Mengapa Pabrikan Jepang Kurang Serius Jualan Mobil Listrik di Indonesia? Ini Jawabannya
Selasa, 01 Agustus 2023 - 12:15 WIB
JAKARTA - Alasan pabrikan mobil Jepang terlihat kurang serius menjual mobil listrik di Indonesia akhirnya terjawab. Ternyata hal itu dilakukan karena banyak pabrikan mobil Jepang tidak ingin melakukan perubahan besar-besaran di industri otomotif, termasuk industri otomotif di Indonesia.
Akshay Prasad, Manager Arthur D Little (ADL) Asia Tenggara, mengatakan sejak awal pabrikan mobil Jepang mempunyai pandangan bahwa mereka memiliki tanggung jawab besar dalam industri otomotif. Untuk itu, mereka tidak serta-merta mengubah inti bisnis produksi mobil dengan mesin konvensional ke mobil listrik.
“Mereka percaya punya tanggung jawab untuk melakukan transformasi industri otomotif selangkah demi selangkah. Hanya saja memang tuntutan dekarbonisasi yang ada saat ini sangat tinggi. Jadi mau tidak mau pabrikan mobil Jepang harusnya memang agresif," ujar Akshay Prasad dalam pemaparan laporan ADL bertajuk Unleashing Indonesia's Electric Mobility Potential, Selasa (1/8/2023).
Dari situ dia mengatakan tidak heran jika banyak pabrikan mobil Jepang saat ini lebih memilih mengedepankan mobil hybrid ketimbang mobil listrik. Hal itu dianggap logis karena mobil hybrid merupakan langkah awal mengedukasi masyarakat mengenai mobil listrik.
"Pabrikan mobil Jepang percaya mobil hybrid diperlukan untuk ke depannya. Saya rasa hal itu juga bagian dari salah satu cara ke transisi," ujarnya.
Dalam laporan yang dibuat oleh ADL, Akshay Prasad menyebutkan baha Indonesia perlu mengupayakan hadirnya merek lokal yang fokus dalam mengembangkan kendaraan listrik. Hal itu dianggap lebih baik dibanding hanya mengandalkan merek dominan yang saat ini sebagai besar fokus pada mobil dengan mesin konvensional.
Dia mengatakan merek-merek lokal yang fokus pada mobil listrik itu bisa diberikan insetif dan kebijakan finansial lain. Di antaranya pembebasan bea masuk untuk komponen dan penetapan batas mininum yang lebih tinggi untuk investasi.
Hal itu justru menurutnya akan memicu merek-merek lain atau pemain utama mobil listrik masuk ke Indonesia. "Sayangnya Indonesia belum memiliki merek-merek lokal untuk mengembangkan kendaraan listrik," jelas Akshay Prasad.
Akshay Prasad, Manager Arthur D Little (ADL) Asia Tenggara, mengatakan sejak awal pabrikan mobil Jepang mempunyai pandangan bahwa mereka memiliki tanggung jawab besar dalam industri otomotif. Untuk itu, mereka tidak serta-merta mengubah inti bisnis produksi mobil dengan mesin konvensional ke mobil listrik.
“Mereka percaya punya tanggung jawab untuk melakukan transformasi industri otomotif selangkah demi selangkah. Hanya saja memang tuntutan dekarbonisasi yang ada saat ini sangat tinggi. Jadi mau tidak mau pabrikan mobil Jepang harusnya memang agresif," ujar Akshay Prasad dalam pemaparan laporan ADL bertajuk Unleashing Indonesia's Electric Mobility Potential, Selasa (1/8/2023).
Dari situ dia mengatakan tidak heran jika banyak pabrikan mobil Jepang saat ini lebih memilih mengedepankan mobil hybrid ketimbang mobil listrik. Hal itu dianggap logis karena mobil hybrid merupakan langkah awal mengedukasi masyarakat mengenai mobil listrik.
"Pabrikan mobil Jepang percaya mobil hybrid diperlukan untuk ke depannya. Saya rasa hal itu juga bagian dari salah satu cara ke transisi," ujarnya.
Dalam laporan yang dibuat oleh ADL, Akshay Prasad menyebutkan baha Indonesia perlu mengupayakan hadirnya merek lokal yang fokus dalam mengembangkan kendaraan listrik. Hal itu dianggap lebih baik dibanding hanya mengandalkan merek dominan yang saat ini sebagai besar fokus pada mobil dengan mesin konvensional.
Dia mengatakan merek-merek lokal yang fokus pada mobil listrik itu bisa diberikan insetif dan kebijakan finansial lain. Di antaranya pembebasan bea masuk untuk komponen dan penetapan batas mininum yang lebih tinggi untuk investasi.
Baca Juga
Hal itu justru menurutnya akan memicu merek-merek lain atau pemain utama mobil listrik masuk ke Indonesia. "Sayangnya Indonesia belum memiliki merek-merek lokal untuk mengembangkan kendaraan listrik," jelas Akshay Prasad.
(wib)
tulis komentar anda