toyota selalu berpikir untuk membuat bisnis terus ada sampai abad berikutnya. Untuk membuat mobilitas yang berkelanjutan, kita harus lepas landas dari bahan bakar fosil," pungkas Hirose.
(dol)