Tak Disangka, Mobil Balap Formula E Ini Terbuat dari Limbah Daur Ulang
Senin, 25 Desember 2023 - 19:10 WIB
JAKARTA - Tim Formula E menemukan cara kreatif untuk mengubah limbah elektronik (e-waste) menjadi mobil balap.Tim Envision Racing telah menciptakan mobil Formula E pertama di dunia yang terbuat sepenuhnya dari e-waste. Mobil ini merupakan bagian dari kampanye untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan terhadap e-waste dan perubahan iklim.
Istilah E-waste dikenal sebagai perangkat listrik atau elektronik yang dibuang, mulai dari rokok elektronik sekali pakai, ponsel, laptop, pemutar MP3, colokan, dan baterai. Menurut Global E-waste Monitor, dunia menghasilkan 53,6 juta ton e-waste pada 2019. Angka ini diperkirakan akan meningkat mencapai 75 juta ton pada 2030.
Melansir Fox News, Senin (25/12/2023), e-waste bukan hanya berdampak pada pemborosan sumber daya yang besar, tetapi juga merupakan sumber polusi dan emisi gas rumah kaca yang signifikan.
E-waste mengandung zat beracun seperti timbal, merkuri, dan kadmium, yang dapat merembes ke tanah dan air, merugikan satwa liar dan kesehatan manusia. Selain itu, e-waste sering ditemui di negara-negara berkembang karena pekerja membongkar tanpa perlindungan atau peralatan yang memadai, mengekspos diri dan masyarakat mereka pada bahan berbahaya.
Salah satu alasan utama e-waste sulit dikelola karena banyak orang tidak menyadari dampaknya dan cara membuangnya dengan benar. Juga ada kekurangan kebijakan dan regulasi yang efektif untuk mendorong pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang e-waste. Selain itu, kurangnya infrastruktur dan fasilitas yang memadai untuk mengumpulkan, mengangkut, dan memproses e-waste dengan aman dan efisien.
Tim Formula E dari Envision Racing mengubahnya dengan memodifikasi mobil balap e-waste. Envision Racing bukan hanya tim Formula E terkemuka, tetapi juga juara bertahan. Program Race Against Climate Change-nya bertujuan untuk menginspirasi dan memberdayakan penggemar serta masyarakat umum untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim.
Sebagai bagian dari program ini, tim memutuskan untuk membuat mobil yang akan meningkatkan kesadaran tentang e-waste dan solusinya. Mereka bekerja sama dengan Liam Hopkins, seorang seniman dan desainer asal Inggris yang ahli dalam menciptakan patung dan instalasi dari bahan daur ulang. Mereka juga bekerja sama dengan Music Magpie, perusahaan teknologi Inggris yang membeli dan menjual barang elektronik bekas, untuk mendapatkan e-waste untuk mobil ini.
Istilah E-waste dikenal sebagai perangkat listrik atau elektronik yang dibuang, mulai dari rokok elektronik sekali pakai, ponsel, laptop, pemutar MP3, colokan, dan baterai. Menurut Global E-waste Monitor, dunia menghasilkan 53,6 juta ton e-waste pada 2019. Angka ini diperkirakan akan meningkat mencapai 75 juta ton pada 2030.
Melansir Fox News, Senin (25/12/2023), e-waste bukan hanya berdampak pada pemborosan sumber daya yang besar, tetapi juga merupakan sumber polusi dan emisi gas rumah kaca yang signifikan.
E-waste mengandung zat beracun seperti timbal, merkuri, dan kadmium, yang dapat merembes ke tanah dan air, merugikan satwa liar dan kesehatan manusia. Selain itu, e-waste sering ditemui di negara-negara berkembang karena pekerja membongkar tanpa perlindungan atau peralatan yang memadai, mengekspos diri dan masyarakat mereka pada bahan berbahaya.
Salah satu alasan utama e-waste sulit dikelola karena banyak orang tidak menyadari dampaknya dan cara membuangnya dengan benar. Juga ada kekurangan kebijakan dan regulasi yang efektif untuk mendorong pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang e-waste. Selain itu, kurangnya infrastruktur dan fasilitas yang memadai untuk mengumpulkan, mengangkut, dan memproses e-waste dengan aman dan efisien.
Tim Formula E dari Envision Racing mengubahnya dengan memodifikasi mobil balap e-waste. Envision Racing bukan hanya tim Formula E terkemuka, tetapi juga juara bertahan. Program Race Against Climate Change-nya bertujuan untuk menginspirasi dan memberdayakan penggemar serta masyarakat umum untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim.
Sebagai bagian dari program ini, tim memutuskan untuk membuat mobil yang akan meningkatkan kesadaran tentang e-waste dan solusinya. Mereka bekerja sama dengan Liam Hopkins, seorang seniman dan desainer asal Inggris yang ahli dalam menciptakan patung dan instalasi dari bahan daur ulang. Mereka juga bekerja sama dengan Music Magpie, perusahaan teknologi Inggris yang membeli dan menjual barang elektronik bekas, untuk mendapatkan e-waste untuk mobil ini.
tulis komentar anda