Mirip HP, Wireless Charger Mobil Listrik Sudah di Depan Mata
Sabtu, 24 Februari 2024 - 11:02 WIB
JAKARTA - Teknologi mobil listrik semakin berkembang. Salah satunya adalah pengisi daya nirkabel yang mulai masuk tahapan uji coba. Ke depan, pengisian daya mobil listrik akan semakin praktis tanpa kehadiran colokan dan kabel yang rumit.
Sederhananya, pengemudi mobil listrik hanya perlu memarkirkan mobil di tempat parkir khusus saat waktunya mengisi daya, menunggu lampu di dashboard menyala, lalu ke luar dari mobil dan melanjutkan aktivitas.
"Pengisian tetap menjadi salah satu poin kecemasan bagi pembeli mobil listrik, dan kami membuatnya menjadi sesuatu yang hanya terjadi di latar belakang," kata Alex Gruzen, chief executive officer di WiTricity Corp, dilansir dari Gulf News, Sabtu (24/2/2024).
Pengisian nirkabel kendaraan listrik bekerja dengan menggunakan resonansi magnetik dan pad pengisian untuk menghasilkan medan pengirim daya. Ketika sebuah coil di receiver di bawah mobil sejajar dengan coil di pad pengisian, receiver menangkap energi tersebut dan memberikannya ke baterai mobil. Teknologi ini mirip dengan pengisian telepon nirkabel, yang juga memerlukan receiver dan coil yang sejajar; namun sistem EV dapat bekerja dengan jarak hingga 250 milimeter.
Meski tampaknya menarik, optimisme Gruzen tentang wireless charger mobil listrik tak semudah yang dibayangkan. Masih banyak hambatan, terutama soal kecepatan pengisian yang lambat serta dukungan ekosistem stasiun-stasiun pengisian daya. Sebagian besar charger nirkabel sebanding dengan charger Level 2 (jenis yang akan digunakan di rumah) dan bukan charger cepat yang tersedia di stasiun publik. Mobil listrik juga perlu dirancang dengan pengisian nirkabel. “Meskipun retrofitting EVs dapat dilakukan, dalam praktiknya hal itu dapat mencabut garansi baterai mobil,” kata Amaiya Khardenavis, seorang analis di Wood Mackenzie.
Hambatan-hambatan ini membuat pengisian daya nirkabel kendaraan listrik sebagian besar hanya ada dalam bentuk proyek percobaan. Beberapa produsen mobil di China dan Korea Selatan sedang menguji teknologi tersebut pada mobil penumpang baru, tetapi banyak percobaan pengisian nirkabel ditujukan untuk kendaraan komersial, yang cenderung memiliki rute yang konsisten dan kemewahan untuk mengisi daya semalaman di tempat parkir tetap.
Pada musim panas ini, WiTricity berencana meluncurkan sistem nirkabel Halo-nya pada mobil golf E-Z-GO dan kendaraan ringan, setelah memamerkan teknologi tersebut pada mobil-mobil retrofitted seperti Ford Mustang Mach-E. Investor perusahaan termasuk Mitsubishi Corp. dan Siemens AG, dan WiTricity memiliki kemitraan untuk mendemonstasikan pengisian nirkabel pada mobil yang dibuat oleh KG Mobility dari Korea Selatan. WiTricity mengatakan mobil penumpang bisa mendapatkan hingga 35 mil pengisian per jam dengan teknologinya.
Sederhananya, pengemudi mobil listrik hanya perlu memarkirkan mobil di tempat parkir khusus saat waktunya mengisi daya, menunggu lampu di dashboard menyala, lalu ke luar dari mobil dan melanjutkan aktivitas.
"Pengisian tetap menjadi salah satu poin kecemasan bagi pembeli mobil listrik, dan kami membuatnya menjadi sesuatu yang hanya terjadi di latar belakang," kata Alex Gruzen, chief executive officer di WiTricity Corp, dilansir dari Gulf News, Sabtu (24/2/2024).
Pengisian nirkabel kendaraan listrik bekerja dengan menggunakan resonansi magnetik dan pad pengisian untuk menghasilkan medan pengirim daya. Ketika sebuah coil di receiver di bawah mobil sejajar dengan coil di pad pengisian, receiver menangkap energi tersebut dan memberikannya ke baterai mobil. Teknologi ini mirip dengan pengisian telepon nirkabel, yang juga memerlukan receiver dan coil yang sejajar; namun sistem EV dapat bekerja dengan jarak hingga 250 milimeter.
Meski tampaknya menarik, optimisme Gruzen tentang wireless charger mobil listrik tak semudah yang dibayangkan. Masih banyak hambatan, terutama soal kecepatan pengisian yang lambat serta dukungan ekosistem stasiun-stasiun pengisian daya. Sebagian besar charger nirkabel sebanding dengan charger Level 2 (jenis yang akan digunakan di rumah) dan bukan charger cepat yang tersedia di stasiun publik. Mobil listrik juga perlu dirancang dengan pengisian nirkabel. “Meskipun retrofitting EVs dapat dilakukan, dalam praktiknya hal itu dapat mencabut garansi baterai mobil,” kata Amaiya Khardenavis, seorang analis di Wood Mackenzie.
Hambatan-hambatan ini membuat pengisian daya nirkabel kendaraan listrik sebagian besar hanya ada dalam bentuk proyek percobaan. Beberapa produsen mobil di China dan Korea Selatan sedang menguji teknologi tersebut pada mobil penumpang baru, tetapi banyak percobaan pengisian nirkabel ditujukan untuk kendaraan komersial, yang cenderung memiliki rute yang konsisten dan kemewahan untuk mengisi daya semalaman di tempat parkir tetap.
Pada musim panas ini, WiTricity berencana meluncurkan sistem nirkabel Halo-nya pada mobil golf E-Z-GO dan kendaraan ringan, setelah memamerkan teknologi tersebut pada mobil-mobil retrofitted seperti Ford Mustang Mach-E. Investor perusahaan termasuk Mitsubishi Corp. dan Siemens AG, dan WiTricity memiliki kemitraan untuk mendemonstasikan pengisian nirkabel pada mobil yang dibuat oleh KG Mobility dari Korea Selatan. WiTricity mengatakan mobil penumpang bisa mendapatkan hingga 35 mil pengisian per jam dengan teknologinya.
Baca Juga
tulis komentar anda