Rupiah Melemah, AISI Pede Capai Target Penjualan Motor 6,1 Juta Unit
Rabu, 01 November 2023 - 08:19 WIB
JAKARTA - Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) optimistis penjualan sepeda motor di dalam negeri bakal capai target 6,1 juta unit. Meskipun, kondisi saat ini nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat melemah.
Sebagai informasi, AISI memiliki target awal penjualan sepeda motor domestik sebesar 5,8 juta unit. Tapi melihat tren yang ada saat ini, seluruh anggota meyakini angka penjualan di akhir tahun ini bisa mencapai 6,1 juta unit.
Saat ini, sudah ada lebih dari 4,7 juta unit motor yang terjual di Indonesia. AISI hanya membutuhkan 1,3 juta unit lagi untuk mencapai target baru. Terlebih, masih ada dua bulan tersisa, dan kalkulasi penjualan di Oktober diharapkan menunjukkan hasil positif.
“Sekarang kan sisa tiga bulan. Anggaplah rata-rata ada 450 ribuan motor yang terjual setiap bulan. Berarti kan 1,4 juta. Kalau ditotal, sampai akhir tahun ada 6,1 juta unit. Lebih dari target,” kata Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial AISI, saat ditemui di ICE BSD City, Tangerang, beberapa waktu lalu.
Menanggapi melemahnya nilai tukar rupiah saat ini, Sigit mengatakan hal tersebut tidak akan langsung berdampak pada penjualan sepeda motor. Hal ini baru akan dirasakan oleh pelaku industri dalam beberapa bulan ke depan.
Apabila nilai tukar rupiah tak kunjung membaik, maka Sigit menegaskan seluruh anggota AISI akan kembali mendiskusikan mengenai ongkos produksi. Hal ini akan berdampak pada harga sepeda motor yang dijual masing-masing merek.
“Kalau di industri, pelemahan rupiah itu yang kita lihat tidak langsung memberikan dampak. Jadi dampaknya (baru terasa) tiga bulan ke depan. Tapi tiga bulan ke depan itu pasti ada naik-turunnya. Kalau trennya naik terus, pasti kita perlu bicara lagi soal ongkos produksinya,” ujarnya.
Pada September 2023, penjualan motor di Indonesia sempat melandai. Tapi Sigit yakin hasil di akhir tahun akan sesuai target. Mengingat, kendaraan roda dua merupakan moda transportasi favorit masyarakat di Tanah Air.
“Kami masih tetap yakin dengan target itu, karena kami melihat kebutuhan akan alat transportasi masih cukup besar. Yang perlu kami waspadai kenaikan suku bunga ini jangan berlanjut,” ucapnya.
Sebagai informasi, AISI memiliki target awal penjualan sepeda motor domestik sebesar 5,8 juta unit. Tapi melihat tren yang ada saat ini, seluruh anggota meyakini angka penjualan di akhir tahun ini bisa mencapai 6,1 juta unit.
Saat ini, sudah ada lebih dari 4,7 juta unit motor yang terjual di Indonesia. AISI hanya membutuhkan 1,3 juta unit lagi untuk mencapai target baru. Terlebih, masih ada dua bulan tersisa, dan kalkulasi penjualan di Oktober diharapkan menunjukkan hasil positif.
“Sekarang kan sisa tiga bulan. Anggaplah rata-rata ada 450 ribuan motor yang terjual setiap bulan. Berarti kan 1,4 juta. Kalau ditotal, sampai akhir tahun ada 6,1 juta unit. Lebih dari target,” kata Sigit Kumala, Ketua Bidang Komersial AISI, saat ditemui di ICE BSD City, Tangerang, beberapa waktu lalu.
Menanggapi melemahnya nilai tukar rupiah saat ini, Sigit mengatakan hal tersebut tidak akan langsung berdampak pada penjualan sepeda motor. Hal ini baru akan dirasakan oleh pelaku industri dalam beberapa bulan ke depan.
Apabila nilai tukar rupiah tak kunjung membaik, maka Sigit menegaskan seluruh anggota AISI akan kembali mendiskusikan mengenai ongkos produksi. Hal ini akan berdampak pada harga sepeda motor yang dijual masing-masing merek.
“Kalau di industri, pelemahan rupiah itu yang kita lihat tidak langsung memberikan dampak. Jadi dampaknya (baru terasa) tiga bulan ke depan. Tapi tiga bulan ke depan itu pasti ada naik-turunnya. Kalau trennya naik terus, pasti kita perlu bicara lagi soal ongkos produksinya,” ujarnya.
Pada September 2023, penjualan motor di Indonesia sempat melandai. Tapi Sigit yakin hasil di akhir tahun akan sesuai target. Mengingat, kendaraan roda dua merupakan moda transportasi favorit masyarakat di Tanah Air.
“Kami masih tetap yakin dengan target itu, karena kami melihat kebutuhan akan alat transportasi masih cukup besar. Yang perlu kami waspadai kenaikan suku bunga ini jangan berlanjut,” ucapnya.
(wib)
tulis komentar anda