Disebut Berbahaya, China Ngaku Karyawan hingga Bos TikTok Orang AS
Jum'at, 24 Juli 2020 - 20:38 WIB
NEW YORK - Tren aplikasi asal China TikTok yang saat ini tengah digandrungi di seluruh dunia termasuk Indonesia mendapat perlawananan dari Amerika Serikat, Inggris bahkan India. Namun faktanya pemimpin perusahaanTikTok adalah orang Amerika. BACA JUGA- Diusir AS, India dan Inggris, Siap-Siap Indonesia Jadi Sasaran Empuk TikTok
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mencap China sebagai "kekaisaran jahat" dan memperingatkan orang-orang Inggris untuk tetap waspada tentang aplikasi berbasis China seperti TikTok . BACA JUGA - Kadrun dan Pilpres Jadi Bumbu Penguat Isu Klepon Tidak Islami Viral
'' Aplikasi ini lebih berbahaya dari aplikasi manapun ke depannya akan memanen data" tambahnya seperti dilansir Daily Jumat 24/72020.
Mike Pompeo memperingatkan terhadap negara-negara yang masih mengunakan T ikTok akan berakhir di tangan Partai Komunis China." tutur Pompeo
Dia menambahkan bahwa pemerintah AS sedang mempertimbangkan apakah akan melarangnya, tuturnya kepada Fox News: "Kami menganggap ini sangat serius. Kami tentu melihatnya."
Beberapa bulan belakangan TikTok memang dikabarkan menyebut pemerintah China menggunakan aplikasi tersebut untuk memata-matai penggunanya di seluruh dunia.
Tetapi, TikTok memiliki pembelaan terhadap tuduhan tersebut. Juru bicara aplikasi terpopuler saat ini menyebutkan perusahaannya kini dipimpin oleh CEO asal Amerika Serikat dan memiliki karyawan yang berasal dari Amerika Serikat juga.
Aplikasi video pendek asal China, TikTok, baru saja memiliki seorang kepala eksekutif atau CEO baru. Namanya Kevin Mayer dari Los Angeles, Amerika Serikat (AS). Ia menggantikan Alex Zhu yang akan menjadi wakil presiden produk dan strategi ByteDance Technology, induk usaha TikTok. Warga Amerika itu resmi menggantikan Zhu pada 1 Juni 2020.
Penunjukkan Mayer nampaknya menjadi cara raksasa teknologi China itu untuk keluar dari bayang-bayang negeri Tirai Bambu. Mayer sebelumnya menjabat sebagai head of Streaming Services Disney.
Saat bekerja di Disney, Mayer menjadi eksekutif yang mengawasi layanan streaming Disney Plus, ESPN Plus, dan Hulu. Khusus Disney Plus, layanan ini merengkuh kesuksesan dengan cepat, dengan mendapat 50 juta pelanggan dalam waktu kurang dari enam bulan.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo mencap China sebagai "kekaisaran jahat" dan memperingatkan orang-orang Inggris untuk tetap waspada tentang aplikasi berbasis China seperti TikTok . BACA JUGA - Kadrun dan Pilpres Jadi Bumbu Penguat Isu Klepon Tidak Islami Viral
'' Aplikasi ini lebih berbahaya dari aplikasi manapun ke depannya akan memanen data" tambahnya seperti dilansir Daily Jumat 24/72020.
Mike Pompeo memperingatkan terhadap negara-negara yang masih mengunakan T ikTok akan berakhir di tangan Partai Komunis China." tutur Pompeo
Dia menambahkan bahwa pemerintah AS sedang mempertimbangkan apakah akan melarangnya, tuturnya kepada Fox News: "Kami menganggap ini sangat serius. Kami tentu melihatnya."
Beberapa bulan belakangan TikTok memang dikabarkan menyebut pemerintah China menggunakan aplikasi tersebut untuk memata-matai penggunanya di seluruh dunia.
Tetapi, TikTok memiliki pembelaan terhadap tuduhan tersebut. Juru bicara aplikasi terpopuler saat ini menyebutkan perusahaannya kini dipimpin oleh CEO asal Amerika Serikat dan memiliki karyawan yang berasal dari Amerika Serikat juga.
Aplikasi video pendek asal China, TikTok, baru saja memiliki seorang kepala eksekutif atau CEO baru. Namanya Kevin Mayer dari Los Angeles, Amerika Serikat (AS). Ia menggantikan Alex Zhu yang akan menjadi wakil presiden produk dan strategi ByteDance Technology, induk usaha TikTok. Warga Amerika itu resmi menggantikan Zhu pada 1 Juni 2020.
Penunjukkan Mayer nampaknya menjadi cara raksasa teknologi China itu untuk keluar dari bayang-bayang negeri Tirai Bambu. Mayer sebelumnya menjabat sebagai head of Streaming Services Disney.
Saat bekerja di Disney, Mayer menjadi eksekutif yang mengawasi layanan streaming Disney Plus, ESPN Plus, dan Hulu. Khusus Disney Plus, layanan ini merengkuh kesuksesan dengan cepat, dengan mendapat 50 juta pelanggan dalam waktu kurang dari enam bulan.
(wbs)
tulis komentar anda