Tak Disangka, Mobil Balap Formula E Ini Terbuat dari Limbah Daur Ulang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim Formula E menemukan cara kreatif untuk mengubah limbah elektronik (e-waste) menjadi mobil balap.Tim Envision Racing telah menciptakan mobil Formula E pertama di dunia yang terbuat sepenuhnya dari e-waste. Mobil ini merupakan bagian dari kampanye untuk meningkatkan kesadaran dan tindakan terhadap e-waste dan perubahan iklim.
Istilah E-waste dikenal sebagai perangkat listrik atau elektronik yang dibuang, mulai dari rokok elektronik sekali pakai, ponsel, laptop, pemutar MP3, colokan, dan baterai. Menurut Global E-waste Monitor, dunia menghasilkan 53,6 juta ton e-waste pada 2019. Angka ini diperkirakan akan meningkat mencapai 75 juta ton pada 2030.
Melansir Fox News, Senin (25/12/2023), e-waste bukan hanya berdampak pada pemborosan sumber daya yang besar, tetapi juga merupakan sumber polusi dan emisi gas rumah kaca yang signifikan.
E-waste mengandung zat beracun seperti timbal, merkuri, dan kadmium, yang dapat merembes ke tanah dan air, merugikan satwa liar dan kesehatan manusia. Selain itu, e-waste sering ditemui di negara-negara berkembang karena pekerja membongkar tanpa perlindungan atau peralatan yang memadai, mengekspos diri dan masyarakat mereka pada bahan berbahaya.
Salah satu alasan utama e-waste sulit dikelola karena banyak orang tidak menyadari dampaknya dan cara membuangnya dengan benar. Juga ada kekurangan kebijakan dan regulasi yang efektif untuk mendorong pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang e-waste. Selain itu, kurangnya infrastruktur dan fasilitas yang memadai untuk mengumpulkan, mengangkut, dan memproses e-waste dengan aman dan efisien.
Tim Formula E dari Envision Racing mengubahnya dengan memodifikasi mobil balap e-waste. Envision Racing bukan hanya tim Formula E terkemuka, tetapi juga juara bertahan. Program Race Against Climate Change-nya bertujuan untuk menginspirasi dan memberdayakan penggemar serta masyarakat umum untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim.
Sebagai bagian dari program ini, tim memutuskan untuk membuat mobil yang akan meningkatkan kesadaran tentang e-waste dan solusinya. Mereka bekerja sama dengan Liam Hopkins, seorang seniman dan desainer asal Inggris yang ahli dalam menciptakan patung dan instalasi dari bahan daur ulang. Mereka juga bekerja sama dengan Music Magpie, perusahaan teknologi Inggris yang membeli dan menjual barang elektronik bekas, untuk mendapatkan e-waste untuk mobil ini.
Hasil kolaborasinya berupa mobil Recover-E, mobil Formula E Gen3 berukuran penuh yang dapat dikendarai sepenuhnya terbuat dari e-waste. Mobil ini memiliki berat 1.375 kilogram dan dapat mencapai kecepatan hingga 174 mph.
Mobil ini terbuat dari berbagai produk elektronik, seperti laptop, keyboard, mouse, ponsel, rokok elektronik, baterai, dan kabel. Mobil ini menunjukkan bagaimana e-waste dapat diubah dan digunakan kembali secara kreatif dan inovatif, bukannya dibuang dan dilupakan.
Recover-E bukan hanya sebuah mobil, tetapi simbol dari kampanye yang lebih besar untuk mengatasi e-waste dan perubahan iklim. Kampanye Recover-E bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak manusia dari e-waste dan kebutuhan untuk menggunakan kembali dan mendaur ulang produk listrik lama.
Kampanye ini juga berusaha mendidik dan mendorong orang untuk mengambil tindakan terhadap e-waste dan perubahan iklim, dengan membuat janji, mendonasikan atau menjual e-waste mereka, dan mendukung energi terbarukan dan mobilitas listrik.
Kampanye ini telah mengorganisir dan berpartisipasi dalam berbagai aktivitas dan acara untuk menyebarkan pesannya dan mencapai audiens yang lebih luas. Misalnya, meluncurkan kompetisi Recover E-Waste to Race, mengundang anak muda untuk membuat mobil e-waste mereka sendiri dari bahan elektronik daur ulang. Pemenangnya diumumkan di London ePrix, balapan terakhir musim Formula E 2022/23.
Mobil tersebut kemudian didatangkan ke pertemuan perubahan iklim COP28 pada akhir November 2023 lalu. Mobil ini juga akan menuju Davos, Swiss, pada Tahun Baru, untuk membawa isu e-waste kepada pemimpin dan pengambil keputusan global.
Kampanye ini telah mencapai hasil yang mengesankan, seperti menghasilkan 50.000 deklarasi e-waste dan mendapatkan pengakuan dari tokoh dan organisasi berpengaruh. Kampanye ini juga telah menginspirasi dan melibatkan anak muda dan penggemar di seluruh dunia untuk bergabung dalam Race Against Climate Change dan membuat perbedaan.
Istilah E-waste dikenal sebagai perangkat listrik atau elektronik yang dibuang, mulai dari rokok elektronik sekali pakai, ponsel, laptop, pemutar MP3, colokan, dan baterai. Menurut Global E-waste Monitor, dunia menghasilkan 53,6 juta ton e-waste pada 2019. Angka ini diperkirakan akan meningkat mencapai 75 juta ton pada 2030.
Melansir Fox News, Senin (25/12/2023), e-waste bukan hanya berdampak pada pemborosan sumber daya yang besar, tetapi juga merupakan sumber polusi dan emisi gas rumah kaca yang signifikan.
E-waste mengandung zat beracun seperti timbal, merkuri, dan kadmium, yang dapat merembes ke tanah dan air, merugikan satwa liar dan kesehatan manusia. Selain itu, e-waste sering ditemui di negara-negara berkembang karena pekerja membongkar tanpa perlindungan atau peralatan yang memadai, mengekspos diri dan masyarakat mereka pada bahan berbahaya.
Salah satu alasan utama e-waste sulit dikelola karena banyak orang tidak menyadari dampaknya dan cara membuangnya dengan benar. Juga ada kekurangan kebijakan dan regulasi yang efektif untuk mendorong pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang e-waste. Selain itu, kurangnya infrastruktur dan fasilitas yang memadai untuk mengumpulkan, mengangkut, dan memproses e-waste dengan aman dan efisien.
Tim Formula E dari Envision Racing mengubahnya dengan memodifikasi mobil balap e-waste. Envision Racing bukan hanya tim Formula E terkemuka, tetapi juga juara bertahan. Program Race Against Climate Change-nya bertujuan untuk menginspirasi dan memberdayakan penggemar serta masyarakat umum untuk mengambil tindakan terhadap perubahan iklim.
Sebagai bagian dari program ini, tim memutuskan untuk membuat mobil yang akan meningkatkan kesadaran tentang e-waste dan solusinya. Mereka bekerja sama dengan Liam Hopkins, seorang seniman dan desainer asal Inggris yang ahli dalam menciptakan patung dan instalasi dari bahan daur ulang. Mereka juga bekerja sama dengan Music Magpie, perusahaan teknologi Inggris yang membeli dan menjual barang elektronik bekas, untuk mendapatkan e-waste untuk mobil ini.
Hasil kolaborasinya berupa mobil Recover-E, mobil Formula E Gen3 berukuran penuh yang dapat dikendarai sepenuhnya terbuat dari e-waste. Mobil ini memiliki berat 1.375 kilogram dan dapat mencapai kecepatan hingga 174 mph.
Mobil ini terbuat dari berbagai produk elektronik, seperti laptop, keyboard, mouse, ponsel, rokok elektronik, baterai, dan kabel. Mobil ini menunjukkan bagaimana e-waste dapat diubah dan digunakan kembali secara kreatif dan inovatif, bukannya dibuang dan dilupakan.
Recover-E bukan hanya sebuah mobil, tetapi simbol dari kampanye yang lebih besar untuk mengatasi e-waste dan perubahan iklim. Kampanye Recover-E bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang dampak manusia dari e-waste dan kebutuhan untuk menggunakan kembali dan mendaur ulang produk listrik lama.
Kampanye ini juga berusaha mendidik dan mendorong orang untuk mengambil tindakan terhadap e-waste dan perubahan iklim, dengan membuat janji, mendonasikan atau menjual e-waste mereka, dan mendukung energi terbarukan dan mobilitas listrik.
Kampanye ini telah mengorganisir dan berpartisipasi dalam berbagai aktivitas dan acara untuk menyebarkan pesannya dan mencapai audiens yang lebih luas. Misalnya, meluncurkan kompetisi Recover E-Waste to Race, mengundang anak muda untuk membuat mobil e-waste mereka sendiri dari bahan elektronik daur ulang. Pemenangnya diumumkan di London ePrix, balapan terakhir musim Formula E 2022/23.
Mobil tersebut kemudian didatangkan ke pertemuan perubahan iklim COP28 pada akhir November 2023 lalu. Mobil ini juga akan menuju Davos, Swiss, pada Tahun Baru, untuk membawa isu e-waste kepada pemimpin dan pengambil keputusan global.
Kampanye ini telah mencapai hasil yang mengesankan, seperti menghasilkan 50.000 deklarasi e-waste dan mendapatkan pengakuan dari tokoh dan organisasi berpengaruh. Kampanye ini juga telah menginspirasi dan melibatkan anak muda dan penggemar di seluruh dunia untuk bergabung dalam Race Against Climate Change dan membuat perbedaan.
(msf)