Tesla Tarik Jutaan Mobil, Ada Masalah Apa?
Kamis, 14 Desember 2023 - 14:06 WIB
JAKARTA - Tesla menarik hampir dua juta unit mobil di Amerika lantaran masalah self-driving, untuk mencegah pengemudi menyalahgunakan fungsi Autopilot. Mobil-mobil yang di-recall meliputi Model S 2012-2013, Model X 2016-2023, Model 3 2017-2023, dan Model Y 2020-2023
Penarikan mobil-mobil Tesla ini terpaksa dilakukan setelah Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat melakukan penyelidikan selama dua tahun terhadap hampir 1.000 kecelakaan yang melibatkan fitur Tesla.
Dilansir dari Techradar, Kamis (14/12/2023), NHTSA mengatakan sistem Autopilot memberikan pengemudi rasa aman palsu, yang membuat mereka percaya benar-benar aman untuk digunakan menavigasi di jalan yang ramai sekalipun.
Hal ini sebetulnya tidak mengejutkan bagi sebagian orang karena kinerja buruk Autopilot terdokumentasi secara online. Di YouTube, banyak video yang menampilkan perangkat lunak Tesla yang crash tiba-tiba saat sedang berkendara.
Meskipun Tesla dalam manual booknya menyatakan mode ini dimaksudkan hanya untuk digunakan di jalan raya atau jalan dengan akses terbatas dan tetap dengan kontrol penuh pengemudi, masih banyak sopir yang bingung. Pernyataan ini membuat mereka berpikir bahwa teknologi tersebut aman digunakan di jalan raya tanpa adanya risiko.
Tesla saat ini setuju meluncurkan pembaruan perangkat lunak pada mobilnya yang membatasi penggunaan Autosteer jika pengemudi gagal menunjukkan mereka siap untuk melanjutkan kendali saat fitur tersebut aktif.
Cara kerjanya adalah pengemudi harus selalu memegang kendali dan menginjak rem jika perlu mengambil keputusan mendadak. Pengemudi tidak bisa hanya terus menggulir smartphone, dengan asumsi mobil akan menangani semuanya.
Tidak diketahui kapan patch tersebut akan dirilis atau apa saja dampaknya. Laporan penarikan yang disebutkan sebelumnya menyatakan bahwa ini akan mencakup penambahan notifikasi tambahan yang memberitahu orang untuk tetap waspada saat Autosteer diaktifkan.
Penarikan mobil-mobil Tesla ini terpaksa dilakukan setelah Administrasi Keselamatan Lalu Lintas Jalan Raya Nasional (NHTSA) Amerika Serikat melakukan penyelidikan selama dua tahun terhadap hampir 1.000 kecelakaan yang melibatkan fitur Tesla.
Dilansir dari Techradar, Kamis (14/12/2023), NHTSA mengatakan sistem Autopilot memberikan pengemudi rasa aman palsu, yang membuat mereka percaya benar-benar aman untuk digunakan menavigasi di jalan yang ramai sekalipun.
Hal ini sebetulnya tidak mengejutkan bagi sebagian orang karena kinerja buruk Autopilot terdokumentasi secara online. Di YouTube, banyak video yang menampilkan perangkat lunak Tesla yang crash tiba-tiba saat sedang berkendara.
Meskipun Tesla dalam manual booknya menyatakan mode ini dimaksudkan hanya untuk digunakan di jalan raya atau jalan dengan akses terbatas dan tetap dengan kontrol penuh pengemudi, masih banyak sopir yang bingung. Pernyataan ini membuat mereka berpikir bahwa teknologi tersebut aman digunakan di jalan raya tanpa adanya risiko.
Tesla saat ini setuju meluncurkan pembaruan perangkat lunak pada mobilnya yang membatasi penggunaan Autosteer jika pengemudi gagal menunjukkan mereka siap untuk melanjutkan kendali saat fitur tersebut aktif.
Cara kerjanya adalah pengemudi harus selalu memegang kendali dan menginjak rem jika perlu mengambil keputusan mendadak. Pengemudi tidak bisa hanya terus menggulir smartphone, dengan asumsi mobil akan menangani semuanya.
Tidak diketahui kapan patch tersebut akan dirilis atau apa saja dampaknya. Laporan penarikan yang disebutkan sebelumnya menyatakan bahwa ini akan mencakup penambahan notifikasi tambahan yang memberitahu orang untuk tetap waspada saat Autosteer diaktifkan.
(msf)
tulis komentar anda