Tambah Kusut, DPR Jepang Serentak Suarakan Blokir TikTok
Kamis, 30 Juli 2020 - 13:08 WIB
TOKYO - Sejumlah anggota parlemen Jepang mengajukan usulan pemblokiran kepada TikTok dan beberapa aplikasi lain yang dikembangkan di China . Alasannya masih terkait keamanan data pengguna. BACA JUGA - Dikeroyok AS, Inggris dan India, Orang Andalan TikTok Cabut
Mengutip dari TechCrunch, Kamis (30/7/2020), anggota parlemen itu rencananya akan mengajukan usulan mereka kepada Pemerintah Jepang pada September 2020 mendatang.
Pengguna TikTok di Jepang semakin masif. Banyak tokoh-tokoh dan nama-nama terkenal di Negeri Sakura yang ikut membuat video berdurasi pendek di aplikasi di bawah naungan ByteDance itu.
Di sisi lain, kekhawatiran penyalahgunaan data tersebut sebenarnya bukan tak beralasan. Undang-Undang China memang menyebutkan, perusahaan China wajib bekerja sama dengan intelijen negara bila dibutuhkan dan harus serahkan data bila diminta.
Lagi-lagi tentu saja TikTok menampik tudingan itu. Entah yang ke berapa kali, Juru Bicara TikTok menegaskan bahwa aplikasinya tidak dikontrol oleh pemerintah China. Meski begitu, tetap saja kekhawatiran serupa muncul dari banyak pihak.
Juru Bicara itu menegaskan kembali, bahwa CEO TikTok merupakan warga negara Amerika Serikat. Selain itu, empat dari lima kursi dewan direksi induk perusahaan dikendalikan oleh beberapa investor global terkemuka di dunia.
“Ada banyak informasi yang salah tentang TikTok di luar sana,” tegasnya.
Mengutip dari TechCrunch, Kamis (30/7/2020), anggota parlemen itu rencananya akan mengajukan usulan mereka kepada Pemerintah Jepang pada September 2020 mendatang.
Pengguna TikTok di Jepang semakin masif. Banyak tokoh-tokoh dan nama-nama terkenal di Negeri Sakura yang ikut membuat video berdurasi pendek di aplikasi di bawah naungan ByteDance itu.
Di sisi lain, kekhawatiran penyalahgunaan data tersebut sebenarnya bukan tak beralasan. Undang-Undang China memang menyebutkan, perusahaan China wajib bekerja sama dengan intelijen negara bila dibutuhkan dan harus serahkan data bila diminta.
Lagi-lagi tentu saja TikTok menampik tudingan itu. Entah yang ke berapa kali, Juru Bicara TikTok menegaskan bahwa aplikasinya tidak dikontrol oleh pemerintah China. Meski begitu, tetap saja kekhawatiran serupa muncul dari banyak pihak.
Juru Bicara itu menegaskan kembali, bahwa CEO TikTok merupakan warga negara Amerika Serikat. Selain itu, empat dari lima kursi dewan direksi induk perusahaan dikendalikan oleh beberapa investor global terkemuka di dunia.
“Ada banyak informasi yang salah tentang TikTok di luar sana,” tegasnya.
(wbs)
tulis komentar anda