VinFast Pede Ekspansi Global dan Masuk Pasar Indonesia Padahal Terus Merugi

Sabtu, 24 Februari 2024 - 15:05 WIB
Le Thi Thu Thuy beralasan, pembangunan diler baru di Amerika tahun ini akan mendorong penjualan VinFast di 2024. Mulanya, VinFast ingin meniru cara berjualan langsung (direct to sales) ala Tesla, tapi gagal. Sekarang, mereka berjualan dengan cara “hybrid”. Ada yang langsung ke konsumen, juga tetap bekerja sama dengan diler.

70 Persen Penjualan Berasal dari Vietnam

Terlepas dari ekspansi besar-besaran VinFast, harus dicermati bahwa penjualan mereka sangat tergantung pada permintaan domestik. Jadi, mereka belum pernah terbukti berhasil di pasar global.

Sekitar 70% pengiriman mobil VinFast ditujukan ke afiliasinya, Green SM (GSM), operator taksi dan penyedia leasing yang didukung oleh CEO VinFast, Pham Nhat Vuong. Pendapatan kuartal keempat VinFast adalah USD437 juta atau di bawah perkiraan analis rata-rata USD570,9 juta, demikian data LSEG.



Terus Ekspansi

Didirikan pada 2017 dan memproduksi EV sejak 2021, VinFast memang telah mengumumkan berbagai rencana pertumbuhan EV di luar negeri. VinFast sedang membangun pabrik di North Carolina yang diharapkan akan diluncurkan pada tahun 2025, serta merencanakan fasilitas manufaktur pertamanya di India.

Thuy mengatakan perusahaan menargetkan “dua pasar besar”, Indonesia dan India. VinFast akan menerapkan skema sewa baterai dengan pelanggan membayar biaya bulanan yang sama atau lebih rendah dari biaya bensin untuk kendaraan yang setara.

VinFast berambisi meluncurkan pabrik di India dan Indonesia pada 2026. Hingga saat itu, pabriknya di Vietnam dapat memasok mobil ke AS dan pasar lainnya.

VinFast juga berfokus untuk masuk ke Kanada hingga Eropa, serta Filipina. Pada Agustus 2023, saham VinFast melantai di Nasdaq. Valuasi mereka sempat meroket sebelum akhirnyaanjlok.
(dan)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More